Kumpulan Puisi Indah Pemenang Lomba Cipta Puisi Romantika Masa Remaja
Fatamorgana
By : Tika Thalia Febriana
Malam itu..
Malam yang tak pernah ku harapkan sebelumnya.
Malam yang tak ku impikan.
Malam itu.. Dia datang,
Bayang – bayang itu mulai bertamu ke dalam pikiran ku.
Malam itu..
Ku coba untuk menutup mata sejenak
Ku coba untuk tak mengacuhkan kedatangannya
Tapi apa ?
Aku gagal..
Aku tak bisa..
Aku tak paham dengan semua ini..
Semenjak malam itu..
Dia hanya ada di dalam bayangan,
Hanya ada di dalam ilusi ini..
Dialah fatamorgana ku..
Fatamorgana yang seakan – akan selalu menemani langkahku
Fatamorgana yang seakan – akan tidak akan melepasku
Hari ini..
Aku tak paham, aku tak bisa mengerti
Dia hanyalah bayangan
Dia hanyalah mimpi
Dia tidak nyata !
Hari ini..
Aku tak berdaya
Aku merasa lelah dengan langkah ini
Aku muak dengan hari – hari yang ku lalui
Mengapa dia tidak mendengar ?
Mengapa dia tidak melihat ?
Mengapa dia tidak melangkah mendekat ?
Mengapa dia tidak nyata ?
Wahai fatamorganaku, datanglah !
Ku ingin kau mengukir senyuman di wajah sendu ini…
Dan air mata pun kan malu bila tlah melihatmu..
Kala Itu
Kala itu..
Kau memandang segan
Aku menunduk sungkan
Kala itu.
Menangis adalah senyuman
Agar kita bisa bertatapan
Kau melihatku dengan kepastian
Tapi aku melihatmu dengan keraguan
Sekarang ini…
Aku tertawa mengenangnya
Tak bisa kuutarakan
Hanya pada angin suara ku hembuskan
Pada engkau yang kurindukan
Rinduku sudah lenyap dalam dekapan angin
Sesalku tak melihatmu hanya karena takut dengan perasaan semu
Kesalku pada diri
Menyadari terlambatnya hati
Kini aku..
Menitipkan rindu cinta pada desahan angin
Agar ia bebas
Tak terkekang waktu
Tak terbatas tempat
Menemukan tujuannya
Pada saat yang tepat
Pada hati yang menanti
Pada jiwa yang bahagia
Aku percaya.
e-mail : liajulian96@gmail.com
Nama Lengkap : Ilham Juliawati
Biarkan Ku Melayang
Restu Rizki M.
Api kelam di sudut kebiruan
Bakar kesedihan lepaskan jeratan sang sepi
Bukan aku tak mengerti etika atau sang norma
Hanya saja ingin ku bebaskan jeratan penuh sepi
Membiarkan rasa ingin tahuku terbang melayang
Menyusuri setiap canda cinta sang romantisme
Hanya berdua dalam buaian bahagia penuh kekanak kanakan
Hingga saat
Badai kebosanan membuatku lelah
Terik tak berujung membuat air mataku mengering
Dan saat
Satu kesatria hadir
Bawakan sayap sakral tuk temaniku terbang melayang
Dalam satu perlindungan dibawah janji suci
e-mail : resturm24@gmail.com
Terlambat Mencintaimu Akhirnya Cintaku Tak Sampai
OLEH : AHMAD SYAFII
Terlambat kumengerti
Akan semua yang ada
Terlambat kusadari
Akan cintamu untukku
Aku tahu
Hujan telah menjadi saksi
Akan besarnya cintamu padaku
Tapi, kenapa aku baru menyadarinya sekarang
Setelah kau pergi jauh dariku
Setelah kau meninggalkanku
Kini kurasakan kau teramat berarti untukku
Tapi, sekarang kau telah bahagia dengan cintamu
Tanpa harus menunggu cintaku
Namun, detik ini aku mengharap cintamu
Yang kusadari, tak mungkin akan berpihak kepadaku
Angin yang berhembus
Sinar senja yang menghias langit biru
Yang menjadi saksi
Bahwa aku kini mencintaimu
Cintaku hilang dalam siang
Tenggelam dalam gelap malam
Impian terbang ke atas awan
Mimpi pun menjauh perlahan
Terperosok daku di semunya lembah kalbu
Terjerat kasih yang ambigu
Terperangkap dalam senyum palsu
Merenda luka masa lalu
Perih pedih jiwa ini
Menanti waktu yang takkan kembali
Menuai duka tanpa tepi
Menyambut keramaian yang sepi
Cinta tak kuasa berdiri
Harapan telah mati
Sayang tinggal dikenang
Fatamorgana hanyalah fana
Rindu kini hanya jemari
Menghitung luka hati
Merasuk kisah sunyi
Tanpa akhir pasti
Mentari
Hujan kembali datang,
Petirnya menyambar-nyambar
Seperti memberiku peringatan
Mentari menghilang,
Bersembunyi dibalik awan
Kau datang memberiku senang,
Pergi meninggalkan tangisan.
Rumput bergoyang tertiup angin
Gerak kesana-kemari,
Sungguh Ku tak
ingin sesalku mengitari.
Angin menerpaku,
Membuatku seakan terbang melayang
Mentari tidakkah kau tahu?
Ku terpaku menantikan terang...
Tn. Gitar
Di bawah gedung tua
Tak bisa aku mengedipkan sang indra
Rasanya lebih kaku, tak berkata
Sampai tetes embun terdengar sukma
Tak tahu berapa lama lagi
Menyembunyikan kebenaran hati
Satiap berjumpa aku biasa
Setiap melihat aku pura-pura
Tahukah kau Tn. Gitar?
Alunan kasih dalam diriku
Memanggil teman baiknya
Ya benar, itu hatiku
Namun, aku tersadar siapa raga ini
Keberanian pun tak akan bisa melakukannya
Cukuplah aku dan Tuhan.
Terima kasih sudah menjadi sejarah dari hidup.
Cinta Jarak Jauh
Oleh : Yuyun Wahyuni
Rumah ini kita namai rindu,
di mana jarak tertidur dengan pulasnya,
dukamu berayun di beranda rumah,
dan senyummu sembunyi di kolong tempat tidur
tempat ini sunyi, juga berantakan.
Rupanya kau tak pernah merawatnya,
Ah, tak masalah, Sayang.
Aku percaya kau sibuk, aku juga akan menyibukkan diri dengan menghancurkan rumah itu
Hingga jarak terbangun dan ikut musnah.
Alamat e-mail : agustinwahyuniii@gmail.com
Sajak Kehidupan Romantisme Remaja
Nadia Praviani
Suka…
Cinta…
Pacaran…
Putus…
Itulah siklus keromantisan remaja yang telah ada sejak dulu
Gebetan…
Pacar…
Mantan…
Adalah status romantisme yang pasti didapatkan setiap remaja
Friendzone…
Sebuah status yang sangat memilukan
Mudah sekali terjebak dan sulit terbebas
Pemberi harapan palsu…
Kata tertajam yang seringkali terucap
Penyebab air mata yang tak terbendung lagi
Akibat hati ini terlalu tinggi bermimpi
Senyum…
Adalah kado yang paling sering diberikan oleh kekasih
Keromantisan itu…
Tak memiliki nilai ukur
Namun sering dijadikan parameter sebuah hubungan
Pertengkaran…
Bukanlah api dalam sebuah hubungan
Namun tak jarang terjadi kebakaran di dalamnya
Hingga menghanguskan segala sesuatunya
Belenggu
(Oleh: Athaya Shafiyya)
Aku berjalan
Ditengah gelapnya malam
Tanpa adanya penerangan
Aku terus berjalan
Tanpa tahu dimana tujuan
Ingin aku berteriak
Meninggalkan semua jejak
Dan kembali memakai akal sehat
Tapi apa aku sanggup?
Apa aku bisa keluar darimu?
Keluar dari belenggu
Belenggu kasih tiada arti
Semakin ku mencari makna,
Aku sampai di titik yang sama;
Cinta buta.
Sampai ku bertemu denganmu disini
Kamu adalah takdir
Takdir ku dalam menghapus perih
Perih bak gores belati
Luka dalam merobek kulit
Aku ingin kau tahu,
Aku mencintaimu
Tapi kau membisu
Terdiam bagaikan batu
Aku mohon,
Jadilah tangan untukku
Entaskan aku dari belenggu
Jadilah kasih yang memberi arti
Agar aku tak tersesat menapaki
Jadilah fajar alam ini
Agar terang jalanku menuju ufukmu.
Asmara Membara
(Karya: Mona Monika)
Terpaku diriku melihat senyumannya
Senyuman yang mampu menggetarkan jiwa
Menyesakkan nafas didada
Membangun angan-angan diatas rasa
Sungguh aku tidak bisa berpaling darinya
Dirinya sangatlah sempurna
Bagaikan kupu-kupu yang terbang
Akan terus ku datang
Tak peduli panas mengekang
Semangat akan terus tertantang
Demi kasih seputih tulang
Cinta..
Tak mampu aku kendalikan semua
Aku terhipnotis akan pesonanya
Terus terjebak di dalam asmara yang kian membara
Masa remaja yang penuh cinta
Tumbuh dengan mudah bagaikan bunga bunga
Email: mona.monika144@gmail.com
Romantika masa remaja
Ku kias bait puisi ini
Membiar lazuardi memercik mentari
Kerling senjamu mencuri hati
Nelangsa aku bak pelangi
Merah, biru. Kuning
Lalu mengaduh rindu
Disisik awan putih itu
Kita mengharu biru
Terbang menerpa waktu
Jika kau disana
Dia disitu
Dan aku disini
Kita menyarat rindu
Menitip cinta dicakar camar
Menaut kasih di pelabuhan
Mendatangkan serdadu pencinta
Dan tidur sambil tawa sendiri
Mengingat warna warna
Kita adalah masa
Menyembul menunggu siang
Kita nan bunga
Meletup bermekaran
Kita jua rembulan berbintang
Melintas horison berkilau pecah
Kita cinta bianglala
Bersemi mencorakkan warna berbeda
Tentunya.. dimasa remaja kita.
(abdya.07-3-2016)
Oleh Arya Nurrizki
NO BESTIE
Kita berteman sangat baik
Secara kasat mata terlihat begitu jelas
Awalnya sangat menentramkan , tetapi
Itu semua semu , itu semua bohong
Tidak ada cinta yang abadi di dunia ini
Bayangkan
Diriku selalu mengalah darinya
Selalu memenuhi perkataannya
Selalu menolongnya
Selalu membelanya
Selalu mendukungnya dan
Selalu berada disampingnya
Namun , sebenarnya aku tinggallah seorang diri
Aku tak pernah berharap ia selalu ada
Terlebih kenyataannya karena aku itu sangat berbeda
Jauh dari kebisingan dunia
Walaupun suatu saat pasti dia menemukan yang lain
Aku disni pasti sendiri lagi
Mengobati luka hati yang lara
Mencoba bangkit dari kenyataan dan
Selain dari beban hutang budiku
Aku menyayanginya lebih dari seorang sahabat.
Gadis Setengah Enam
(Jam menunjukkan pukul tujuh belas lewat lima belas menit. Pantofel terlepas lebih awal dari biasanya. Lekuh-lekih napasnya terdengar parau)
Kini, jendela menjadi tempat berahi bagiku
Seyogianya kutarik bangkai didepannya
Dan mataku melotot, melayang didepannya
Megap-megap
Adakah yang kau lihat?
Gadis setengah enam yang kutunggu!
Ia berlari dan aku yang mengap-mendam
Kata orang, ia akan mengikuti lomba lari
Dan kata orang lainnya, ia tengah berusaha sekuat tenaga,
Memenangkan kejuaraan lari yang menjadi abdinya
“Lebih baik kau memenangkan hatiku” pikirnya dalam hati
Malam masih terlalu muda untuk menandinginya, bukan?
Dan kemala masih terlalu aksa untuk mengejarkan
Terengah-engah sekalipun
Tak akan sanggup menyuji sekelebat arsiran tubuhnya
Manis mendera, barangkali
Kemarin, wajahnya tak lagi memantulkan sumirat senja
Meskipun peluhnya gemerlapan dan mengerlap
Tak sanggup mendekam wajah nelangsanya
Sungguh enggan
Seakan-akan mengumbar jerit yang tengah ia kepal
Dengan tangan kanan yang gemetar
Harapku, senyumnya akan kembali
Padang, 9 Januari 2016, 15:17 WIB
Nama saya Bagus Yulianto, mahasiswa Politeknik Negeri Padang, jurusan Teknik Elektro. Pengalaman dalam menulis, pernah menerbitkan puisi bersama dalam buku “Sang Pemilik Rahim” dan penerbitan cerpen bersama dalam buku “Rahasia Hati Jilid 1.” FB : https://www.facebook.com/bagus.yulianto.585 , Twitter : @DuniaSastraku , Email : newbagusyulianto@gmail.com dan kunjungi juga blog saya di www.bagsus.blogspot.com
“Kelopak Kenangan”
Oleh; Muhrodin “AM”*
Adalah engkau, duhai sang pemantik kenangan
Adakah yang lebih syahdu dari syair-syair cinta yang terpancar dari nyanyian kesetiaan?
Di netramu yang abu-abu,
Aku tenggelam, hingga lupa cara untuk berpulang
“
O, bunga yang digugurkan angin kembara
Masih adakah putik cinta untuk kusematkan di atas daun-daun surga?
Bila cahaya kutemukan di telaga mata air bianglala
Tak perlu (lagi) bahasa kata untuk menjelaskan, “Aku sedang jatuh cinta.”
“
Di netramu, ada bening
Yang kerap meruntuhkan kelopak kenangan
Bagai karang di lautan,
Bagai ombak, yang setia menawarkan kerinduan...
PPAI, 07 Maret 2016*
Email: Muhrodin.am@gmail.com
Jerit Lukisan
Menatap wajah di depan cermin
Terlihat bulat mata hampir menangis
Hidung bergumul naik
Bibir menimpa senyum bulat tertarik
Terlihat bulat wajah nampak berseri
Berjejer rambut melilit
Tak nampakkan telinga lebarnya
Digoreskan kuas di atas kanvas
Warna merah pada pipi
Warna hitam pada dahi
Jerit menyerit bayangan
Dibelakang memeluk wajah tampan
Toleh halus perlahan mengerucut
Sang perisai perlahan hilang
Aku berjalan di atas pasir
Mengejar desir teruntuk nyawa
Aku mengais kasih bersama
Terjatuh air di tanah api
Berdiri tegak di pojok kanan
Mengelus bayangan asa
Sosok perisai idaman hati
Terhapus sosok perempuan berdua
Jeritan tertoreh di lukisan
Nama : Juniastuti Minasari
Alamat : Jl.Ikan Piranha Atas 70 A Rt 03 Rw 01 Kel. Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru
E mail : Nias306@yahoo.com/pie. mie 533@gmail. Com
FB : Nias Tembem
HP : 085649960820
“Romantika masa remaja”
Oleh : haidar jaganegara
Mendayung dalam lamunan
Dialiri kegalauan yang terus mengalir menemani malam
Hujan bagaikan irama
Dalam dekap musik sedih kami bercerita
Malam terus larut
Pekat malam mendekamkan kesunyian
Langit kini tak terlihat mukanyanya
Karna mendung sedang membalut rona wajahnya
Alangkah sendunya kalbu ini
Merasakan kesendirian yang tak kunjung padam
Malam ini hanya ditemani kicauan kodok yang meminta hujan lagi
Ahh, sungguh romantika kenangan tentangnya menarik narik memori kalbu
Memang kenangan tinggal kenangan
Usang lagi berdebu
Terkenang dia si gadis senja
Walau kini hanya Tinggal puing puing kecil bak serpihan kayu yang termakan rayap
aku harap cerita kita menjadi karya tulis malam inii
TERPESONA
Rosa Hervita
Mentari mulai mendekat
Langit tersipu malu
Semilir asmara berhembus
Menyusup perlahan
Menembus relung jiwa
Memenuhi pikiran
Memendam rasa
Mengunci rapat bibirku
Hanya mata yang berbicara
Ingin mengenalmu lebih baik
Blitar, 7 Maret 2016
Kenangan Lalu
Masa itu t'lah berlalu
Masa dimana hari-hariku penuh dengan langkah seribu
Lalu lalang mengarungi dataran bebatuan tanpa kenal lelah
Berpetualang menjelajahi kehidupan baru
Menyelami jati diri
Mencari arti kehidupan
Menemukan persahabatan
Pun mengenal cinta pertama
Rasa yang kata orang selalu bersemayam dalam hati setidaknya 1% selama hidupmu sampai ujung hidupmu
Katanya... ya .... katanya
Masa remaja adalah masa yang takkan pernah usang ‘tuk dikenang
Karena mengenangnya membuatku tersenyum
Pun geli sendiri
Mengingat betapa culunnya ku dimasa itu
Bahkan karena mengenangnya tanpa terasa air mata tak terelakkan ‘tuk menetes
Karena masa itu takkan terulang kembali
Fatamorgana
(karya : Citra Resti Pamulia)
Seorang musafir menyusuri gersangnya gurun pasir
Olehnya dilihat hamparan oase di kejauhan
Fatamorgana, itulah nyatanya
Yang telah memberikan ia sebuah pengharapan
Dan mampu melukiskan sebentuk bulat sabit di bibirnya
Namun lukisan itu kini lenyap, hanya dalam sekejap mata
Apa pantas jika ia menyalahkan keadaan?
Tak sopankah bila ia ikut berperan?
Tapi Tuhan sudah berkehendak
Ia bukan Nabi, yang imannya kuat
Ia bukan Aulia, yang diberi keyakinan kokoh
Ia hanya umat biasa, yang hatinya mudah terjamah
Jalanan memang tak terlampau pekat
Namun batinnya teramat kelam
Bayang-bayang fatamorgana itu,
Silih berganti melintas di depan mata
Ia merindukannya…
Kini, cukuplah sudah ia berharap
Ia masih terkurung dalam perjuangan yang tak pasti
Namun setidaknya ia sudah berjuang
Atau mungkin sudah berharap banyak
Episode indah menanti di depan mata
Ini akan menjadi rencana terindah-Nya
Sayang..
Pelukmu adalah cara paling aneh dalam hal menyampaikan, melemahkan logika, menguatkan intuisi.
Ia sudah mengakar dalam nadiku.
Dan aku tak ingin melepaskan diri dari itu.
Sayang..
Sudah seharusnya aku tak bermain-main dengan apa-apa yang diluar kekuasaanku,
Tetapi aku bersedia menghadapi apapun untuk sebuah kehangatan sepertimu.
Sayang..
Aku lemah untuk tidak merindukanmu.
Aku menunggumu untuk bertemu dan sekedar melepas sedikit rindu.
Sayang..
Kita adalah dua manusia yang sedang dan akan bertahan sekuat hati dan saling menyadari bahwa mencari hanya akan membuat diri letih, maka bertahan adalah satu satunya pilihan meskipun tak jarang perasaan merasakan kelelahan.
Kita hanyalah dua manusia seperti aliran air yang sedang mencari muara.
Kita hanyalah dua manusia yang memilih cinta, cinta yang menjanjikan damai, menawarkan keindahan dan ketenangan.
Kita hanyalah dua manusia yang sedang teramat menginginkan kebersamaan abadi esok hari, lusa hingga tiba waktu indah suatu hari nanti.
Hidup memang hanya sesaat tetapi dirasa tak singkat.
Hanya janji Tuhan yang seharusnya kita ingat Sang Maha Menjanjikan kebahagiaan hingga kita bersama di akhirat.
-Nur Qomariyah-
Inikah cinta?
Aku tersipu, pipiku memerah setiap namanya disebut.
Ada yang berdegup tak beraturan disana, saling berlomba sepertinya.
Selalu ingin memungkiri apa yang kurasa.
Takut akan kesalahan fitrah yang tak diundang.
Hati terus bertanya-tanya.
Mencoba terus mengelak, membentenginya.
Tidak boleh berlebih.
Simpan dengan rapi.
Untuk orang yang diridhoi Allah nanti.
Jika berjodoh, Allah akan satukan kami.
Puisi "senja telah usai"
Karya: Tarra Nusanti
aku selalu merindukan senja
Selalu meminta pada langit
Untuk bertemu senja
Aku selalu meminta pada malam,
Agar ia menunda sedikit lebih lama
Senja hadir menghias rasaku
Menumpahkan kilau warnanya
Yang nampak sama namun berbeda
Hingga aku jatuh cinta
Aku mencintaimu......SENJA
Diriku adalah pantai yang penuh dengan senja
Senja itu kamu
Senja yang kurindu
Senja yang kudamba
Namun kini senja tak lagi sama
Aku terperosok didalam langit malam
Senja yang kini cepat berlalu
Terlalu cepat usai
Hingga aku merasa tak mempunyai waktu melihat senja
Apa senja tak mencintai pantai lagi?
Senja yang kurindu
Entah kemana ia pergi
Sepanjang hari aku menunggu
Berharap kau sampai sebelum kelam
Demi sepasang lengan yang utuh memeluk
Aku selalu menunggu senja
Selalu merindukan senja
Karna senja telah kubenamkan dalam hatiku
Pantai tak lagi indah
Tanpa senja yang bergulir
Dan kini
Aku kehilangan senja
E-mail: dolphin.arhaquin@gmail.com
Fb: https://m.facebook.com/crobohbuanged?ref=bookmarks
Nama fb: Tarha Zagitha Quuendierha
"BERSAMA MATAMU"
Karya : Tarra Nusanti
Kubiarkan kau menjadi bibir,untuk tersenyum
Kubiarkan kau menjadi kaki, untuk terus melangkah
Kubiarkan kau menjadi bahu untuk bersandar
Lalu akan kubiarkan kau untuk menjadi apapun
Yang ada dalam diri ini
Ragaku, rasaku, pikiranku
Semuanya..
Namun, pernahkah kau bertanya padaku
Aku ingin menjadi apa?
Pernahkah kau cemaskan aku?
Pernahkah kau membiarkanku menjadi matamu?
Inginku menjadi mata untuk menatap
Setengah tubuhku menggigil memikirkanmu
Bahkan hanya menatap saja aku tak mampu
Kau tak pernah berikan matamu untukku
Aku ingin menjadi seutuhnya cintamu
Menjadi organ terpenting dalam hidupmu
Tak perduli seberapa banyak peluh menetes
Hingga deras arus darahku menurun
Sungguh lirih
Aku kehilangan diriku
Bersama matamu yang kau bawa waktu itu
“Grega”
Oleh : Regina Precilia Litani
Panggil saja Grega
Seorang pengelana muda
Keluar masuk lorong rasa hal biasa untukku
Hanya untuk mengecap getir manis romantika
Tentu tanpa tuju yang nyata
Aaah! persetan dengan makian mereka
Tak peduli seberapa deras air mata itu untukku
Biar terbunuh pun ku tak peduli
Aku sadar
Semesta sangat mendukungku
Berkelana saat muda surga dunia
Munafik yang menolaknya
Ya,tentu saja aku menikmatinya
Tiada rasa sesal kurasa
Bak dalam dekapan biyung
Biarkan saja srikandi-srikandi itu memilih
Menerima keadaanku ini
Atau melepasku dengan hina
Aku Grega
Yang akan terus berkelana
SANG PERAIH
Karya : Widia Astuti
Mimpi tertanam dengan sebuah harapan
Tergores catatan dari tinta hitam
Pikiran di penuhi oleh bayang-bayang
Masa remaja yang penuh dengan kenangan
Dari lubuk hati yang paling dalam
Tersimpan cinta dan sebuah gairah masa depan
Dengan kata-kata yang dalam
Berharap mimpi itu menjadi kenyataan
Masa remaja masa terindah dalam hidup
Masa yang penuh dengan romansa kehidupan
Patamorgana di mana-mana
Pikiran di penuhi dengan imajinasi yang meluap-luap
Cinta dan kasih selalu mengelilingi masa remaja
Seolah sudah menyatu dengan jiwa
Karena seorang remaja selalu melihat ke depan
Untuk meraih masa depan yang sudah di depan mata
Denpasar, 8 Maret 2016
Email : astutiw26@gmail.com
SERAGAM YANG INDAH
mhienatinni@gmail.com
Hari ini sangat indah
Mentari menyapaku dengan bahagia
Aku melangkah keluar rumah
Menuju sekolah bersama dia
Kami insan muda penuh kasmaran
Menghiasi hidup penuh cinta
Kadang kala dianggap berlebihan
Namun cinta, kita berdua yang rasa
Dimasa pendewasaan diri
Aku dan dia mencoba saling mengerti
Bermula dari kumpulan materi
Kini bermuara dilautan hati
Kuharap ini bukan sekedar janji
Perasaan yang kita bangun hingga kini
Kuingin tetap abadi
Walau seragam kita mulai usai
Karena semua ini penuh dengan kenangan
Bersama cerita dalam balutan kasih dan sayang
Bersama seragam indah ialah saksi kisah kita.
Amelia Cemeng <ameliacemeng09@gmail.com>
9 Mar
ke saya
Kamu pernah tau akan indah nya pelangi..
Tapi pelangi itu akan kalah indah jika ku sandingkan dengan senyuman mu..
Sebuah kata misteri
Namun penuh arti,
Aku tak akan bisa merangkai kata,
Jika bukan kamu lah
Yang menjadi inti,
Dari inspirasi ku..
Jika bisa ku tulis rasa dan cinta
Maka
Nama mu akan
Menjadi judul dari cerita ku
Kepada tuhan.
muwafiqoh27@gmail.com>
9 Mar
ke saya
CERITA CINTA
Masa romantika remaja dimulai
Masa dimana cinta bersemi
Sejak sebuah senyuman hadir
Masuk ke dalam duniaku
Aku merasa terbang hingga imajinasi tanpa batas
Menyibak kabut yang menghalangiku
Menyentuh awan kapas sedingin es
Menyampaikan cerita cintaku padanya
Senyum manis gulali
Mengubah musim gugur menjadi musim semi
Menembus dadaku sampai ke jantung
Menghantuiku sepanjang hari
KAU, SI ORANG ASING
Hei Kau!
Siapakah dirimu sebenarnya?
Mengapa dirimu, yang bahkan tak ku kenal
Dapat begitu menarik simpatiku
Dalam jarak di antara kita
Kau pancarkan auramu
Senyummu
Tawamu
Entah apa yang istimewa dari dirimu
Hanya saja…
Aku suka
Perhatikanmu
Dalam diam aku berpura-pura
Acuh padamu
Walau sesungguhnya
Ku pasang semua inderaku
Demi dapatkan seluk beluk tentangmu
Kita tak saling sapa
Tak saling kenal
Hanya dua orang yang beberapa kali bertemu
Walau mungkin
Kau pun tak tahu, jikalau aku ada
Perasaan macam apa ini?
Suka kah?
Atau lebih dari itu?
Cinta mungkin?
Tapi apa mungkin
Dengan keasingan yang ada di antara kita
Aku memiliki perasaan yang lain
Perasaan yang buatku sering tersenyum sendiri
Mungkinkah suatu hari nanti
Kau kan melihatku
Dan…
Merasakan hal yang sama?
Surabaya, 23 Februari 2016
Bethari Nindita Wardani
Jl. Tenggilis Mejoyo Selatan I/17, Surabaya 60292
085732232637
betharinw@gmail.com
Cahaya Remaja
octaviabellanatarida@gmail.com
Remaja….
Remaja adalah saat kita mendapatkan krikil – krikil kehidupan.
Remaja adalah dimana kita bisa melihat indah dunia seperti indah tiara kerajaan.
Remaja adalah saat dimana kedamaian datang seperti sunyi nya pantai.
Remaja adalah satu kata yang membuat kita menjadi muda.
Remaja adalah dimana kita mencari jati diri.
Remaja adalah dimana kita mencari jalan kehidupan kita.
Remaja adalah dimana kita mengatahui apa arti kata “cinta”.
Dunia ini seperti ombak yang terus menarik lalu mengulur.
Tidak ada waktu untuk menahan ombak besar.
Ombak akan terus berdatangan di iringi badai .
Bersiaplah menahan ombak besar dan badai agar dapat mendapatkan cahaya yang abadi.(OBN)
JAWAB KU CARI
By : Fithriyatin Nur Aisy Ramadhaniyah
Disana..
Ku cari jawab teka teki cinta
Di bawah langit diatas awan
Jawab ku cari
Disini..
Angin berhembus
Mengantarku mencari jawab
Menuntunku menggali teka teki
Ku hela nafas pelahan
Dan ku temu jawab yang ku cari
Disitu…
Ditengah mekar kembang ku baca
Ku baca jawab penghilang resah
Sepenuh hati ku baca
Sepenuh jiwa ku resapi
Semua terasa ganjal
Kan Ku tanya alam
Tentang jawab yang ku temu
Jawab yang ku temu tak menjawab bimbangku
Ku tangisi jawab yang ku cari
Dan Tak bisa ku temu
Oh Tuhan yang Maha Agung
Ku nanti jawab ku cari
Melalui petang dan pagi
Ku tahan hausku akan kebenaran
Hingga ku temu jawab ku cari
BAHTERA KISAH REMAJA
Oleh Ratna sari
Aku telah menyiapkan nestapaku
di lautan yang bergelombang dan mengibarkan layar kisahku bertajuk impian, cinta, persahabatan, dan pemberotakkan
Jika ditanya di mana bahtera kisahku berlabuh
Kalut jiwa ini
karena aku terus berlayar tak ingin mengikuti angin, tak mau dibawa arus melewati hidup yang diapik langit dan lautan biru
Di balik jiwaku yang melingkarkan tawa dikalang tanya
Siapa aku ?
Di mana posisiku
Aku merasa sudut dunia pun bukan untukku
Ketika aku diantara terang sinar
aku hilang tak berarti
sebaliknya di gelapnya malam
bahkan aku tak mampu jadi bintang kecil
kini aku terus berlayar
untuk menemukan pelabuhanku
PADANG, 1 NOVEMBER 2012
BIODATA
Ratna sari penulis muda yang memiliki nama pena leeana. Kelahirran 21 desember 1995 Padang panjang Sumatra barat merupakan Mahasiswa iain imam bonjol padang. Ia memiliki hoby menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar, tetapi baru aktif di dunia kepenulisan pada akhir tahun 2015. Penulis dapat dihubungi melalui fb leeana ratna sari dan nomor hp 083181485237
Remajaku
afrilya53@gmail.com
Di masa mudaku ini
Katanya aku masih dini
Belum boleh menympaikan isi hati
Isi hati pada seseorang yang aku cintai
Entah kenapa mereka bilang begitu
Padahal rasa ini timbul dengan begitu
Tak bisa menahan gejolak dalam batin ini
Untuk bilang I love U
Tapi kucoba mengikrarkan rasa ini pada pujaan hati
Dia tersipu malu
Kukira dia bilang “iya”
Tapi dia berkata “mama bilang ini cinta monyet”
Karena kita masih kelas sembilan
Kutunggu dikau saat sudah menjadi dokter
Aku bangga menjadi remaja Indonesia
Inilah aku yang telah tumbuh remaja
Setelah kurangkai beberapa kisah cerita
Bersama jiwa, raga dan Indonesia
Menjadi seorang remaja Indonesia.
Aku hanya bisa meneruskan perjuangannya
Untuk terus belajar menjadi penerus bangsa
Yang akan mampu menyinari tanah air ku
Dan tak kalah dengan semangat empat lima.
Indonesia engkaulah merah seperti darahku
Indonesia engakaulah putih seperti tulangku
Yang akan bersatu dalam semangat hatiku
Serta merasuk dalam jiwa cinta tanah airku.
Inilah aku sang remaja Indonesia
Remaja yang akan mampu berguna bagi dunia
Serta menunjukkan siapa diriku sebenarnya.
Untuk menginspirsi remaja indonesia.
Nama : TUTUN TRIYENI
Email : tutuntriyeni@yahoo.co.id
Di Balik Jendela Madrasah
(Ruhil Anadiah S)
Bukan aku yang ada
Melainkan Dia yang selalalu ada
Indah bukan main masa remaja
saat tatapan mentari menyemangati jiwa dan raga.
Apakah kau tak tau ?
panjang jalan ku tempuh
Lelah,resah dan letih dalam penantian,
Oh bodohnya aku
Menanti matahari di malam hari
Yang tak akan pernah menjumpai
Masa cinta anak manusia
Titipan salam lewat asmara
Di balik dinginnya jendela madrasah,
Ku titipkan rindu akan penantian olehnya.
arapan
(karya : Nawang Liumbari)
Hatiku penuh debu
menantimu selama ini
sebuah harapan yang sia-sia
sendiri di malam hari
yang kuharapkan hanya dirimu
akankah kau menerima perasaanku?
keyakinanku sirna
saat mataku melihat kau di sampingnya
aku tak menyesal mencintaimu
walau ku tak bisa mendapatkan hatimu
meski hariku tak berwarna seperti dulu
aku melihat ke langit tanpa tujuan
langit memberitahuku bahwa aku harus melupakanmu
selama tinggal harapanku
yang sungguh menyisakan pilu
ku harap kau akan bahagia meski hati ini terluka
email : Nawanglie407@gmail.com
Stagnan
Oleh: Hawin Nurhayati
Matahari telah tenggelam
Bersama senja yang tenang
Menyibak sore yang melambai
Meninggal duka jingga yang memudar
Jejak itu hilang
Menyisakan luka
bayangan yang enggan pergi
Terus meneror hati
Lelah dalam penantian
Cinta yang baru
Kesetiaan itu nyata
Mencoba lari namun nihil
Usahanya seperti terpencil
Tersudut terkurung murung
Sayatan itu tak berarti
Perih bukan memarah malah melunglai arah
Membenih rindu
Berdiam terpaku
Malang, 09 Maret 2016
DAUN-DAUN HAMPA
OLEH : INA SARAH MIA
Hatiku telah mati
Untuk mengelu-elukan berjuta prahara
Tentang cinta dan kasih
Penuh kedamaian atau kedustaan
Aku layaknya anak panah
Coba bidik ujung dunia
Dalam kotak keheningan
Kesepian
Akulah dedaunan kering
Tertiup harapan jatuh ke lautan tekad
Melawan arus
Jauhi dermaga kasih
Tempat cinta bercumbu ria
Hingga sampai ujung dunia
Aku merdeka
Dalam kepedihan, dalam kehampaan
Mataram, 10 Maret 2016
JEJAK REMAJA
Oleh Muhammad Rahim
Engkau adalah waktu dunia
Yang menjanjikan sebuah kebenaran, dalam bentuk nyata
Dari pengalaman yang kau baca, dari jejak yang kau rasa
Yang bangga akan waktu yang tersedia
Mencari segala yang terbuang
Dari jati diri seorang bangsa
Yang jauh akan arti kebebasan
Bebas untuk berkarya, berpengalaman
Dari yang kau gariskan
Dalam pembentukan diri yang terasingkan
Oleh bangsanya sendiri, dari pembesar-pembesar tak tahu diri
Jauh dari hati, yang tergambar untuk bangsa ini
10/3/16 Banjarmasin, poskom IAIN Antasari
Muhammad Rahim kelahiran Banjarmasin 8 Februari 1994. Saat ini tercatat sebagai Mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Bimbingan dan Konseling Islam’14 (KI). Puisinya terangkum dalam buku antalogi Belukar Yang Membara (Stepa Pustaka, 2015). Sekarang aktif sebagai Jurnalistik di Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kritis Mahasiswa (LPM Sukma). Nomor handphone 085247090974/08990893243
Seluas Lautan- Jihan Az Zahrah
Kusingkirkan segala rindu /
Dengan memeluk sayang tubuhmu /
Aku tak tahu mana yang lebih hangat /
Apakah pelukan ini ataukah cinta kita ///
Setelah melepasmu/
Dengan sedikit hembusan nafas /
Kuraih kedua tanganmu/
Dan kugenggam dengan lembut/
Sambil terus menatap wajahmu/
Menambah rasa cintaku yang semakin luas bagaikan lautan///
Tarakan, 7-Maret-2016
CINTA
Cinta …
Cinta itu mutiara dalam hati yang bersemi bersama sebuah perasaan
Perasaan yang sulit dilontarkan
Cinta itu bagaikan pelangi
Berbagai warna menyatu menjadi suatu keindahan
Namun …
Cintaku bukan pelangi
Janjimu hanya tinggal sebuah angan
Langit senjapun tak lagi sama
Kau bagaikan hitam
Dan aku bagaikan putih
Angan-anganku perlahan-lahan menjadi abu-abu
Seakan-akan hitam dan putih itu menyatu
Cintaku tak seperti cintamu
Begitupun cintamu tak akan seperti cintaku
Cinta kita tak akan pernah bisa menyatu
Cinta kita bersanding layaknya papan catur
Yang memiliki keindahan tersendiri didalamnya
By : Qurrota A’yun (085740987081)
NABILA
Nabila...
Nama indah pelita jiwa
Iman serta taqwa
menghiasi Nabila
Ya Nabila, gadis yang taat beribadah
Ya Nabila, gadis yang taqwa pada Allah
Sikapnya sungguh peramah
Slalu mengaji di rumah
Wajahnya sungguh jelita
Amboi siapa yang punya
Ya Nabila...
Nabila yang anggun bagai bidadari
Dengan busana yang indah dan serasi
Burung yang terbang seakan berhenti
Mendengar suara Nabila mengaji
Ingin rasanya kenalan kepadanya
Namun tak kuasa mengucapkan kata
Hanyalah dapat memandang wajahnya
Dalam khayalan berjumpa dengannya
Nabila yang cantik, banyak yang tertarik
BIODATA
Prada Galuh Wardanti, itulah nama saya. Saat ini saya tinggal di Dusun Bekelan RT 39, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo, DIY, lahir pada 30 Maret 1995. Sekarang masih kuliah S1 jurusan Ilmu Perpustakaan semester IV di UIN Sunan Kalijaga. Kata mutiara saya “goreslah penamu selagi kau bisa”. Untuk contact e-mail: prada.galuh@gmail.com.
Prahara Remaja
Cip: Ni Wayan Ovitalidyastuti
ovita.lidyastuti@gmail.com
Siapa raga disebrang cermin yang tersirat gurat mendung
Siapa jiwa dengan badai yang menyelimuti ego
Berjalan dengan gontai
Berteriak dan menangis
Siapa sosok yang mencari jalan ketepi jurang
Siapa rupa tatkala berjalan dilorong buntu
Berdoa dan berharap
Dalam cita dan asa
Itu sang remaja merabaraba
Menanti cahaya membias dalam dunianya
Belia Usia Dicinta yang Koyak
Karya: Ghea Rahma
Bening sayap malam tengah dinikahi gundah
remaja belia menggeliat igau tertusuk nyeri
ladang rahim gosong direjam laknat aborsi
jantung hangus mengabu galau memerih
Belia usia diazab tulah cinta yang mengapi
kobar meng-arang s'luruh cita-cita; sangsai
harapan tenggelam koyak di air mata laut
rasa bersalah kejaran dosa gigil menggigit
cecer asa menatap masa depan yang kabut
tikaman sesak sesal susul-menyusul; sakit
Janin belahan darah urat dan daging
dirobek dari sakral amanah yang kadung
direnggut rampak dilaku kelam yang badung
kitab-kitab kealpaan mahkotai sabung
Tidak sesedarhana linang darah lalu lesap
dosa jelma kerak di palung jiwa yang senyap
bak runcing jelaga menjelma mata pisau
diliang-liang nurani tercacah diam-diam; bisu
Air mata ;menjadi sesaji abadi nelangsa
di musim-musim; yang digampar bias dosa
di mural-mural sesal tak lekang-lekang jua
tetap pedih ibarat rotasi amuk yang badai
menghitamkan kefitrahan hati
Makassar, 10 Maret 2016
__________________________
BIODATA PENULIS:
Ghea Rahmayanti dengan nama yang tercantum di karya Ghea Rahma. Pemula di dunia literasi. Siswi SMAN 17 Makassar. Lahir di Ambon, 30 November 1999. Mencuri-curi kesempatan menulis di tengah konsentrasi penuh menghadapi UAS 2016. Karyanya dapat dinikmati dari beberapa antologi, di antaranya: Juara 2, event puisi yang diadakan oleh Kekata Publisher, dll.
Dapat dihubungi di:
FB: Ghea Rahmayanti.
HP: 085242931445
________________________
Cinta Dalam Diam
(Sriwulan Purnamasari)
Bunga dengan malu bermekaran
Merona tertimpa mentari pagi
Seperti diriku yang malu malu memandangmu
Mencuri diujung mata akan senyum di lesung pipit itu
Senyum merona
Yang menggetarkan hatiku untuk tak lompat keluar
Aku di pagi ini,
Berdiri di balik semak memandangmu dalam canda
Tertawa bahagia bersama dua boneka kecilmu.
Kuingin berlari menjadi salah satu bonekamu
Yang selalu kau dekap dalam candamu
Biar kurasakan hangat degup jantungmu
Biar kupastikan, samakah dengan milikku yang tengah membara dalam dekapmu
Aku hanya bisa bersembunyi
Sembunyi dari rasaku untukmu
Merasa dalam diam kepadamu
Rasa yang entah sampai kapan kusimpan
Rasa yang terus membuncah, mendidih dalam sanubariku.
Aku memujamu dalam diamku
Dalam diam yang khidmat sembari mengkhayal memelukmu dalam bulan
Menggatikan posisi boneka manismu, sekejap
Walau sedetik mata, kan simpan hangat badanmu dalam kantung hatiku..
acusst22@gmail.com
Detak jantung berdegup kencang
Aliran darah menari-nari
Memerah bak buah tomat
Penuhi wajah sang Bidadari
Serasa ingin sekali ku ungkap rasa yang bergejolak
Namun apa daya hati tak sepakat
Jilbab yang menjulur penutup aurat
Seolah pembatas sebagai isyarat
Hai Bidadari..
Biarkan diammu memancarkan cahaya
Di depan matanya, yang kau damba-damba
Wahai Bidadari..
Tundukkanlah pandanganmu
Hijabilah dirimu dengan rasa malu
Niscaya Allah 'kan membantu ungkap semua perasaanmu
Panah Asmara
Oleh: Lisa Anggraeni
Kunang-kunang berterbangan
Ingin menyaksikan bintang-bintang
Wajah suram berganti berseri
Karena kini ada pujaan hati
Beginikah rasanya cinta
Yang kurasakan dibangku SMA
Ku terpanah dalam asmara
Dan resah yang membara
Rasaku kini berada dialam biru
Karena kau selalu dalam hatiku
Meski mata terlelap tanpa melihatmu
Kau selalu hadir dalam mimpiku
Mojokerto, 11 Maret 2016
Biodata Narasi
Nama saya Lisa Anggraeni, bisa dipanggil Lisa. Saya lahir di Mojokerto, 12 Mei 1995. Saya tinggal di desa Wonosari, kecamatan Ngoro, kabupaten Mojokerto. Saya dapat dihubungi melalui e-mail. Lisa95anggra@gmail.com , nama facebook Lichia Raeni, dan no HP. 085730852910.
Khilaf Menerka
Lailatul Izza
Berawal dari hasrat berkenalan
Delegasi karib hampiri sapa malu-malu
Tak tahu menahu jati diri sebenarnya
Asing gelisah resah yang akan terjadi
Gentar tatkala akan dekati
Tangan menghadang antipasti derita
Tajam rambutnya papak hitam
Sipit matanya dalam menerjang
Legam kulitnya kilat pesona
Tinggi semampai postur perkasa
Lelaki penduduk kursi panjang
Semenjak dikejauhan memusatkan pandangan
Menjadikan tindak harus berada sikap sempurna
Tatapan berbeda isyaratkan sebuah makna
Imajinasi terbang angkasa salami lembah samudera
Pikiran kacau semburat tak karuan
Gelombang rasa luar biasa
Akibat lemparan senyum melalui bibir manisnya
Sukma mustahil ku setir terkagum pancaran aura
Anugerah kasih mengalir begitu saja
Menebarkan benih pada insan kesepian
Kini perasaan nyata terpaut hatinya
Rinai gerimis basahi jemari
Mengendap curi secercah perhatian
Berlari mengejar seribu cara
Terjebak lingkaran membius dorongan jiwa
Pertikaian batin menghasilkan jalan kesadaran
Penantian harap pupus merangkak pergi
Pandangan serta tatapan kembali asli
Terkenang cerita tak miliki awal dan akhir
Kusudahi cinta menerka-nerka
lailatulizza96@yahoo.co.id
A LETTER TO A FRIEND
By Ahmad Syafii
It’s always hurt to see you cry
To see tears falling like rain from the sky
And there’s no answer for why
I never question myself, I never try
It’s always hurt to know there’s nothing I can do
And fact that I don’t even know what to do
It’s so sad but so true
Feels like the color blue
Someday we’ll see we were wrong
And then we realize the day has done
Time won’t turn back, it’s no use to regret
It’s not easy to say good bye, but someway we have to try
Sometimes it’s hurt to remember
About the days we had together
And a piece of heart inside me
Carved with your smile, you can see…
It was the day when I used to care
Think about you, anytime, anywhere
The day when I used to drive you home
When the night was so cold and you were alone
That’s just history, saved properly in my memory
Now we are so far and so different, and yet so silent….
No voices when you say, just few words on my display
That’s OK. Thanks anyway….
PS. I’m sad about the problem you had
But don’t worry my friend,
I’ll be the man when you look behind
Lihat Aku
Karya : Sheila Adelia
Kita bukan siapa-siapa
Dan harus menjadi siapa-siapa
Berapa lama lagi
Aku selalu melihatmu dan bersembunyi
Jendela itulah yang saat itu kau lihat
Aku berdiri menunggumu
Malam, siang, pagi
Apakah pantas ini disebut ingatan
Yang kau lihat bahkan tak pernah kau panggil
Maaf tapi aku tidak pernah menyerah
Kau bertanya puisi kah ini?
Bagiku ini hanyalah kalimat biasa
Kau baca dan kemudian kau hapus
Seperti halnya puisi-puisi yang ingin kau dengar
Bandar lampung, 11 Maret 2016
Email : sheila.adelia02@gmail.com
Kutipan
Karya : Sheila Adelia
Wanita dengan kakinya
Pria dengan kepalanya
Tidak kah semua itu sama?
Saat ia berdiri di bawah pohon waru
Dapatkah orang lain merasakannya?
Dia mengatakan jika kita akan bertemu
Bisakah kita menjadi kenangan?
Itu semua adalah pertanyaan
Yang harusnya kau jawab
Agar tak ada lagi tanya
Semoga kau menuliskannya
Bandar lampung, 11 Maret 2016
Email : sheila.adelia02@gmail.com
Berburu Waktu
Karya : Sheila Adelia
Dimana adanya tempat untuk kita saling merasa?
Dalam naungan yang terus bergelora
Aku mencarinya
Tempat dimana malamku bersembunyi
Disinikah harus ku bersandar?
Kepada senja yang iba
Katakan!
Kepada siapa harus ku persalahkan
Cinta, cita, dan tangis ku
Kini aku beusaha menatap langit
Agar dia tahu jika aku salah satunya
Tempat kau menunggu
Bandar lampung, 11 Maret 2016
Email : sheila.adelia02@gmail.com
Jatuh Cinta
Tak ku sadari rasa itu tumbuh
Semakin lama
Semakin ku rasakan
Ada getaran dihatiku
Saatku dekat dengannya
Ada pancaran indah
Di dirinya
Saat ku tatap matanya
Apakah maksud semua ini
Apakah aku jatuh cinta?
Apakah dia mendengarkan
Dan merasakan suara hatiku
Suara hatiku berkata
Aku cinta dia
Akankah cinta ini terjadi
Seiring berjalannya waktu
Hingga saling bersama
Jalani hidup bahagia
Buat hari hariku
Lebih indah dan terkenang
Hidup dalam
Pelangi kebahagiaan
Meraih Mimpi
Oleh:Nastrid Khairunnisa
Kugoreskan tinta lewat lembaran-lembaran cerita
Penuh makna dan sangat berharga
Tersirat sebuah harapan besar
Terukir indah semasa remaja
Kelak kan kujelajahi seisi dunia
Demi meraih segala mimpi
Walau penuh dengan segala romantika
Takkan gentar kulawan semua
Lewat untaian doa
Kan kusingkirkan semua keluh kesah
Agar tercapainya cita-cita
Demi bahagia orang tua
Binjai, 11 maret 2016
Tema Puisi: Romantika Masa Remaja
CINTA INI UNTUK SIAPA
Hati ini sungguh bingung sekali
Ingin ungkapkan tapi ragu-ragu
Bilamana cinta ingin memilih dengan nyali
Pilih antara Tuhan atau manusia berdagu.
Biodata singkat:
Nama saya Abdul Mun’im, dari Kota Malang, Jawa Timur. Lahir pada 17 Desember 1993. Saya sekarang mahasiswa Manajemen SDM di STIE MALANGKUĆEĆWARA MALANG.
Hobi saya lebih kepada menulis dan menulis. Harapan, pasti menang dan dapat juara 1 di lomba ini. Akun twitter: @AbdMunim_eureka . Akun Facebook: Abdul Mun’im . No Hp: 085735310575
Malaikat Pembohong
Sepi, tapi kurindukan
Suasana sendirian tanpa kegelisahan dan kesunyian memuncakkan ketenangan
Hanya... tidak ada kebaikan di dalam dan dirasakan
Melepasnya, bukan pilihan
Hanya saja, lebih dari menakutkan
Ungkap kata kebersamaan, cakap cerita kehangatan, dan rasa tak tentu tentang sentuhan
Lengah bukan alasan tuk tertangkap keindahan
Tak suka, tak cinta, tak perlu pengorbanan
Sesal saja, asa selanjutnya dalam pembaringan
Mematung memandangnya, kuasaku bergelimpangan...
Porak poranda, seluruh keyakinan yang kucipta sejak telah terlupakan...
Rasa – rasa kenikmatan senyuman, senyumku, dan caranya merasakan...
Gejolak amarah hati, menghantui tiap gerak mata pada lekuk aura gemerlapan
Dia mendobrak batas kesengsaran yang kuciptakan
Dia melayang terbang menguasai kurungan kenikmatan
Dia sedekat ketakutan ancaman tak tertahankan
Aku sudah telak terkalahkan
Kehangatan jemarinya, menjalin ikatan tak terlepaskan...
Tiap jariku menyerah lelah pada perbudakan,
Yang dia rencanakan, dia inginkan...
Memilikiku hinggap dalam pelukan
Menyerah lelah, sudah tak terselamatkan
Jatuh, mengaduh, tanpa harapan
Pada rasa tak tentu tentang percintaan
Yogyakarta, 12 Maret 2016
Nama lengkap Kukuh Bangun Sudrajat. Alamat Pogung Lor RT 08 RW 047 No. 835, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Email kukuhbanguns@gmail.com. Nomor hp 082337168261.
Dirimu Untukku
Karya : Prasetyo Hari P
Kau adalah anugerah terindahku
Kau adalah malaikat hidupku
Kau adalah pangeran tuk diriku
Kau adalah harta termahalku
Ku tak ingin menyakitimu
Ku tak ingin menderitakanmu
Ku tak ingin ada kesedihan dalam hidupmu
ku hanya ingin terus disampingmu
Bayangmu tak pernah lepas dariku
Dirimu slalu menyinari hidupku
Kau berikan kata-kata indah
Yang membuatku lebih baik
Jika ini detik terakhirku
Ku ingin ada dalam pelukmu
Dan dengan lembut ku katakan
Jangan bersedih sayang, ku kan terus bersamamu
Menemani hidupmu dalam duka
Dan mengubahnya menjadi senyum bahagia
Hati Yang Terpilih
Karya : Prasetyo Hari P
Tertulis nama di hati
sentuh rasa tertanam di jiwa
tak kuduga jadi begini
dalam ucap kuandalkan rasa
rasa cintaku dalam benciku
Sesungguhnya aku masih cinta
sesungguhnya aku masih sayang
yang terjadi dalam cinta kita
karna angkuh hati
Hanya aku yang persis merasa
bunga cinta masih harap cemas
walau ada yang lain tlah hadir
hatimu yang terpilih
Jika hati boleh memilih
ingin ku sapa dirimu di hati
Akhir kisah apa terjadi
hanya hati kita yang menjawab
Saya adalah Prasetyo Hari Purwanto, anak kedua dari dua bersaudara, dilahirkan 18 tahun yang lalu di Kota Surabaya tepatnya pada tanggal 28 Oktober tahun 1997. Saya dilahirkan di keluarga yang bisa dibilang cukup dan segala sesuatunya selalu tercukupi. Dari kecil sampai SMA tidak ada prestasi yang menonjol yang telah saya capai. Dulunya saya adalah seorang yang minder,tidak mempunyai banyak teman dan selalu menyendiri, dan tubuh yang gemuk. Saya juga tidak pernah mendapatkan 1 piala sekalipun, dan tidak pernah memenangkan lomba dan kompetisi manapun.
Pada tahun 2015 saya telah diterima di PTN yang cukup ternama di kota Surabaya yaitu Institut Teknologi Sepuluh November , disinilah saya memulai belajar tentang segala sesuatu yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya,dan saya ingin berusaha melakukan segala sesuatunya dengan mandiri, disinilah saya mulai belajar ber organisasi dan berinteraksi lebih baik dengan teman-teman baru.
Perlahan tapi pasti saya mulai mengetahui hikayat manusia sebagai makhluk sosial, saya mulai aktif dalam kepanitiaan, mengenal teman-teman yang sangat inspiratif dan selalu mendukung saya apabila mendapati musibah atau masalah. meskipun saya masih belum berprestasi tetapi saya yakin kemampuan seseorang bukan dihitung dari banyaknya dia mendapatkan piala dan penghargaan tetapi bagaimana orang tersebut berguna dan berbagi dengan orang lain.
Saya harap ini adalah langkah awal dalam mengeksplorasi salah satu hobi baru saya yaitu menulis, dalam dekade berikutnya saya berharap agar bisa lebih mahir dalam menulis,bimbingan dan kritik sangat saya perlukan karena menurut saya kritik adalah cara yang efisien untuk membangun pribadi seseorang sehingga mendapatkan hal yang maksimal dalam sesi berikutnya.
Email :Pras7207@gmail.com
IG : Pras707
NO Hp ` : 08977351029
FB : Prasetyo hari
Nama : Sevi Nuriyatuzzahro
Tema :Romantika masa remaja
Judul : secangkir rindu
Dinginnya malam ini
Menangkapku dalam kesendirian
Rintikan hujan
Bercampur baur dengan kerinduan
Gelapnya malam ini
Membangkitkan imajinasi
Kasih ...dimanakah engkau ?
Merasakah engkau ?
Rinduku bagaikan bendungan air
Semakin hari semakin meluap
Kan ku uraikan rasa rinduku
Diatas secarik kertas
Agar Tuhan pun tahu
Dan menyampaikan padamu
Tahukah engkau, kasihku ...
Cintaku padamu ...
Laksana secangkir teh dipagi hari
Seindah bunga yang bermekaran
Seabadi kisah Romeo dan Juliet
Email : nurisevi03@gmail.com
Cinta sesama monyet
Kalaulah benar aku monyet
Maka ku pastikan kita adalah monyet
Hanya monyet yang mencinta monyet
Dan selamanya ucapku- kamu malu
Bukankah monyet berevolusi?
Manisku: aku tak akan berevolusi untukmu
Sungguh? Jangan merayu. Ia merah padam
Lantas? jangan siksa aku dengan terus mengejarmu
Tak ada yang lebih semi dari mendekatkan diri
Cintaku tak kan mengenal musim.
Rakus tetaplah monyet, suka mengelabuhi
Aku yang berevolusi atau kamu?
Sebagai monyet kamu begitu pecemburu
Sangkamu aku yang terlalu kelaki-lakian
Kita berdebat begitu lama, sebagai monyet
Memaki, terkadang tak mengalah dingin
Akupun bisa lebih dingin! Jangan kira kamu satu satunya monyet!
Waktu begitu lugu: maklum monyet sedang mencintaimu.
Biodata penulis:
Nama: L. Aladiyat N
No hp: 085786815205
Email: lovq96@gmail.com
fb: Aladiyat LN
Bertunjal Melereng
Cipt. Vera Mutiarasani
Lenteramu tiba berpendar terang
Kendurlah engkau dari kekanakanmu
Terkadang berangan menjadi berang
Suara kelincahan yang menyayup
Gejolak rasa buat sang taruna gundah
Pekikan hati menyesakkan jiwa
Kecemburuan tak kenal tempat untuk meludah
Digebu aroma dari asa … romansa
Belantika ramuan warna melayarkan kisah
Menepilah, maka tertanda meresah
Setangkup cinta yang lancang merekah
Bersujudlah pada Pemberi Anugrah
Prahara kalbu menggonjang-ganjing takwa
Nafsu dan akal? Mana kutahu!
Keraplah bertanya pada Pemilik Ilmu dan Cinta
Jangan bertunjal melereng dalam romantika semu
Karawang, 12 Maret 2016
Biodata Narasi:
Penulis bernama lengkap Vera Mutiarasani merupakan penulis kelahiran Karawang yang mendedikasikan diri untuk menghasilkan karya tulis, utamanya fiksi. Penulis yang memiliki hobi membaa buku tersebut berharap dunia kepenulisan Indonesia akan selalu bersinar terang.
Dunia Terindah
lailatulmubarokah950@gmail.com
Dunia terindahku adalah remaja
Dari berbicara pada dunia
Menangis pada dunia karena cinta
Tertawa pada dunia karena cinta
Di sanalah dunia tercipta
Di sanalah aku membawa mimpi
Menggores perjuangan yang berarti
Aku tak akan menjadi pemimpi
Karena dewasa nanti aku menjadi pahlawan sejati
Mencapai angan langit yang tinggi
Aku, Mereka, dan Dimensi Kita.
Oleh : Puspita Mey Anggrainy
Prok...prok..prok..
Kaki mereka melangkah menuju dimensi yang berbeda.
Di belakang mereka,
Aku terpaku.
Tas dan sepatu baru mereka, merayu.
Aku diam tak bernyawa.
Seragam abu-abuku yang lusuh,
mencoba merajuk tubuh.
Sedangkan Tuan tak dapat bersua.
Padi pun belum menua.
Aku coba raba dimensi yang sama,
mereka tertawa.
Mungkin lucu,
Atau aku tak mampu.
Tak jarang, Tuan ingin bersetubuh dengan mesin,
seperti mereka.
Justru roda yang selalu menggandeng.
Lagi-lagi dimensiku dan mereka memang berbeda.
Senja Sore ini Berbeda dengan Senja Kemarin
syaidatulfaridah@gmail.com
Senja sore ini tertutup awan
Senja Sore ini terikat rintikan hujan
Senja sore ini berteman kekosongan imajinasi
Senja sore ini bercengkrama bersama alunan kehampaan kita
Saat jarak menjauhkan tapakan kaki kita
Saat jarak menjauhkan sepasang kaki kita
Saat jarak memisahkan keadaan imajinasi dunia nyata kita
Saat jarak memisahan percakapan kita sore ini
Suasana baru ini menyapaku
Suasana lama yang pernah aku alami
Suasana yang membawa pada siklus baru
Suasana yang pernah membawaku pada seseorang
LEMBARAN KISAH MASA MUDA
Menatap malu-malu diriku padamu
Sejenak mengagumi ciptaan Tuhan
Selalu berharap kau sadari diriku
Walau tak dapat kupungkiri memandangimu pun cukup
Walau dirimu bagai puisi yang berlapis arti
Namun tak akan pernah kubosan mengartikanmu
Walau dirimu bagaikan novel yang berliku-liku
Namun takkan pernah kulelah membacamu
Dirimu bagiku bagaikan secarik kertas
Dan aku selalu menunggu saat-saat menjadi pensilmu
Hingga kudapat tuliskan kisah kita berdua
Dan takkan kubosan membacanya
Hingga tanpa sadar lembaran kisah tentang masa muda telah habis terbaca
(Bekasi, 12 Maret 2016)
Email : christianyfety@gmail.com
Dimensi waktu__
Aku dan Dirimu
Aku dan Dirinya
Aku dan Mereka
Kami dalam satu dunia
Kami dalam satu massa
Kami dalam satu langkah
Dunia dengan begitu banyak warna
Massa dengan begitu banyak kenangan
Langkah dengan begitu banyak mimpi
Kami melangkah dalam satu dimensi waktu
Mencari tahu apa arti dari hidup
Mencari jati diri yang sesungguhnya
Tak jarang kami menentang arus
Tak jarang pula kami berbelok arah
Entah siapa yang salah
Dunia ini, massa ini, langkah ini penuh dengan sebuah intrik
Dunia yang semua orang setuju
Massa yang semua orang setuju
Langkah yang semua orang setuju
Kami akan mendapatkan keindahan
Tapi kenapa bagian dari kami malah harus terjerumus kedalam lubang
Penuh dengan penyesalan
Tak dapat menemukan keindahan
Tapi bagian yang lain bisa tersenyum bahagia
Keindahan mereka dapat
Jati diri mereka temukan
Dunia ini, massa ini, dan langkah ini
Memang memberikan banyak warna
Memang memberikan banyak kenangan
Dan memang banyak memberikan mimpi
Tapi warna, kenangan, dan mimpi yang putih
Akan diterima oleh mereka yang memilihnya
Tak pernah ada yang salah dalam dimensi waktu .
_Anni Afifah.
Nama : Anni Afifah
Alamat : jawa timur - banyuwangi
Umur : 17 thn
Status : pelajar MAN Genteng Banyuwangi
--
dikirim dari Smartphone OPPO saya
Karena Kumau
Tuhan, kumohonkan pada-Mu
Ajak angin berirama
Samapaikan kehangatan peluk ini untuknya
Dia yang kucinta sejak
Tarik angin berlagu bersamanya
Memelodikan rasa rindu
Kepadanya yang kumau
Andai dapat tangan meraih asa
Secepat kilat ku terhempas
Hingga satu saja yang mengena dalam hati
Hanya Tuhan semata
Aku bisa berdalih
Namun saat aku tenggelam dalam tawa
Sekejap bayangmu menghilang
Hingga amnesia nyawa
Entah hanya aku yang tahu
Atau ini tak sungguh nyata
Mungkin itu hanya lamun
Tuhan
Cintaku padanya begitu jauh
Merongrong masa depan kalbu
Saat semua orang tak tahu
Merangkakku tertatih
Hanya aku yang tahu
Tak seorang pun
Tabur cintalah engkau bersama pasukan merah
Hingga tumbuh bibit satu
Meski terasa parau saat kau tak disini
Meraung-raung bersama kicau
Dari pengilau yang agung tanpa sadar berkicau
Mencabut melodi drama bersama merdu kicau
Kicau camar dalam dasar kalbu
Karena kau benar-benar sedang membunuh semangatku
Saat kau tak disisiku
ikaridwann@gmail.com
Sahabat
Oleh: Zuraini
Kau balutkan
Luka dengan sayap kesabaranmu
Kau ajarkan aku
Dengan lisan penuh cinta
Kita tapaki mahligai waktu
Hingga hujan menyapa
Bau anyir jalan terasa menerpa
Memberi semangat hari-hari
Memberi arti kapan aku akan berlari
Selalu menyertai
Di kala luka menghiasi
Kaulah jejak yang selalu mengiringi langkahku
Kaulah detak jantung yang iringi jantungku
Kau adalah airmata yang iringi tangis duka dan bahagiaku
Sahabat..
Bangka, 13 Maret 2016
Biodata :
Nama lengkap: Zuraini
Alamat: Jalan Raya Pangkal Pinang-Mentok Des. Puding Besar Kec. Puding Besar (Depan Masjid Jamik Nurul Huda) kode poss: 33179 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
No.HP : 081915548949
Email : bangkazurainizainal@yahoo.co.id
Facebook/ Twitter : zurainizaink@yahoo.co.id / ainizaihaz@yahoo.com
TERSENYUM JEJAK MASA
Oleh: Kiara Jingga
Seperti diary bisu tanpa pahatan
Kisah putaran relif masa sebelum ini
Tentang pernak pernik jalan
Bidak kakikaki masa lalu
Ruang itu menyimpan catatan
Di dalam memoryan
Aku, bukan kaum wisnu
Atau terlahir dari brahmana
Terlahir mungil di deretan sudra
Khas dunia desa dengan pematang
Lahanlahan ternak
Hidup itu indah sebuah penghayatan ketika masa itu
Aku belum memahami bentuk rupa hidup itu apa
Yang ada aku hanya bisa memikul jerami, memungut ranting kering
Di sana jiwaku pernah merasakan damainya pohon tebu, gerobak bajak
Mimpiku menjulang ketika bangku sekolah mengajari pengetahuan
Penjumlaham bab matematika
Tentang materi, dan apa itu lembar uang
Aku benar baru memahami bagaimana ibu bapak memeras keringat
itu demi aku
Kebutuhanku
Bajubajuku
Sekolahku
Bandung, 13 Maret 2016
Email: a0989854195@gmail.com
Kak Aku mau ikut Puisi
Temanya tentang Remaja Ka.
alamat : Jl. PALEMBANG-BETUNG KM18 Depan Lorong SMPN 1 Talang Kelapa Penjahit Meylan
Aku, Mereka, dan Dimensi Kita.
Oleh : Puspita Mey Anggrainy
Prok...prok..prok..
Kaki mereka melangkah menuju dimensi yang berbeda.
Di belakang mereka,
Aku terpaku.
Tas dan sepatu baru mereka, merayu.
Aku diam tak bernyawa.
Seragam abu-abuku yang lusuh,
mencoba merajuk tubuh.
Sedangkan Tuan tak dapat bersua.
Padi pun belum menua.
Aku coba raba dimensi yang sama,
mereka tertawa.
Mungkin lucu,
Atau aku tak mampu.
Tak jarang, Tuan ingin bersetubuh dengan mesin,
seperti mereka.
Justru roda yang selalu menggandeng.
Lagi-lagi dimensiku dan mereka memang berbeda.
Puisi tema ‘Romantika remaja’
Atas nama: Anisa Rifki Novianti
Detik Berantai
Detik pertama, kakimu melangkah
Selanjutnya kau di sampingku.
Berjalan seiring bersama.
Kau kemudian menggengam tanganku.
Renggang,
mungkin agar beriringan.
Lalu kau memberi ku hadiah,
sebuah senyum manis.
Angin lantas berdesir, pelan dan menerpa wajahku.
Bibirku membentuk senyum termanis,
sebagai balasan atas senyummu.
Detik berikutnya,
kau tiba terhenti.
Rautmu tak lagi menampakan senyum.
Kekupuan, angin, dan berbagai warna alam menghilang.
Suasana mencekam,
hati serasa tertikam ribuan pedang.
Detik kemudian,
aku menyadari itu adalah nelangsa-nelangsa.
Yang ada karena kau.
Begitu bodohnya aku, hingga melupakan.
Kau yang menjadi langit dan kau yang menjadi bumi.
Fatamorgana
(karya : Citra Resti Pamulia)
Seorang musafir menyusuri gersangnya gurun pasir
Olehnya dilihat hamparan oase di kejauhan
Fatamorgana, itulah nyatanya
Yang telah memberikan ia sebuah pengharapan
Dan mampu melukiskan sebentuk bulat sabit di bibirnya
Namun lukisan itu kini lenyap, hanya dalam sekejap mata
Apa pantas jika ia menyalahkan keadaan?
Tak sopankah bila ia ikut berperan?
Tapi Tuhan sudah berkehendak
Ia bukan Nabi, yang imannya kuat
Ia bukan Aulia, yang diberi keyakinan kokoh
Ia hanya umat biasa, yang hatinya mudah terjamah
Jalanan memang tak terlampau pekat
Namun batinnya teramat kelam
Bayang-bayang fatamorgana itu,
Silih berganti melintas di depan mata
Ia merindukannya…
Kini, cukuplah sudah ia berharap
Ia masih terkurung dalam perjuangan yang tak pasti
Namun setidaknya ia sudah berjuang
Atau mungkin sudah berharap banyak
Episode indah menanti di depan mata
Ini akan menjadi rencana terindah-Nya
Ikhlaskan dengan Titik
Dahulu ketika mata bertemu dengan mata
Ketika itu pula hati menyambutnya
Kau membuatku dimabuk kepayang oleh pesonamu
Hati yang redup kembali terang saat ku temui kilau pancaran matamu
Hingga waktu mengiyakan kita untuk bersatu
Dua hati menyatu menjadi satu
Dalam alunan cinta yang senada dan berirama merdu
Aku berdiri dibatas kota itu
Tapi tak kunjung kutemui batang hidungmu
Kabar burung memberi tahuku bahwa kamu telah mencabut akar cinta kita
Nampaknya pohon cinta yang kita tanam saat itu mulai tumbang
Seiring dengan tumbangnya rasa cintamu kepadaku
Cinta kita tak lagi sebening embun
Pilu....
Berkeluh kesah....
Sengsara....
Itu tak akan mengembalikan hatimu yang sudah berpindah kelain hati
Ada baiknya aku mengikhlaskanmu
Mengikhlaskan kenangan kita
Iya, mengikhlaskan bukan melupakan
Biarkan aku belajar mengikhlaskanmu dengan titik
Supaya tak ada lagi koma yang mampu menghalangi proses ikhlasku.
Devy Ayu Nur Safitri, nama itu jadi sebuah harapan agar aku tumbuh menjadi sosok wanita yang cantik akhlaknya. Menulis adalah nafasku. Meskipun masih begitu amatir, aku akan senantiasa berjuang supaya kelak aku mampu menciptakan karya terbaik sehingga namaku ada di sampul buku best seller. Aku seorang mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal.
FB : Devy A Nur Safitri (https://www.facebook.com/devya.nursafitri)
Hujan
(Karya: Rieta Rusydiyana)
Setiap rintik hujan yang membasahi bagian atas bumi
Selalu membawaku kembali tenggelam
Tenggelam dalam keindahan masa lalu
Aroma kesegaran yang ia tebarkan lewat serbuk-serbuk tanah
Selalu membawaku tenggelam dalam romantika cinta yang kau tanamkan jauh di dasar lubuk hatiku
Tapi,,,,
Seiring hilangnya awan yang menghiasi langit nan biru
Aroma itu juga hilang dengan hadirnya matahari yang menunjukkan sinar kemilaunya dengan rasa bangga
Begitu juga dengan cinta kita,,,,
Keindahannya,,,,
Kesempurnaannya,,,,
Dan kesejatiannya,,,,
Telah sirna
Meski demikian,,,,
Kebahagiaan, kesempurnaan, dan kesejatian itu
Telah kembali dengan hadirnya kebahagiaan dalam kehidupanmu
Seperti pelangi yang hadir saat matahari menghentikan hujan
#melyamalinaNaylanaimahFatiemzttauruzgirls
Email: ritarusdiana93@gmail.com
KAU YANG TERINDAH
Oleh SEPTIANA NURJANATIN AULIA
Kau yang terindah..
Kau menggenggam jemari harapan
Kau lukis indah senyum di bibir
Kau cipta canda penuh cinta
Kau hadir di setiap mimpi
Kau yang terindah..
Kau terpatri dalam jiwa
Kau terpanggil dalam doa
Kau penghias gelora cinta
Kau pencipta asmara hati
Kau mahkota di kerajaan hati
Kau pembangkit semangat jiwa
Kau perajut asa hati
Kau pencipta harapan masa
Kau yang terindah..
Aku mencintaimu dalam setiap nadiku
Aku mengharapkanmu dalam setiap angan
Aku merindukanmu dalam buaian malam
Aku menantimu di simpangan jalan masa depan
Surabaya, 13 Maret 2016
BIODATA
Nama saya Septiana Nurjanatin Aulia. Tinggal di Jln Ketintang Wiyata 52 Gayungan Surabaya Jawa Timur. Nomer Hp saya 085655192928 dan email septianana7@gmail.com. Nama Facebook Septiana Nurjanatin Aulia.
RINTIHAN KALBU
Oleh SEPTIANA NURJANATIN AULIA
Malam demi malam tetap sama
Hening mencekam hatiku
Kini sepi yang kurasa
Rindu di jiwa bergelora
Kasih. .
Kini tiada hadirmu lagi
Yang selalu iringi langkahku
Kini tiada senyummu lagi
Yang selalu hiasi hidupku
Kemana gerangan pergi
Tega nian tinggalkan daku sendiri
Sepi sendiri tiada gairah
Kau cabik-cabik hatiku
Terluka parah tak berdaya
Namun tiada api membara
Hatiku tetap menanti setia
Bayangmu slalu menghantui
Angan tentangmu slalu terbayang
Indah kenangan kita tak terlupakan
Rindu ini sungguh membunuhku
Menanti kedatanganmu memeluk hatiku
Menapaki mimpi bersamamu
Surabaya, 13 Maret 2016
BIODATA
Nama saya Septiana Nurjanatin Aulia. Tinggal di Jln Ketintang Wiyata 52 Gayungan Surabaya Jawa Timur. Nomer Hp saya 085655192928 dan email septianana7@gmail.com. Nama Facebook Septiana Nurjanatin Aulia.
Ku Jaga Cinta
Oleh : Murniati Budino
Tersandung asmara
Terperangkap di jantung hati
Melihat tak berkedip pesonamu
Indah tak terkatakan
Lalu bahasa menyatakan fakta
Kita buat janji-janji
Dan mengekspresikan emosi
Ku jaga cinta
Agar tak menghalangi jalanku jemput mimpi
Terjebak
Ke dalam kabut kegelapan
Hanya Dia Maha Pencinta
Ku berserah dalam kepasrahan hina seperti debu
Dan menyatu dalam misteri
Demi asa yang membaik
Banjarnegara, 14 Maret 2016
Nama asli Murniati Budiono, facebook: Murnee ImungDemong,
email: murniatiimung@ymail.com
Kasih di Ujung Simpang
Oleh: Dewi Sofyaningsih
Di ujung simpang berbangku
Gadis-gadis duduk-duduk bergurauan
Berdecak kagum aku
Oleh gadis pemikat hati
Rupawan parasnya, rupawan budinya
Beginilah kiranya:
Aku berseru
Berdua bertatap dengan gadis itu
Bercakap akrab
Begini pula:
Tak acuh dia
Dadaku koyak-rusak
Robek tinggal puingan
Tidak, sudah!
Nasi sudah jadi bubur
Dan aku sungguh tidak peduli
Jambi, 11 Maret 2016
Kerudung Biru
Diary ini kosong terbelangah didepan mulut kehidupan
Terlalu benyai untuk aku memulai
Masih celih di tempat aku berdiri
Mengincau tinta merah di setiap dinding
Melalak panas pandang kerudung biru
Penapun beralih ke sebuah buku
Tuk torehkan tinta cinta pertamaku
Bercilab di pohon oak kusut menunggu maharanaku
Berbaliknya membawa nur cahaya
Ongah-angih menatap senyum darinya
Kecumik mulut bergetar tak bersuara
Oh, sungguh anehnya
Muruah turun tak berharga
ternyata
Hanya sebuah fusuk melintasi mata
oleh: Muhammad Nanang Khosyim
Alamat : Pingkol, Wiro, Bayat, Klaten. Siswa SMA N 1 Cawas, Fb : Muhammad Nanang Khosyim, No. hp: 085878988656, Alamat E-Mail : Nanangkhosyim22@gmail.com
Lima Belas Tahun
Lentera cinta menghasilkan bunga
Bunga bermekaran di hati ku
Menggelitik menghasilkan senyuman
Rasa rindu menyapa seolah tidak ingin di lupakan
Lima belas tahun
Tawa persahabatan
Terukir indah dengan tinta putih meja sekolah
Tangis memilukan hasilkan sahabat setia
Aku....
Duduk manis menatap lukisan cantik ibu guru
Mengharap ia memberi nilai cantik di buku catatan akhir ku
Berharap tinta merah tidak tertuang di sana
Lima belas tahun
Surga di dalam hidup ku
Berdiri di depan pintu
Mama memberi kertas berharga
Ditambah kecupan manis di kening ku
Lima belas tahun
Masa terindah di hidup ku
Tersimpan di dalam ingatan ku
Terkunci rapi oleh kerinduan
Nama penulis : Lilik Sr Rahayu
Email : liliksr44@gmail.com
RASA PERTAMA
KARYA sandra
Aku hanya dapat menyembunyikan wajah ini
Yang tersipuh malu karenamu
Tak berani menatap langsung kematamu
Apalah daya bagiku yang masih anak bawang ini
Menerimah semua pujianmu
Menerimah tatapan mata indahmu itu
Aku masilah remaja baru
Yang untuk pertama kalinya
Mendapatkan pujian dan perhatian dari lawan jenis
Dan apalah daya diriku ini
Yang untuk pertama kalinya merasakan rasa seperti ini
DI SUDUT TAMAN PUSTAKA
Oleh: Fatkhuniam
Di sudut taman pustaka
Dalam heningku
Menatap senarai buku sampingmu
Mencuri pandangmu
Ku ingin seorang pun tak mengerti
Tentang belenggu hati
Memimpikanmu
Menyanding kasihmu
Seuntai panggilmu yang terkadang
Seperti menemani tidurku
Dalam pengakuanku
Mengaku kau milikku
Kau ajak aku merenung
Mataku justru terbelalak
Kau seperti menuntunku
Mencintaimu dalam butaku
Tegal, 14 Maret 2016
Penulis bernama asli Fatkhuniam. Sekarang merupakan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan dalam proses menuju wisuda di bidang komunikasi. Nama Fb penulis Fatkhun Niam. Alamat email bidayatulibadah@gmail.com.
Di saat ku melihat dunia
Irauly
Ku terbawa dengan keindahannya
Ku pejamkan mata
Sorak sorai terdengar di telinga
Bercampur dengan suara alam
Terhanyut mendalam
Tak dapat terhenti
Oh.......
Andai aku burung
Ku kan terbang
Tanpa ada penghalang
Matahari mengitari perjalananku
Tak dapat ku tahan sinarnya
Ku merintih
Ku terjatuh
Alam tak dapat menerimaku
PENGHARAPAN CINTA
Oleh : Ahmad Zainuri
Wahai cinta
Dalam setiap memanggil, Kusebut namamu cinta
Dalam pendengaran, kudengarkan suaramu cinta
Dalam panglihatan, kupandang rupamu cinta
Dalam perasaan, kunikmatikan kelembutanmu cinta
Dalam impian dan harapan, kurindukan kehadiranmu cinta
Dalam pencarian, kuarungi dengan bahteramu cinta
Wahai cinta
Engkau bagaikan telaga bagi jiwa yang kehausan
Bersumberkan air jernih nan masis bak susu bercampur madu
Memberikan kesegaran, kesejukan dan kenikmatan dalam kehidupan
Wahai cinta
Aku hanyalah pejantan biasa
Penuh kekurangan nan lemah
Tanpa kelebihan yang kugenggam untuk aku korbankan
Melainkan cinta tulus nan suci dalam hati dan segenap jiwa dan raga yang rapuh ini
Sementara disandingku banyak para pujangga dan kesatria yang kuat nan tangguh
Wahai cinta
Akankah engkua izinkan aku untuk bersandingmu
Akankah engkau berikan ruang pada raga dan jiwaku
Yang telah terbakar api asmara kerinduan ini
Tuk melebur dan menyatu denganmu
Dalam kebahagiaan yang abadi nan suci
Wahai cinta
Raga ku menginginkanmu
Jiwa ku pula tak ingin kehilanganmu
Kajen, 14 Maret 2016
Biodata Penulis
Ahmad Zainuri, lahir hari Jum’at, 17 Maret 1995 di desa Ujungwatu kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. lahir dari pesangan rumah tangga yang sangat sederhana. Menempuh pendidikan dasar di kampung halaman sampai tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kemudian melanjutkan di SMKT Darul Ulum Bandungharjo dengan mengambil jurusan Tehnik Komputer dan jaringan, sambil nyantri di PP. Al – Asyhar Tulakan- Donorojo. Sekarang melanjutkan Studi Pengembangan Masyasrakat Islam di Fakultas Dakwah Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Margoyoso-Pati dan juga nyantri di PP. Al – Roudloh Kajen-Margoyoso-Pati yang diasuh oleh KH. Asnawi Rahmat, Lc. Dalam keorganisasian sekarang menjadi ketua Library Corner IPMAFA yang merupakan lembaga pengembangan kepustakaan bagi mahasiswa dan juga aktif di Peace Promotion yang merupakan pusat studi perdamaian di IPMAFA.
Adapun kegemaran menulis sebenarnya sudah ada waktu kecil. Hanya saja lingkungan yang tidak mendukung, kini keinginan itu semoga dapat terwujud di lingkungan yang cukup mendkung sekarang ini dan juga motivasi dari teman-teman. Terutama Mas Farid yang merupakan putra pengasuh sekarang yang aktif di Perpustakaan Mutamakkin yang juga menjadi lembaga penerbitan yang telah menerbitkan empat judul buku.
No. HP : 0857 26 6429 90
e-mail : zainuriahmad03@gmail.com
FB : AHMAD ZAINURI
Hilang
Bagai debu yang dibawa
Hembusan angin...
Bagai ruang dan waktu
Yang tak bisa menyatu...
Bagai bintang tanpa bulan
Bagai malam tanpa penghuni
Hatiku kosong engkau tinggalkan
Tersudutku meratap cinta ini
Kau tinggalkan semua rasa itu
Rasa yang dulu aku dan kau dambakan
Kau meninggalkan bekas luka yang dalam
Pergi jauh dan tak pernah kembali
Email : eltaveronika9@gmail.com
Elta veronika
MUARA CINTA
Melakukan perang melalui prosa
Berbalas keindahan dan rasa cinta
Kita tak seperti pasangan pemudi lain
Saling bertatap, bercakap dan menggoda
Kita jauh dari kata bersua
Jauh dari saling bercakap dan menatap
Bahkan suara semasa sekali kuhitung jari
Kita tak bercakap dan bertemu
Yang aku pahami kita dipenuhi puisi
Kala bercakap keluarlah prosa dan majas
Bukan gombalan standar tak bermakna
Namun permainan puisi dan syair
Saking seringnya aku lupa berapa banyak
Rangkaian puisi yang telah tercipta
Puisi indah ungkapan cinta
Yang dipenuhi labirin kata-kata
Terkadang dan sering kalimat syahdu terlontar
Penghangat jiwa perindu tanpa bersua
Getaran jiwa semangkin kuat akan rindu
Namun hilang saat kita teringat dosa
Lantas menjadikan sastra sebuah acuan
Kini kita lebih bersahaja dengan karakter baru
Lantunan prosa agamis kukira
Bukan lagi tentang cinta dan hamba-Nya
Melainkan mencari keridhoan pemilik cinta
Pemilik cinta yang kita tuju bersama
Dengan jalan memasang Mihrab dan benteng
Membatasi kala bertemu yang memang jarang
Semakin tak bersua bahka setahuan sejari
Ini lebih indah menghabiskan masa
Lewat sastra dan puisi serta menjaga diri
Mengharap keridho’an dari kesucian
Itulah seharusnya cinta dalam askara
Lantunan puisi yang masih tersisa
Sudah lama sejak terakhir bersua
Tapi aku selalu ingat akan cinta tak seharusnya
Yang seharusnya dilupakan
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama saya dinda pandini Saya bersekolah di SMAN 1 Cikidang, dan menulis merupakan salah satu hobi saya, sekaligus cara menyalurkan perasaan
Nama facebook : dinda Pandini
No. Telepon : 082310875924
Email : sitomasuka@gmail.com
.
Karena Cinta
Oleh: Inayah Salsabil
Karena cinta,
Ulas senyum hiasi hari,
Menyemangati langkah kaki.
Karena cinta,
Mendung kelabu berlari pergi.
Ia takut, akan sinar ceria sang matahari.
Karena cinta,
Aku dan kamu ada di sini.
Menyambut asa, merangkai hati.
Antara Perasaan dan Logika
Apakah salah ketika hati mampu mengalahkan logika?
Apakah salah ketika jiwa mampu mengalahkan raga?
Apakah salah ketika keinginan ingin diperjuangkan?
Entah siapa yang pantas untuk disalahkan,
Ketika pikiran dan perasaan saling bertolak belakang
Saling jauh menjauh mengikuti hasrat
Saling mengukuhkan ego
Kejarlah apa yang kamu butuhkan
Bukan kejar apa yang kamu inginkan
Nama saya Dwi Aulia Priandini. Saya merupakan mahasiswi jurusan Teknik Informatika Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara.
Nomor hp : 0823 4968 3900
Email : dwiaulia234@gmail.com
Facebook : Dwi Aulia Priandini
MAHLIGAI
Periode indah
Tak akan terulang
Hanya kan terjadi sekali
Sekali seumur hidup
Masa romantika
Cinta monyet
Labil
Tak stabil
Indah memang
Bahaya jika kau tak bisa menempatkan pada posisi yang benar
Bahaya jika kelabilan ini berlebihan
Hancur jika keindahan itu tak dijaga
Indahnya masa remaja
Indahnya romantika cinta
Laksana pangeran menunggu permaisuri di mahligai cinta
Bak permadani dikenakan sang putri raja
Bahagia
Bibir yang selalu tersungging senyum
Menantikan sebuah jawaban
Kepastian
Kepastian penuh pengharapan
Ulfah Hakimah, mahasiswa kelahiran Tangerang, 1 September 1994 yang sedang menempuh tingkat akhir di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak M. Harris dan Ibu Tati Sumantri. Suka menulis, nonton, membaca, dan naik gunung.
Email : Ulfah.hakimah@gmail.com
Nama akun Facebook : Ulfah Hakimah
Nomor HP : 085697314423
Keanggunan Makna dan Peristiwa
Dina Novianna
5 tahun yang lalu …
Ku ingat 5 tahun yang lalu …
Genggamannya yang halus itu
Memperjelas suatu arti hati yang utuh
Kebertanya pada kekasih hati
Taukah dia siapa yang selalu dia pahami?
Cinta …
Lima karakter jiwa yang penuh pesona
Sejak kapan ku pahami arti cinta?
Kuingat masa itu, masa seutai senar terikat bersama gitar di tepi sana
Kuingat kujalani hari itu dengan dia, dia yang berotot kekar
Kuingat kujalani hidup juga dengan dia, dia yang berhati mekar
Kuputar kembali kenangan dalam nostalgia di atas titik embun yang jenuh
Penuh kecerian pagi bersama senyum Sang Mahar
Bernyanyi menyenandungkan irama yang penuh gelegar
Tiba-tiba …
Kain hitam itu perlahan menutup mataku penuh
Ku takut ku kehilangan arah, dan ku bermain dengan amarah
Namun ku tenang dan kutemukan bisikan itu
“Apakah kamu mencintaiku?”
Keanggunan Makna dan Peristiwa
Dina Novianna
5 tahun yang lalu …
Ku ingat 5 tahun yang lalu …
Genggamannya yang halus itu
Memperjelas suatu arti hati yang utuh
Kebertanya pada kekasih hati
Taukah dia siapa yang selalu dia pahami?
Cinta …
Lima karakter jiwa yang penuh pesona
Sejak kapan ku pahami arti cinta?
Kuingat masa itu, masa seutai senar terikat bersama gitar di tepi sana
Kuingat kujalani hari itu dengan dia, dia yang berotot kekar
Kuingat kujalani hidup juga dengan dia, dia yang berhati mekar
Kuputar kembali kenangan dalam nostalgia di atas titik embun yang jenuh
Penuh kecerian pagi bersama senyum Sang Mahar
Bernyanyi menyenandungkan irama yang penuh gelegar
Tiba-tiba …
Kain hitam itu perlahan menutup mataku penuh
Ku takut ku kehilangan arah, dan ku bermain dengan amarah
Namun ku tenang dan kutemukan bisikan itu
“Apakah kamu mencintaiku?”
Semua kejadian udah loe beri nama
Ada cinta monyet dan monyet yg bercinta
Memang indah rasanya
Itulah yg gue suka
Dari mata turun kehati
Awal gue berlari dan jatuh dech nie hati
Berpegangan tangan itu wajar
Kepala nyandar dipaha ready to WAR
suara desis berkecipap
Menembus halus saat senyap
Rintih lirih
Terdengar guriiiiiiihhhhh
Tak terpungkiri ini tlah terjadi
Romantika remaja sebagai bukti
Sentuhan kulit tak terhindari
Berdosa diri sampe aborsi
#gareng_punk
Perasaan Keras yang Muncul
Aku adalah manusia, yang sudah sewajarnya memiliki rasa cinta
Tetapi , perasaan ini muncul disaat yang tidak tepat
Mungkin sudah tepat, mungkin saja aku yang tidak bisa bersyukur
Ya, aku tidak bisa bersyukur
Apa aku harus bersyukur dengan datangnya ini?
Apa aku harus bersyukur?
Apa aku harus bersyukur jika perasaan cintaku pada Al-Qur’an terbarengi?
Apa aku harus bersyukur dengan keadaanku yang seperti ini?
Apa aku harus bersyukur dengan peluang kemaksiatan ini?
Ketika ku merasakan kerinduan bersua dengan Yang Kuasa
Kuseret kakiku menuju masjid
Kuberlari dengan hati berdebar dan rindu yang semakin menebar
Namun, ketika ku injak karpet hijau itu,
Kutemui dirinya sedang bersujud dengan sempurnanya
Air mata ini semakin membanjiri pipi
Perasaan itu semakin terpatri
Ketika ku membaca Al-Qur’an, kudengar langkah kakinya
Seketika itu mulut terkunci
Mata ini memejam semakin kuat
Diri ini tak ingin kemaksiatan terjadi antara aku dan dia
Walau sebenarnya aku tak perasaannya padaku
Apakah sama?
Tetapi Lillahi ta’ala kulempar jauh perasaan ini
Biarpun kembali lagi
Tapi kucoba sekali lagi
Namun ia tetap kembali
Ya, Ia tetap kembali
Perasaan itu tetap kembali
Hingga akhirnya nanti ku tak tau apa yang akan terjadi
Aku menyerah aku pasrah pada Ilahi
Kuserahkan semua pada Yang Maha Suci
Selasa, 15 Maret 2016
Tentang Penulis
Nama : Alfi Nandasari
TTL : Purbalingga, 18 Maret 1999
Alamat : PP.AL-Fadhilah
Jl. Laksda Adisucipto KM 7.5 Santan ll/19, Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta
Sekolah : MAN LAB UIN Yogyakarta
Email : Alfinandasarindsxiips1@gmail.com
Fb : Alvi Nandasari
Usai sudah perasaan yang aku pendam
Usai sudah kekagumanku akan kharismatikmu
Langkah kakiku mulai menggumam
Meleburkan duka yang tak bisa memilikimu
Tak ada lagi tanya untuk peristirahatanku
Dalam pencarian makna cinta yang masih tenggelam
Meski berat untuk menghapus kenangan tentangmu
Kan selalu ku coba mencari pengganti akan kisahku yang amat kelam
Dalam Pencarianku (Wa Ode Husnawati)
Join yeah guys!!!
Syahrul Ramadhan
Titania Icha
Devi
Andi Sukma Subdi
laelyafnan123@gmail.com
Bayangnya tak pernah hilang dari pelupuk mata
Senyumanya terlihat di mana - mana
Harumnya seakan memelukku dalam nestapa
Bukan pisau tetapi belati
Menancap, dalam can mengintimidasi
Aku menoleh dan mendapatimu dalam sepi
Menawan lagi rupawan
Bagai bidadara yang mengalahkan sinar rembulan
Bagai dewa - dewa penuh kelembutan
Aku hanyalah punguk yang merindukan rembulan
Tak rupawan apalagi hartawan
Aku hanyalah fakir cinta yang tengah kehausan
Kasih, cinta dan ketulusan
Dirimu bagaikan sebuah keharusan
Sedangkan aku adalah punguk yang di landa kegilaan
Gila akan sebuah kerinduan
Rindu kau yang rupawan
Rindu kau yang menawan
Dara-dara Penyulam Cinta
Karya : Deva Dirgantina
Senandung senja mengalunkan bait-bait asmara
Rongga-rongga jiwaku pun terbelenggu dihantam ombak rindu
Gemuruh kalbu nun gaduh pun laksana disayat ayat-ayat cinta
Panah-panah kasih pun menghujam dalam lirih nun mesra
Badai-badai asmara pun membelai suratan putih abu yang tergores irama romantika
Tabir-tabir kasih pun berniaga di pucuk buhul-buhul nun terang
Tak lekang lara dalam ruang jera
Nuansa dara-dara penyulam cinta pun takkan pernah kelam di masa silam
Senandung nada-nada romantis berduyun-duyun di kaki langit
Sukma nun anggun pun begitu setia menuntunku dalam lembah asmara nun megah
Tak ada lagi percikan tahta berselimut dusta
Tak ada lagi deraian santun berparas pantun
Dalam nuansa dara-dara penyulam cinta
Kan ku semai perangai asmara ini dalam peti bahagia
Tuk Tuhan junjung aku dalam naungan harmoninya hidup
Tuk Tuhan jadikan aku seruni cinta sepanjang masa
Kalijati, 13 Maret 2016
BIODATA
Nama saya Deva Dirgantina. Lahir di Subang, 16 Maret 1997. Saya aktif menulis sejak 21 Oktober 2011 dalam ajang Lomba Penulis Muda Indonesia yang diselenggarakan oleh Magna Olympus Indonesia bersama Komite Nasional IndonesiaJunior Writers 2011. Selain itu, saya aktif menulis dalam berbagai bidang (Sains, Agama, Bahasa, dll) yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, Universitas, maupun lomba secara online. Pengalaman dan prestasi mengajarkan saya betapa indahnya mencari dan mengamalkan ilmu untuk Agama, Nusa, dan Bangsa. Salam Penulis Muda Indonnesia! Bittaufiq Wannajah !
Nama Fb : Deva Dirgantina
E-mail : devadirgantina90@gmail.com
SEMANIS GULA
(karya : Sitta Nur Fauziyah)
Masa yang begitu manis
Bahkan tak tergantikan
Sang pena mengukir indahnya masa putih abu
Kebanyakan orang bilang masa yang indah adalah kelas 2 SMA
Tak kupungkiri, nyatanya memang benar
Masa yang begitu indah
Hiruk pikuk kehidupan mulai terasa
Saling berbagi beban
Bertukar cerita
Merajut mimpi
Bahkan saling bermusahan
Persahabatan yang terukir karena kebersamaan
Cinta yang mulai tumbuh pada setiap insan
Luka yang mendewasakan hati
Emosi yang menjati diri
Bahkan begitu mudahnya tersulit api
Proses pecarian jati diri yang belum usai
Cerita yang terukir mewarnai setiap masa semanis gula
Email: sittafauziyah99@gmail.com
NAFSU AMARAH MASA REMAJA
OLEH :ASKAR MARLINDO
Ku hirup gelegak amarah didalam dada
Walau udara sesak menyelimuti suasana
Ku lepaskan semua amarah yang kurasa
Amarah yang sangat berkecamuk didalam dada
Amarah masih bersemayam didalam dada
Mengiringiku tanpa mengenal lelah
Menghantui tiap jejak langkah langkah dan dentang irama
Bagaikan hantu yang terus menghantui segala suasana
Wahai amarah didalam dada
Alunan musik pun tidak akan mampu menghentikan amarah didalam dada
Secangkir kopi pahit pun tidak akan menyelesaikan setiap masalah
Apakah amarah akan terus kubiarkan didalam dada?
Amarahku hari ini tidak akan pernah selesai
Akan terus mengalir dalam darah dan sanubari
Tapi amarah akan berhenti di suatu hari nanti,
Bila masa remaja telah beranjak rona rona dewasa
Medan 15 Maret 2016
Email :amarlindo@yahoo.com
Segelas Kafein Berangsur Dingin
Oleh : M Fahmi Dwi Novanto
Gelap...
Tiba-tiba semua menjadi gelap.
Kelam...
Semua hilang entah kemana
Layaknya malam di tengah rimba
Hingar bingarnya kehidupan cinta
Membuat pujangga putus asa
Menggantunggkan hidupnya,
Pada satu gelas kafein
Menunggu hawa panas berganti dingin
Semua berawal dari bubuk kopi
Lantas disiram air hangat
Layaknya gerhana matahari,
Semua masih hitam.
Hingga susu putih itu,
Tertuang dalam gelas bak bulan kala malam.
Romantika cintamu seperti kopi, wahai pujangga
Terlalu pahit untuk di rasa bibir secantik dia
Bangkitlah!!!
Jangan kalah dengan pembawa mawar merah
Jangan pergi remajaku
Nadiani Lubis
Hai remajaku
Pertemuan kita belum usai
Jangan biarkan aku sendiri tanpamu
Aku tau kehadiranmu akan usai
Tapi biarkan aku mencicipimu lebih lama lagi
Sungguh indah rasanya saat kau hadir dihidupku
Kau mengenalkanku pada cinta
Kau menemukan jati diriku
Terimakasih remajaku
Ceritakan ke generasiku kelak
Tentang pertemuan indah kita ini
Aku tak akan melupakanmu
Oh remajaku
DEWANA
Oleh: Nawaksara (Muhammad Ismail Tanjung)
Dalam temaram tidurku tak lena
Habis dikejar bayang dan pesona
Menjelma sampai ujung nirwana
Buat akal diam dan tak mencerna
Lari kakiku menjauh dari sabana
Berharap kau hilang dari saujana
Nihil. Parasmu enggan tuk perlina
Bahkan semakin lekat sempurna
Telahkah aku menjadi dewana?
Ku rasai dunia ini tiadanya fana
Karena hanyut dalam rindu merana
Dan larut dalam sunyi menggulana
Akankah kau hadir memberi bina?
Melukiskan hidupku dengan warna
Mengajarkan budiku tuk bijaksana
Mendiamkan amarahku dengan derana
Yogyakarta, 16 Maret 2016
Halo, nama saya Muhammad Ismail Tanjung. Lahir dari pelosok negeri, yaitu di Marbau, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara pada 30 Oktober 1993. Kini ngekost di Jln Ori I/4, Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Ini FB saya Nawaksara dan emailnya m.ismail.tanjung@gmail.com . O ya, ini nomor HP saya 085876881456. Call me.... ☺
MERINDUMU
Oleh : Rukah
Ku merindukanmu
Meski terkadang gelisah dan cemburu kerap membayang
Meski jarak yang saat ini membentang
Dan waktu yang masih menjadi tanda tanya
Entah kapan
Ku sebut namamu dalam utaian doa
Yang selalu kusemogakan
Berharap kelak kan ada jawabnya
Aku berharap dan terus berharap
Hanya ada aku dan kamu dalam kisah ini
Hanya ada dua hati dalam satu cinta
Hanya aku yang menjadi dunia dalam hidupmu
Dan hanya akulah udara pengisi setiap ruang kosong dijiwamu
Duhai kekasihku.
Tema : Romantika Masa Remaja
Judul : Jingga Dalam Senja
Oleh : Adiba Mahmoudya Soraya
Kursi taman sekolah
Terbuat dari cinta dan cita
Duduk berdua berlandaskan rasa
Ikatan dalam kasih sayang
Disaksikan senja waktu itu
Disambut nyanyian burung indah
Namun …
Ketika sang senja tertelan malam
Jingga pun hilang dimakan kelam
Aku tahu
Semua yang hilang akan kembali seperti semula
Seperti senja pada esok hari
Ketika kuberlabuh kedermaga
Disanalah jingga ku
Kududuk ditaman sekolah
Disanalah senjaku
Senja yang tercipta dari dua insan
Yang mengukir kisah kasih disekolah
Kisah yang kan selalu terngiang
Kasih yang tak kan pudar
Dalam sepanjang khayal
Lika-liku cinta
Buah karya : Siti Nur Salsabila Azzahro
Belum cukup umur
Itu yang mereka katakan
Kapan daku kan cukup umur ?
Layaknya kawan yang setia
Akhirnya
Waktu menjawab
Kubuka 1 pintu lagi
Kupandangi sekeliling
Tempat apa ini ?
Penuh tanda cinta
Penuh kasih sayang
Penuh harapan
Bermacam-macam kejutan
Menghasilkan canda tawa
Juga tangisan
Daku ingin berkeliling
Namun
Ketakutan menyelimuti
Sudahkan daku cukup umur ?
Haruskah ku melangkah ?
Atau diam tak berkutik ?
Ku bertambah bingung
Dan akhirnya
Ku coba tuk melangkah
Tiba-tiba
Seseorang mendatangiku
Lelaki yang tangguh
Ia mulai mengajakku
Memulai satu pintu kehidupan
Yang dinamakan jatuh cinta
Rasa gugup pun mulai ikut menghiasi
Pikiranku kacau dibuatnya
Namun disampingnya, semua sirna
Tali hubungan ini mulai rekat
Hingga tak dapat berkutik tanpanya
Dialah kunci hatiku
Dan ternyata cinta itu indah
Disaat kubilang indah
Ternyata cinta itu menyedihkan
Ada hal yang menyiksa
Rindu, cemburu, hingga patah hati
Semua ini menemani kebahagiaanku
Tuhanku
Diakah yang kan menemaniku
Atau diakah yang kan meninggalkanku
Nyanyian Terakhir
(Karya : Rohman Hikmat)
Alunan violin menggema mengajak menari
Yang pertemukan kita di suatu hari
Meminta tuk jalin kisah suci
Tuk hilangkan kesepian diri
Namun perpisahan mulai terjadi
Alunan violin pisahkan aku sendiri
Dalam teduhnya ku diam menyepi
Memaksaku tuk tetap menanti
Ku tak tahu takdir dunia
Tak izinkan kita tuk bersama
Ku berdoa dengan nada menggema
Nyanyikan lagu harap meminta
Tersirat senyuman akhir di bibirmu
Selalu ku ingat setiap waktu
Ku simpan harapan dalam sebuah buku
Biar ku tunjukkan saat kita menyatu
Kini ku alunkan violin sendiri
Menunggu datangmu kembali
Biarlah diriku menyepi
Menantimu seorang diri
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Nama saya Rohman Hikmat, bersekolah di SMA Negeri 1 Cisarua, alamat dan tinggal di Asrama Bina Siswa Jl. Terusan Kolonel Masturi No. 64 Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung Barat. Menulis adalah suatu ajang untuk mencurahkan seluruh isi hati saya. Dan mungkin curhatan saya dituangkan dalam bentuk puisi dan buku diary. Saya mencoba untuk terus menulis karena dengan menulis hati saya bisa lebih tenang.
Nama Facebook : Rohman Hikmat Adzzikru
No Handphone : 085794661126
Email : rohmanhikmat123@gmail.com
Gejolak Trisna
Senyum merekah.
Ketika aku mencuri pandang pada wajah manismu.
Jejak-jejak rasa.
Mulai terpahat hingga berwujud sketsa.
Harum wewangian, berbalur dalam rindu.
Hitam pekat bola mata itu.
Seakan menghujam tepat pada jantungku.
Seperti detak-detak cinta,
Ah, bukan!
Akan lebih manis aku menamainya trisna...
Pahatan itu telah terukir jelas menghilagkan skesta.
Tentang wajah manis itu.
Sungguh manis,
Tak ada jengah aku memandangmu..
Dalam mimpi sekalipun,
Ingin ku nyatakannya gejolak trisnaku.
Hingga benar-benar nyata itu telah memelukku.
Ngawi, 16 Maret 2016
BIODATA DIRI
Essa Nur Anwa adalah sebuah nama pena dari penggiat literasi amatir yang ingin terus berkarya lewat aksara. Lahir 25 tahun yang lalu di kota Jember, kabur dari fakultas berniat dalam hatinya ingin bebas bersama aksara. Hingga kini menjadi pendidik dan guru privat adalah bonus dari niat berliterasi yang sejati.
Nama Fb : https://www.facebook.com/cempluk.demit
Email : rapratiwie90@gmail.com
No.telp : 082333936812
Setitik debu di jalanan
Maudy Selvinie
Siapakah Aku?
Aku hanya setitik partikel debu yang tersapu angin di jalanan
Kadang terinjak bahkan terhempas
Tak jarang Aku merasa lemah dan payah
Karena Aku hanya setitik partikel debu yang tersapu angin di jalanan
Semesta yang indah nan luas ini adalah kuasaMu
Diriku yang setitik inipun adalah milikMu
Aku bernafas atas kehendakMu
Aku hidup dan matipun atas perintahMu
Tak jarang diri ini merasa hina
Diriku ini bersimbah dosa
Masa remajaku terlewati begitu saja
Mengabaikan seruanmu mendekati laranganmu
Aku terlena, diri ini tak berdaya
Termakan zaman dan keadaan aku hanyut dalam buai kesenangan dunia
Menengadah kehadapanMu Aku meminta segala yang terbaik bagiku karenaMu
Memohon ampun atas diri yang khilaf di masa remajaku
Meski tak jarang diri ini lalai akan perintahMu
Terima dan Izinkan Aku kembali hidup di jalanMu
Kau satu-satunya pelabuhan terakhirku, Allahu Rabbul Izzati
selviniemaudy@yahoo.com
089610921896
ketika embun pagi mulai berjatuhan
Aris Saputra
ketika perasaan ini mulai mengerti
tetapi apa daya
aku tak kuasa menahan
rasa ini seolah ingin ku ungkapan
oh merisa
kau punjangga hati ini
kau bagaikan bunga yang mekar dipagi hari
aku tak kuasa melihatmu
seolah melambai - lambaikan tangan
tapi semua itu sirna
ketika senja mulai datang
aku terjatuh dalam luka yang dalam ....
aku sirna dalam rindu tak terbalaskan
Sahabat jiwa
Raibow
Selamat malam sahabat jiwaku?
Masihkah purnama menemanimu?
Masihkah hujan meredupkan rindumu?
Sahabat jiwaku
Angin malam seolah memaksaku
Beranjak dari tempatku terhujam
Hanya sekedar menghampirimu
Wahai pelangi hatiku, taukah kamu jika aku rindu ?
Aku merindukanmu, seperti seorang pelukis yang merindukan banyak warna dihidupnya
Hanya senyuman yang bisa menggambarkan perasaanku
Karena kau jauh tak tersentuh
Aku hampir kehilangan kata untuk mengungkapkan rindu yang kurasakan ini
Meskipun terasa menyesakkan, namun tidak sedikitpun mengurangi keindahan rindu yang bernamakan kamu
Aku merindukanmu, sungguh sangat merindukanmu
Ini kak Puisinya. Semoga terkesan:)
Sembilan Purnama kita
Semilir angin malam
Begitu menenangkan
Rasanya aku mulai
Terhanyut dalam kenanganmu
Kau begitu rupawan
Kau begitu menawan
Kau begitu bersahaja
Aku tak mengerti apa yang kurasa
Senang? Suka? cinta?
Atau nantinya kecewa
Ah aku tak memahami sedalam itu
Semua terjadi seakan waktu yang membawa
Semua perkenalan semu kita
Sembilan purnama yang lalu
Kamu memulai perkenanlan kita
Kamu membuat ku tersipu malu
Membuatku merindu
Pesan singkatmu begitu memikat hati
Aku tak mengerti
Aku tak memahami
Aku tak mengenal
Perkenalan singkat kita
dan akan banyak cerita yang akan kita buat
Aku tak ingin menjadi ratu
Yang selalu kau sanjung
Yang selalu kau junjung
Namun akhirnya kau hempaskan
Aku mengerti ini hanya perasaan kagum
Sebatas kagum diam-diam
dan aku terus terpendam
dalam hati yang paling dalam
HAMPA
(REMAJA TAK PERLU CINTA)
Karya : Meyden Utrama z
Angin malam berdesir,
Menepis senyumku.
Menjadi semakin rindu.
Ketika diriku,
Menyusuri hidupmu.
Hatiku nyaman,
Jiwaku tentram
Dekat denganmu,
Namun,
Apa daya diriku.
Hanya pelajar, berseragam biru,
Penuntut ilmu.
Ini adalah sebuah kisah
Kisah seorang remaja
Dibumbui rasa cinta.
Apakah diriku salah?
Untuk mengagumi dirimu
Ataukah aku?
Dapat mencintaimu
Oh, sayang. Sungguh sayang
Aku, sikumbang pelajar
Cinta remaja,
Yang kini kubayangkan,
Hanya angan-angan,
Apakah remaja tak perlu cinta?
Namu, itu hampa. Bimbanglah sudah
Alamat : Jln. Palembang-betung km18. Depan lorong SMPN 1 TALANG KELAPA
Penjahit Meylan
Ku Rindu Masa Itu
Oleh : Iis Rifianti
Masa itu ...
Masa yang membuat semua orang merasakan kelabilan
Kebimbangan dalam diri
Serta keresahan mengenai hidup
Namun ...
Masa itu ...
Ku mulai tahu rasanya jatuh cinta
Ku perlahan mengerti arti hidup
Ku tak ingin masa itu berakhir
Di sisi lain
Umurku terus bertambah
Kini ku mulai beranjak dewasa
Diriku mulai lelah
Lelah menjalani kesulitan hidup yang terus melanda
Seakan...
Hidupku gersang tanpa adanya air yang menghampiri
Ku rindu masa itu...
Ku rindu saat aku belum mengerti apa itu masalah
Masa saat diriku benar-benar berada dalan zona aman
Masa saat diri ini benar-benar ingin meraih dan menggenggam dunia
Serta masa yang membuat hidupku lebih ceria dan belajar menghargai hidup
Masa saat diri ini benar-benar belajar akan hidup dan memulainya dengan seimbang
Dan masa saat hati ini ditumbuhi oleh berjuta bunga bermekaran.
Ku rindu masa itu
Masa saat diriku mencoba memulai hidup sesungguhnya
Malang, 18 Maret 2016
Nama penulis : Iis Rifianti
Ttl : malang, 09 April 1998
Status “ Mahasiswa di Universitas Negeri Malang
Jurusan : Kimia
Facebook : Iis Rifiantye
E-mail : iisrifianti87@gmail.com
No. Hp : 085815345157
Antara Kau dan Aku
Karya: Adinda Amara K.
Antara kau dan aku
Ada rasa yang tersirat dalam diam
Meski bibir tak berucap kata
Tapi kau dan aku tahu pasti
Rasa itu adalah cinta
Antara kau dan aku
Ada rindu yang terbelenggu rapat
Rindu yang lelap dalam mimpi indah
Bila kau ada di mimpi indahku
Maka aku ‘kan ada di mimpi indahmu
Tasikmalaya, 17 Maret 2016
Langit di Kapal Ferry
Derap-derap kaki ratusan jiwa yang berbunga
Menaiki dek satu demi satu, keatas sana
Hei, sadarkah? Dari ratusan, hanya satu yang ku ikuti
Aku melihat satu harapan cahaya yang jatuh
Dia, memandangi ribuan cahaya langit di atas sana
bertasbih atas kebesaran-Nya
Aku melihat satu harapan cahaya yang jatuh
Berdegup saat bersitatap
Bersemu saat bercakap
Menyembunyikan desiran perasaan di atas sini
Aku melihat satu harapan cahaya yang jatuh
Saat ini, kami duduk berlawanan arah
Ya rabb-ku, apakah kami melihat cahaya yang sama?
Sidoarjo, 25 Februari 2016
BIODATA PENULIS
Kirishima Ei. Nama asli Estri Diniyati, atau akrab dipanggil Estri. Lahir di Ngawi, 28 Agustus 1999. Saat ini sedang duduk di bangku kelas XI SMA Negeri 1 Taman – Sidoarjo, penulis dapat dihubungi melalui akun facebook : Estri Diniyati dan email: estri.diniyati@gmail.com
Seorang di Masa Lalu
Karya : VIka Candra Devi
Kita pernah bertemu pada satu waktu
Garis takdir membawa kita menjadi satu
Euforia tak terelak dalam relung jiwa kala itu
Gerimis terasa lebih manis
Hingga datang sang petir yang membuatnya sadis
Alam tak menginginkan kita bersama
Perpisahan menjadi hal yang menyakitkan
Kamu...
Sewindu tak bertemu
Rindu bukan semakin pudar
Ia semakin menggebu
Kini kita t'lah dijalan yang berbeda
Namun tujuan tetaplah sama
Memperjuangkan yang bernama cita
Kamu ...
Sampai jumpa pada titik akhir
Dimana cita akan berbuah cinta
Yogyakarta, 18 Maret 2016
Romansa cinta
Oleh:Chindy Yulia Permatasari
Jemari kecil berusaha membantumu
Agar kau tau arah mata angin bahagia
Senyum hangat merekah di ufuk senja
Tanpa jemu kita berbincang sebuah kebaikan
Ketikaku lebih cepat melupakan kesalahanmu
Ku temukanmu dalam pencarian jati diri
Ada rasa yang bergejolak bak api membara
Namun ku sembunyikan karena terlalu dini
Ku ciptakan rangkulan dalam untaian do’a
Meski hati kecil ini terus memanggil mu
Romansa cinta yang tercipta biarkan berlalu
Hingga garis takdir menyatukan kita
Bengkulu, 18 maret 2016
Email: chindy.cyp@gmail.com
Drama Si Tokoh Utama
aku tidak bisa diam.
diam dalam sebuah drama yang sedang aku mainkan.
aku yang menjadi tokoh utama dalam drama itu.
ada orang yang menjadi lawan main si tokoh utama.
kita hanya berdrama tanpa henti, menceritakan percakapan dalam drama kita sendiri.
tanpa melihat waktu kita terjebak sendiri dalam percakapan drama ini.
akhirnya si tokoh utama memutuskan untuk berhenti berdrama dengan lawan main.
mereka mempersilahkan pemain lain ikut dalam drama mereka.
semua berbaur menjadi satu.
berakting menjadi pelaku dalam drama itu sendiri.
satu jam berlalu semua terhanyut dalam sebuah cerita drama tersebut.
syaidatulfaridah@gmail.com
Dee
Dee… mungkin bercak sinar senja itu adalah potret kekasihmu yang kelam
Mungkin bagiku bercak sinar itu adalah pertanda bahwa semuanya tidak naik dan tidak turun namun diam
Atau mungkin dari dimensi yang lain aku hanya bisa menyanggah, berkhayal dan berlari ketepian untuk meyakinkan merubah perasaanmu yang kelam
Dee… memutar bulan sebelumnya. Membaca semesta bulan di atas kuburan, membaca semesta lewat alam ghaib
Dee berperilaku dengan isyarat jingga. Perumpamaan antara warna dan nyata hilang runyam kalimatku
Dee, menjadi tenang untuk mencari dambaan hidup, merajut benang dalam kerasnya hidup
Semesta kemarin bercerita tentang jejak kaki yang selalu menggantung di dinding arah timur, bersama tenggelamnya matahari
Semesta Februari berkisah tentang anak-anak hujan yang turun di hamparan tanah berlapis semen basket, perasaan menganga datang hilir mudik, perasaan menyapa dengan sentuhan syahdu para pemain basket
Dee… semesta lalu sedang membicarakan berita meditasi, jalan penengah atas kuasa hukumku menyatakan hatiku dehidrasi lemas pucat tak bersinegri
Sebab muasal aku tak bisa menceritakannya.
Lampung Tengah, 07 Februari 2013
Biodata
Awalya Diti Ditami, lahir di Lampung Tengah 1996. Belajar dari kesalahan sebelumnya adalah motto yang selalu dipegang untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Segala kritik dan saran silahkan kirim ke email: Awalya.diti.ditami@gmail.com atau Facebook Awalya Diti Ditami.
Merubah Diri Melalui Remaja Masjid
Awal Masuk SMA
Tak terasa waktu itu aku sudah masuk SMA, rasanya sangat bercampur aduk antara senang, grogi, gembira, dan agak canggung. Berbagai acarapun sudah dilalui seperti MOS (Masa Orientasi Sekolah) dan PTA (Penerimaan Tamu Ambalan), senang rasanya karena bersyukurnya saya ada di sekolah yang difavouritkan, SMAN 1 Majeneng yang berada di Kecamatan Majeneng Kabupaten Cilacap.
Jarak dari rumah cukup jauh, sekitar 20 Km menuju Smansa Majenang, karena saya berasal dari Banjar Patroman, tapi tidak menyurutkan atau menghilangkan antusias untuk menuntut ilmu di Kota Majenang. Satu minggu pertama saya jalani dengan penuh antusias, ternyata menyenangkan sekali menuntut ilmu di bangu SMA.
Ikut Ekskul Remaja Masjid
Namun sepertinya, ada yang kurang saat saya menuntut ilmu di sini. Kebetulan saat itu ada himbauan dari Waka Kesiswaan agar tiap siswa wajib mengikuti ekskul atau organisasi sekolah. Dan perhatian pun tertuju pada organisasi remaja masjid Smansa Majenang yang pada waktu itu dikenal dengan FOREMA yang merupakan singkatan dari Forum Remaja Masjid.
Lantas saya pun menemui kak Nunur, ketua Forema pada waktu itu, kaka angkatan saya satu tahun di atas. “Ka saya ingin masuk Forema, gimana caranya ya?” Tanya saya, “dengan siapa ini” tanya kak Nunur, “Pamungkas ka” tandas saya. “Ya kas, besok Jumat bada solat Jumat datang ya ke Masjid Nurul Ulum ikut kajian dengan teman-teman yang sudah mendaftar juga” ajak kak Nunur, “Hmm iyah kak insya Alloh saya datang kak” jawab saya dengan agak ragu.
Kajian Pertama di Forema
Waw, kajian pertama, amazing sekali, pembinanya sangat bersahabat dan kakak-kakak pengurusnya sangat humoris dan kompak sekali. Saya sangat senang mengikuti kajian walaupun juga ada ragu. Ya saya ragu tentang materi kajian yang pertama mengenai berpacaran dalam Islam, kenapa? Karena memang saya pada waktu itu ada niatan untuk berpacaran, wah dilema.
Sudah tiga kali kajian saya selalu hadir, dengan keraguan yang sama mengenai berpacaran tersebut. Karena hal tersebut, terbersit di pikiran untuk keluar saja jadi anggota Forema, tapi saya berpikir lagi, apalagi setelah mengikuti kajian saya merasakan perbaikan pada diri, Alhamdulillaah solat lima waktu selalu saya kerjakan. Dan setelah berfikir kembali saya memutuskan untuk terus ikut Forema.
Uforia Re-organisasi
Saya menjadi salah satu anggota Forema yang paling rajin, hampir keseluruhan kegiatan Forema saya ikuti. Sampai suatu saat datang surat dari ka Nunur untuk mengikuti re-Organisasi Forema. Sampailah pada hari H, saya sama sekali tidak mengetahui apa sebenernya re-Organisasi itu, niat saya hanya untuk mengikuti kajian saja.
Pulang sekolah saya langsung tidur mungkin karena cape, bangun jam empat dan baru ingat kalau sabtu ini ada kegiatan. Sayapun bersiap-siap dan meminta izin, hmmm terlambat nih acara sudah mulai tepat pukul dua sabtu siang.
“Wah datang juga nih, yang ditunggu”, kata kak Nunur menyambut saya ketika tiba di Smansa, saya pun tidak mengerti apa maksudnya. Acara demi acara kami lewati (red: kader/angoota Forema) seperti biasanya, agak berbeda karena kami ditraining dulu pada acara tersebut.
Sampai pada akhir acara yakni reorganisasi sendiri, dan ternyata saya menjadi salah satu calon, mungkin karena saya termasuk kader aktif, dan saya pun mengerti apa kata kak Nunur. Keajaiban pun terjadi, saya lah yang terpilih menjadi ketua Forema menggantikan ka Nunur, Wow banget.
Kesan di Forema
Kegiatan-demi kegiatan kami lakukan dalam kepengurusan di Forema, banyak perubahan yang terjadi, khususnya pada diri saya. Terbiasa melaksanakan kegiatan-kegiatan positif dan bersatu dalam ukhuwah, sangan berkesan di Forema, walaupun kami sudah tidak bersama-sama lagi, tapi insya Alloh silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah tidak akan putus. Jadi bagi remaja jangan lupa untuk ikut kegiatan remaja masjiD ya, banyak sekali manfaatnya yang merubah diri menjadi lebih baik, Alhamdulillah.
KEKASIH KATAK
Suatu pagi di telaga dangkal
Kudengar percik air bercerita
Tentang berudu yang menetaskan telur di bawah batu
Berudu-berudu menjelma katak-katak
Tangis telaga menyalak
Bukankah cinta mereka terlarang ?
Kupikir mereka tak berpikir
Saat mengatasnamakan cinta demi sekelumt hasrat
Mungknkah telaga murka pada berudu yang berdusta ?
Cinta adalah suci
Mereka masih terlalu labil untuk mengingatnya
Maka semoga percik air takkan pernah berhenti bercerita
Ngasemrejo, 16 Maret 2016
Biodata penulis
Nama : Rykma Alodya
Ttl : Madiun, 21 Agustus 1996
Hobi : Menulis (puisi, cerita pendek, novelet) dan membaca novel fiksi
Alamat : Ngasemrejo, rt 03 / rw IV Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo
Pendidikan : D3 Keuangan dan Perbankan UNS, semester 4
No hp : 085728561472
Email : rykma.alodya21@gmail.com
Shamira
Dia adalah gadis baik
Lihatlah betapa ayah menyayanginya
Dia sangat pandai
Salah satu pesaing hebat di sekolahnya
Kurasa Perpustakaan adalah istanahnya
Setiap orang tahu itu
Lihatlah Rambut panjang terurainya
Juga bola mata yang berwarna coklat itu
Dia tampak manis bukan?
Namun lihatlah kini...
Tidakkah ia berubah?
Bintang tak lagi menemaninya belajar
Buku-buku besar itu tak lagi menari bersamanya
Dahulu cerita luculah sumber senyumnya
Namun tidak dengan yang sekarang
Wajahnya merona melihat layar telepon
Ia tampak begitu bahagia
Sang mama sering berkata,
Hati-hati ketika cinta datang
Ia mengabaikan, ia bisa mengatasinya
Tapi hey, dia mematahkan hati Shamira
Kau jatuh seperti gadis lainnya
Bintang cemberut melihatmu menangis
Tegarkan dirimu, untuk apa menangisinya?
Setiap orang pernah terluka bukan
Dengarkan mamamu.. Ia tahu segalanya
Biodata Penulis
Nama : Masriah
TTL : Bekasi, 12 Januari 2000
Alama t : Jl. Beringin XII no 176 Kranji, Bekasi
Sekolah : SMAN 12 Bekasi
No HP : 088212078837
No. Rek : 156.000.9911.274 (mandiri) atas nama Sandi
Bagaikan syair melodi – oleh Selly firdayanti
Berawal dari sebuah lingkaran persahabatan
Saat mulai bersarang virus merah jambu di hati ini
Yaa,, aku tahu aku mulai tertarik kepadamu
Kau panahkan getar-getar asmara
Kau lantunkan nada-nada ria.
Kau ibarat syair-syair yang terdengar indah di kehidupanku
Kau ibarat lantunan melodi yang membuat hati ini terasa ikut menari
Kau bawa aku terbang melayang melewati samudra menuju cakrawala.
Kabut tebal telah melingkari ceriaku
Perlahan menipis oleh syair-syair indah itu yang membuat hati terpanah
Mendung terlindung sang surya
Lara berganti bahagia.
Wahai sahabatku
Wahai pelangi hariku
Lautan biru duniaku
Hadirmu “syair melodi cintaku” menghapus titik hitam diatas kertas putih.
Malaikat cintaku..!!!
Jangan kau kepakkan sayapmu tuk terbang menjauh dariku.
Sungguh ku tak bisa mendarat dan berjalan tanpa syair melodi indah itu yang tercipta untuk melengkapi cintaku.
Lainnya
144 dari 625
Sekarang kau mungkin terlelap dalam tidurmu , semoga muncul seseorang menemani mimpimu yg mngindahkan smuah itu , dan tentunya itu bukan sosokku aku memang orang yg tdk pandai brkata-kata , smakin aku brfikir samakin jauh diriku dari kata romantis Dimataku ini , sosokmu seperti matahari pagi . Matahari yg bgitu cerah mnyapa hari ini dengan seyuman :) cahayanya menumbus gelap , seakan mnyembuhkan luka orang" yg tersinari oleh cahayanya.membrikan harapan bagi dia yg putus harapannya , mnaburkan senyuman bagi dia yg mahal senyumnya Jika matahari yg selalu kulihat itu trbenam dalam malam yg dislimuti kegelapan , aku yakin iyah akan muncul esok hari dengan cahayanya lagi Dimataku dirimu seperti itu , jadi jika dirimu terjatu dalam jurang kesedihan dan terjebak dalam kpedihan , yakin kau akan tau cara mngatasi semuah itu krna kau matahari bagi dia yg selalu brada disekelilingmu...
edysuseno84@gmail.com
Tak Harus Sama
Dewi Astuti
Mereka…
Menyebut janji untuk selalu bertemu
Menyumbang tawa disetiap santaimu
Berjuta rasa mendampingi jiwa
Terasa indah selama masih bersama
Tapi aku tak begitu…
Mereka…
Kelopak mata berkedip indah dan manis
Di bawah rinai hujan nan romantis
Alangkah sempurna kata penuh cinta
Saat melihat mereka tengah berdua
Tapi aku tak begitu…
Adalah aku yang mengagumi dia
Tak bisa mengatakan rasa yang tersedia
Mendukung malu untuk sebuah gengsi
Namun hati terasa perih
Adalah aku…
Yang terkadang ingin seperti mereka
Berjalan mudah tanpa terluka
Mengutarakan rasauntuk setia
Namun sayang… Hanya bisa sendiri saja
Karena semua tak harus sama…
Kado untuk Nona Chan
oleh Andika Hilman
Kubungkus harapan tentang senyuman
Rapi terlipat dalam kotak
Kulepas dan kusembunyikan harganya
Karena kutahu bodohku terlampau murah
“Bismillah……”
Kutuliskan alamat rumahmu dengan teliti
Membayangkan pagar yang saban hari kupandangi
Sekedar lewat, tak pernah menyapa
Karena kutahu kau akan gagal mengenali
Kuingat dulu ketika kau coba meniti hubungan yang rapuh
Basa-basi hanya menjadi siaran semut
Senyum itu pernah datang, ketika ku ingin pergi
Dan kini ku mencoba untuk kembali
Baru saja kukirimkan harapan terakhirku akan senyuman
Berharap hatimu mau memaafkan apa yang tidak pernah aku lakukan
Bodohnya tidak kutulis nama pengirimnya
Karena kutahu.....
Jembatan itu tidak akan pernah tersambung lagi
Email: andika_hilman@ymail.com
MENGEJAR BAYANG-BAYANG
Aprilia
Kususuri tiap jengkal pelabuhan rindu
Menunggumu di sisa gerimis,ditemani angin selatan
Kau yang selalu kubingkai dalam mimpiku
Menelisik ke dalam kalbu,sebentar dekat,sebentar jauh
Mengapa etape rindu ini belum juga bermuara?
Sajak usang dalam sanubariku tak pernah sempat kau baca
Aku menginginkanmu,itu saja
Kumparan cinta menggiringku pada kebimbangan
Oh kekasih..
Adakah yang lebih menyakitkan daripada cinta?
Aku mengejar bayang-bayang dalam ilusi
Menunggu perahu tertambat di separuh dermaga abadi
Sudahlah,mari sejenak singgah ke labirin jiwaku
Maka akan hanya terukir namamu..
Lamongan,19 Maret 2016
Cinta Karet
Oleh : Evi Kho
Dulu dan sekarang
Tak ada bedanya bagi si remaja
Jiwa penuh kobaran api
Berlaku tanpa pikir matang
Musim karet
Musim yang ditunggu dan digemari
Oleh mereka yang tengah bergenerasi
Seperti sebuah lagu
Cinta karet, sana-sini lengket
Tak betah dan bosan dengan yang satu
Pindah saja ke hati lain
Gemar bermain hati, takut kekasih pergi lalu tersakiti
Gemar berpetualang, dengan bergaya sok meyakinkan
Banyak pengalaman tumbuhlah harapan
Tuk mereka insan remaja
Yang hatinya siap terbungkusi
Oleh kenangan masa muda yang berharga
PROFIL
Perkenalkan nama saya Evi Khoiriyah, biasa dipanggil Evi. Saya tinggal di Kota Blitar, Jawa Timur. Saat ini, saya tengah bersekolah di SMA pada semester ke empat. Karya yang saya ikutkan pada lomba ini adalah karya asli dari saya, murni non plagiat. Saya berharap, puisi saya ini ikut terseleksi dengan baik☺
Sang Pemimpi
Ku berlari dan berlari
Mengerjar mentari sang pemimpi
Malam kelam membentang
Bila malam telah datang
Dan aku sendiri
Ini semua tentang mimpi
Mimpi yang membawamu pergi
Termangu diantara pucuk bibir yang enggan malaju
Tanganku menadah
Terpaku dan membisu
Terbenam dan engkau menghilang
Merah kuning hijau biru
Sayu kayu layu
Aku rindu padamu
Yatty
BANGAU PENYAMPAI
Karya: Dina Amroatun Afifah
bangau-bangau kecil,
kau tau aku tak suka rindu?
rindu itu menyiksa,
datangnya tiba-tiba,
sekali melekat, ia tersesat,
seakan tak mau pulang dari celah hati yang kosong.
bangau-bangau kecil,
buang rindu ini ke laut dangkal,
biar tenggelam tak terlihat,
lenyap terseret ombak,
dan hilang tak kembali.
bangau-bangau kecil,
cepat kembali dengan tangan kosongmu,
jangan lama-lama membawa rindu,
rindu itu racun, racun hati.
Kisah Dibalik Jenuhnya Hujan
affifatur
Hujan ini meneteskan kesejukan kisah kita
Walau dunia ini menamparkan petir dalam gelapnya
Tapi, kisah kita terjalin dalam keselarasan
Putaran lagu ini, menepis kejahiliyahan rindu
Seakan dibawah kolong sepi terasa dibawah pelangi
Aku menunggumu dalam diamku
Dan kau berjalan melambaikan kisah lampau
Aku menunggumu dalam kisahku
Berharap kau menghamparkan sajadah cinta
Sayangku, cinta begitu murni untuk di abaikan
Aku bersamamu dalam kisah kita
Selalu ada kecerahan yang menghampiri
Disaat kita terlupakan oleh dunia
Disaat mutiara merah yang mekar itu terbang terbengkalai
Lalu apa yang aku ingin selain dirimu
Biarkan merpati itu terbang menjelajahi kisahnya
Sedang kita bernaung dibawah bendera cinta
Mendamaikan kenistaan yang insan remehkan
Lambat, hujan deras menghapus hentinya butiran rindu
Lalu kau menangkap tanganku
Memberiku seutas kesejukan dengan senyum khasmu
Beri aku keteduhan itu setiap aku membuka mata
Berikan aku kesejukan itu dalam emosiku
Dan, berikan aku ketenangan itu dalam ramaiku
Salam Hangat Wahai Awan
Virwindica Bella Hinggis
Melayang aku pada kesilaman
Pada tersesatnya qalbu yang penuh rasa ingin tahu
Tatap maniknya menabrak udara lima inci dariku
Bagai terjerumus dalam labirin pusaka bertuan
Entah, mungkin asal jiwaku eksplorasi
Mencoba menelusuri kilas semestanya jauh lagi
Hingga biarkan terkungkung termakan asa dalam gumam perih
Mentari di bibir langit
Masih mengunciku dengan bungkam bertemankan horizon bayangan akan bisiknya
Aku pun tengah menenmui jawaban tersirat dari indra manusia
Sebuah transmisi sinyal rahasia yang tersembunyi di balik selaput tipis debu
Kini, bagaimana rupaku di hadapnya?
Tepis senyuman kecil dari pahatan rahang durja eksotis milik titisan Adam
Mewakilkan sejuta ungkapan senandung tanpa berkisah
Panahnya tak dapat kuhalau, menghunus betul tepat di ulu sensual manusia
Sadari tiada kuasa melebihi perlakuan dramatisnya
Dan yang makin kusesalkan, layaknya kesumat
Dirinya kubatini terus-terusan
Kanvas hitam di pucuk seelok dera emosi yang teralami kian hari
Karena kau langit, kini aku ingin menggapaimu tanpa kutahui bahwa aku rendah di muka Bumi ini
Kelak perang antara doa dan takdir berkesudahan
Sampai hendak kutandaskan frasa afeksi saying tidak jadi
Takut mengusik balada hidup yang lurus dan bersinergi
Seperti pungguk merindukan bulan
Dialah lokus focus teleskopku, di ujung perspektif yang tampak gerhana
Rotasi penyatuan yang lama, mengapa perdetik peristiwa aroma Ilahiahnya?
Pergi seketika saban sabarku nanti kembali, analogi kasih yang belum mengutara deduksi
Kulminasi bahagiaku di masa kala itu
Sehangat salam perpisahan terucap oleh sosok yang melintasi dimensi romansa kelabu
Yang mengayuh dua roda mengedari alun berpayungkan awan teduh
Membikin suasana terpaku
Sementara ini, skeptic hinggap melanda di impi
Menyerahkanku pada sesal tak mengenalnya sungguh-sungguh
Aku tersampir di singgahsana yang konstan
Menyihir hidrometeo mengganti kenangan
Segala pinta kukirimkan untuk suatu kepastian
Langkahnya menggiringku di ruas jalan menuju perwujudan
Muda maksud pula perkara janji fana
Sebab dewasa lain amanah, sejati bahkan jelaga belaka
Saat penjumpaan itu, ditakwilkan
Sudikah Ia mengingat tawa sahaya?
Palembang, 16 Maret 2016
Anganku Bersamamu
Anganku melayang-layang jauh
Mendaki gunung, menyebrangi lautan
Membayangkan sesosok remaja laki-laki bermata indah
Engkau yang kupanggil sahabat
Entah cinta sungguhan atau cinta monyet saja
Sungguh ini membuatku tertawa
Bila mengingat betapa gilanya aku menyukaimu
Lagi, lagi dan lagi...
Senyummu yang semanis gula itu
Mampu membuatku terpikat dan luluh
Tak peduli sebagai sahabat atau apapun itu
Hanya izinkan selamanya kita bersama
Anganku hanya ingin bersamamu.....
NUR HIDAYAH
Romansa Jarak Jauh
By: Dinda Aulia
Aku yang suatu hari sedang berjalan diatas rimbun nya dedaunan yang berjatuhan.
Menikmati semilir angin yang mengajakku bernostalgia pada kenangan indah masa lalu.
Kenangan yang dimana hanya ada kita berdua.
Kenangan ketika kita merajut kasih dan menikmati dunia fana ini.
Lalu, puluhan meter dari tempat ku berdiri terlihat sepasang merpati yang sedang asyik merjaut kasih.
Mereka tiba-tiba mengajak ku kembali kepada kenangan manis kita berdua.
Dahulu, ketika rembulan tiba.
Hanya kaulah yang selalu bersedia mengajak jiwa kesepian ini untuk menikmati angin malam nan sejuk.
Hanya kaulah yang sanggup mendengar celotehan tak berguna ini.
Hanya kaulah yang bersedia menampilkan senyuman bahagia mendengar celotehan sampah ini.
Sungguh bahagia diriku saat itu.....
Terlebih saat jiwa yang sepi ini melihat kilauan bintang dalam setiap pandangan mu.
Ketika jiwa ini dapat melukis senyuman manis di wajah mu setiap saat.
Ah, sungguh nikmat ketika aku dapat menjadi alasan mu menampakan itu.
Kau......
Kau adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuk mengisi kekosongan hariku.
Sungguh....
Sungguh.... Aku tak akan pernah tahu apa artinya jatuh apabila dahulu kau tidak pernah menjadi bagian cerita masa lalu ku.
Terima Kasih.....
Terima Kasih ku haturkan untuk pencipta mu, pencipta ku, pencipta langit, dan seluruh jagat raya.
Ia telah memberikan ku sesosok pangeran yang tak akan pernah ku dapatkan walaupun aku harus pergi dan menyebrangi alam semesta.
Dan untuk kau pangeranku....
Ku harap kita bisa terus menjalin romansa yang memabukkan ini.
Walaupun aku sulit bisa merasakan lagi hangat nya belaian mu.
Walaupun aku sulit untuk merasakan dekapan mu ketika aku merasa bilang.
Walaupun aku sulit untuk melihat wujud nyata mu lagi.
Walaupun aku sulit untuk menutup telinga akan riuh nya suara topan di luar sana.
Namun, percayalah....
Percayalah bahwa aku akan selalu mematung di sini.
Aku akan selalu percaya bahwa kelak kita akan berjalan beriringan seperti dahulu.
Percayalah.....
Semua akan kembali memabukkan seperti dahulu kala.
Email: dinda30.aulia@gmail.com
oleh : rahmi ( satriwati kelas IV KMI )
Wahai hampa
Ketika kau datang
Dan merubah segalanya
Sungguh...
Awal ku tak sangka
Kau merebam dalam tarikan nafas
Kau ciptakan gurun dalam lautan
Membuat insan tertegun kebingungan
Mencari celah jalan
Yang tak mungkin di temukan
Wahai hampa
Jikalau kau tahu
Kini kau menerpa
Jiwa tiada daya
Jiwa terambang kesepian
Jiwa yang rindu akan pengakuan
Pengakuan atas kawan
Yang telah meninggalkan
Dalam keterpurukan
Hampa....!!! pergilah !!!
Tuk arungi samudra berapi
Jangan kau datang kembali
Tuk sakiti jiwa ini
Karena jiwa ini telah lelah
Atas apa yang telah terjadi
Karena Cinta
Oleh: Inayah Salsabil
Karena cinta,
Ulas senyum hiasi hari,
Menyemangati langkah kaki.
Karena cinta,
Mendung kelabu berlari pergi.
Ia takut, akan sinar ceria sang matahari.
Karena cinta,
Aku dan kamu ada di sini.
Menyambut asa, merangkai hati.
E-mail : nayasalsa12@gmail.com
Panah Muda Asmara
Hadirnya jiwaku yang tenang
Diatas bumi ini tempat kakiku berpijak
Ku lukiskan cerita-cerita indah dalam hidupku
Yang ku rangkai tiap lembarannya
Menjadi suatu kisah remaja yang indah
Masa remaja penuh asmara
Dengan coretan tinta cinta
Mewarnai hari-hariku
Wajah ceria penuh canda dan tawa
Bersatu padu menyelimuti bahagiaku
Oh asmara aku bahagia...
Tiap detik waktu ini sangat berarti
Ada seseorang disana
Yang membuat jiwa ini bergetar saat melihatnya
Karena mungkin ini berarti aku telah terpanah asmara
adita Sisilia
KITA.
Dulu kita tak saling kenal, sikapmu yang dingin membuatku mundur secara perlahan.
Belajar untuk menyederhanakan perasaan. Agar nanti tak luka terlalu dalam.
Tapi brengseknya kau malah tak peduli, tak kau hiraukan.
Gurauan orang orang seakan angin lalu bagimu, tapi memalukan bagiku.
Kupikir ini hanya rasa kagum, tapi seiring berjalannnya waktu…
Kita semakin dekat, keberadaanmu seringkali ku rindukan.
Bagai pelita di ujung kegelapan.
Tapi ada satu hal yang pasti, kita tak akan bisa bersama.
Ada luka di hati masing masing. Yang ditorehkan oleh mantan kekasih.
Kita sama sama tahu, luka tak mudah disembuhkan hanya dengan jatuh cinta.
Luka butuh lebih dari itu. Luka butuh waktu.
Jadi biarkanlah.
Biarkan rasa ini mengalir bagaikan air agar tak keruh.
Kita hanya perlu saling memantaskan.
Novita
INGAT UNTUK KEMBALI
(REALITA FAJAR M N MANALU)
Dalam kelam aku menangis
Dibenakku terlintas senyum manismu
Yang mengingatkanku akan semua lembaran itu
Lembaran yang pernah kita tulis bersama
Pernahkah terpikir olehmu bahwa semua berubah?
Apakah kau tahu bahwa ini berlalu begitu cepat?
Ingin aku memutar roda waktu
Kembali ke semua cerita yang dulu pernah ada
Tapi apa daya, aku tak bisa merubah keadaan
Kini semua tinggal cerita
Cerita masa lalu antara aku dan kau
Cerita yang akan terus tersimpan dalam relung hati terdalam
Tak ingin rasanya aku berada dalam himpitan kenangan ini
Ingin saja aku tidak mengenalmu lagi
Melupakan dan membuangmu jauh dari pikiranku
Namun, sekeras apapun ku mencoba
Semua ini terlanjur menarikku terlalu jauh kedalam
Dulu yang kutahu mengenalmu adalah anugerah
Tapi pada kenyataannya?
Mengenalmu justru penyesalan terbesar yang pernah kulakukan
Kau berhasil memporak-porandakan perasaanku
Apa kau tahu bahwa semua ini sangat melelahkan?
Hidup dalam kepura-puraan seakan tak ada goncangan
Berpura-pura layaknya orang yang tidak saling mengenal
Berpura-pura tidak menyayangi tapi pada kenyataannya sangat menyayangi
Kau bilang kau benci kepura-puraan
Tapi apa? Justru kau terlihat sangat nyaman
Sudahlah,
Aku sudah sangat lelah
Jalani saja semua sesuka hatimu
Aku akan ikuti semua skenariomu
Lebih baik kudiam dibalik layar memperhatikan setiap gerakmu
Hingga kau tak meyadari bahwa aku selalu meneropongmu dari jauh
Pergilah, berlarilah dan bernyanyilah
Jalani hidupmu layaknya tak ada yang mengusik
Tapi ingat untuk kembali disaat kau merasa kelam dan sendiri
Karna akan selalu terbuka tangan ini untuk menerima
JATUH CINTA
Karya : Ira Novinda
Langit malam gemerlap indah berlian
Terlintaas ukiran manis pada wajahmu sayang
Walau mata terpejam namun bayang tak akan terlepas
Angin seolah berbesik indah namamu
Ingin benak lepas wajahmu
Tapi hati berat lakukan itu
Terang sinar rembulan tak seterang senyummu
Indah warna pelangi tak seindah waktu bersamamu
Walau tutur kata tak terucap kata cinta
Namun hati tak akan dusta akan perasaan
Hangatnya Senyumu
Sepi mengenangmu dalam kehampaan
Hadir sosokmu dalam bayangan
Menghalau segala mimpi bersamamu
Mendekap gejolak perasaan ini dihadapanmu
Keindahan tatapanmu membuyarkan duniaku
Ketulusan senyummu menyadarkan khayalanku
Masih akan terus berpijak dalam satu cintamu…
Menantimu…
Mengkhayalkanmu…
Mengagumimu…
Namun kenyataannya harus merelakanmu…
Demi kebahagiaanmu yang merenggut sebagian senyum ceriaku
Mempertaruhkan segenap kebahagiaanku untukmu
Demi mu…
Demi seulas senyum menawanmu…
Tersadar bahwa kehadiranmu menyempurnakan langkahku
Memperindah ketulusanku…
Dan takdir telah menetapkan cintaku,
Bahwa dalam diam aku berusaha mencintaimu…
Anggraini
Remaja Bertingkah
Oleh : Elfrida Claudia Novindi
Dunia fana penuh gelora
Penanda asa masih menyala
Semangat muda sebagai pacuannya
Layaknya api yang membara
Mengejar masa depan dengan peluh
Hujan panas tak pernah berteduh
Demi ilmu yang utuh
Mengejar asmara yang tangguh
Terus berdiri meski putus hati
Karena jodoh di tangan penguasa bumi
Begitulah remaja bertingkah
Mencari jati diri dengan lantang
Agar dunianya semakin cemerlang
Kediri, 22 Maret 2016
Biodata
Elfrida adalah seorang perempuan yang dilahirkan di Kabupaten Kediri tanggal 24 November 1998, dengan nama lengkap Elfrida Claudia Novindi. Biasa dipanggil Rida. Elfrida betempat tinggal di Desa Kepung Kecamatan Kepung, Jalan Harinjing No. 125. Saat ini tercatat sebagai siswi kelas XI MIPA 2 di SMAN 1 Pare. Jika ingin berkomunikasi dengannya bisa melalui facebook dengan nama Elfrida Claudia Novindi.
KETIKA CINTA BERTASBIH
oleh: miftahul muttaqin
ketika cinta bertasbih
hatiku berbunga bunga
hidup terasa indah untuk di jalani
seperti tak ada masalah berarti
itulah yang kurasakan
ketika cinta bertasbih
tidurku terganggu
disana sini
hanya ada bayangan si dia
ketika cinta bertasbih
begitunya hidup ini,,
Penat
Oleh Witri Hs
Aku sering menggores lembaranmu
Mencatat kata-kata orang bijak
Juga harapan yang menggunung
Tinggi sekali!
Tinggalkan jejak hitam di putihmu
Berserakan, persis kecambah
Kau tidak protes mengenai itu
Huhh!!!
Kau tahu kan?
Semalam aku lembur
Terjaga hingga pagi
Memutar lagu-lagu
Maaf, aku mencorat-coret
Lantas merobekmu jadi serpihan kecil
Kecil sekali!
Kupikir kau pun tahu mengapa
Ya, aku tak ingin seseorang menyusun puzzle rumit itu
Lalu tahu semuanya
Aku mengarang, menerawang masa depan
Meski masih di ambang misteri
Tetap kubidik sedemikian ekstrimnya
Konyol memang!
Dan kau tahu?
Takkan kusudahi perjalanan ini
Aku hanya ingin terlelap sejenak
Tidak untuk bermimpi
Tidak pula untuk melumpuhkan segala penat
Hanya saja aku ingin terbangun esok pagi
Bersama rekah harapan baru
Sekian…
Dayeuhluhur, 18 Maret 2016
09:54
Cahaya Mimpiku
(Rian Nugraha)
Hati temaram bersimpuh di deret waktu
Kidung cinta telah ku nyanyikan untukmu
Jiwa ini adalah martir cinta
Menyusuri setiap relung hatimu
Tirta amarta dari kearifanmu ku reguk dengan ciuman
Siapakah engkau wahai daku
Bibir ini mentasbihkanmu dalam jaga
Mimpiku melukiskan permai dirimu
Telingaku enggan mendengar selain nyanyian bibirmu
Desah napas yang membuatku rindu
Remuk-rengsa hati ini dalam linangan kepedihanku
Pikiranku bebal tanpa gelakmu
Lunglai raga tanpa dirasa
Hati mana yang tak bimbang dihantui rindu mencekam
Nestapa adalah bentaraku
Setia mengabdi walau tak dibayar
Wahai daku lihatlah mata dalam ini
Tatapan ini memanggil jiwamu
Lubuk hati ini menyediakan ruang
Untukmu tinggal bahagia di sana
Tidurlah sejenak di peraduan hatiku
Kan ku selimuti dengan berahi cinta
Lelapkan matamu sejenak
Kan ku pelihara kasihmu dengan kesetiaan
Cisarua, 22 Maret 2016
Nama saya Rian Nugraha. XII MIPA 2 SMAN 1 Cisarua.Bandung, 15 September 1998.fb:Rian Nugraha.email:rnriannugraha@gmail.com. Alamat:ASRAMA BINA SISWA SMA PLUS Jl.Terusan Kol.Masturi No.64 Kec.Cisarua Bandung Barat.Hobi: menggambar,menyanyi,menulis,membaca,main gitar.Saya sangat suka sekali dengan sastra.Awalnya iseng baca buku cuman pengen bisa nulis lirik lagu, tapi malah makin seneng dan suka banget sama sastra.
SAJAK BUNGA LULUH
Karya : Yulianti
Hanya seperti kumbang dengan bunganya
Hinggap lalu terbang melayang
Awangku buyar melihat kenyataan pahit menghujam
Lara ini tak kan tergantikan oleh kupu-kupu hinggap
Bunga menginginkan lebah, kumbang pun hinggap
Kupu pun menghias indahnya si bunga
Namun ia kesal, berwarna namun hitam
Hitam?
Perasaan ini usang dan antik
Lama sudah aku menggali ‘tuk sebutir hati
Hanya saja, yang jatuh di tanah galian ini adalah butiran air
Tak lama lalu meresap hilang terbawa ulu hati
Terlarang...
Dari awal aku berpijak dan menghentak sejuta nada
Irama berhenti sejenak tuk hayati seonggok wajah
Awal indah, berbatas dinding hitam berlagukan lara
Indah?
Aku tak pernah berpikir bahwa kau adalah awan
Aku hanya tahu kau sebatas lapangan
terjangkau, tergapai, dan jelas
Namun apa daya bila sebatas awan
Jauh terpisah atas bawah
Ku tatap sosokmu dari jendela bening
Di bawah redupnya sinar kuning
Bersama beberapa semilir menemani
Duduk mematung mengamati
Dibalik lensaku ini,
Serasa dirimu tepat disisi
Alunan detak jantung menghantu
Sepi.. diiringi musik nyawa jam tua gantung
Irama yang sama saling mengisi dan meraung
Senang namun sakit
Ketika kau berucap tentang bunga lain
Bukanlah sedih namun takut menghantui
Aku tak mengerti..
Bocah kecil sepeti aku tak mengerti sepucuk hati
Aku hanya takut rasa terpatri indah ini,
Terungkap dan kau beranjak pergi
Akankah lebih bijak aku diam
Menyarungkan pedang ini sehening angkasa
Dan mengusir pergi embunmu dari liang hampa
Aku tak ingin membiarkanmu meresap
Ketakutan akan kehilangan
Sungguh bocah perasaan hawa
Aku hanya bisa bersimpuh
Dan memohon kebahagiaanmu
Tanpa setetes peluh dariku mengenamu
Aku sadar, kau hanya sebatas pahlawan ilmu
Namun, kemudi siapa yang handal meluruhkan labu
Labu cinta di ulum kalbu
Besar, bersinar lembut
Aku berterima kasih pada Tuhan atas pertemuan indah
Dan perpisahan pahit sepihak dalam hidup hampa seorang hamba
Aku tak berhak berjuang dengan perasaan
Karena kau telah bercabang dan berbuah
Kau telah menjadi pohon anggun meraja
Dan aku masih menjadi bunga kecil bersama ilalang
Jarak dalam Cinta
Karya : Agnes Tanujaya
Riak hangatnya kenangan
Membungkam kesunyian di dada
Hanya sekejap bergetar
Sebab terlampau cepat kisah berlalu
Jarak ini menyiksa
Mempermainkan sebuah penantian
Seakan takut hilang dirimu
Terhempaskan ruang dan waktu
Ketakutan yang mendera
Hanya beralas kata hati
Menggenggam sepucuk cinta dalam keasingan
Berharap kokoh walau diterjang badai
Jarak memicu luka
Untuk merindukan kehampaan
Saat rasa memiliki tergoyahkan waktu
Ringisan dan pilu tak kunjung redam
Jangan… Jangan katakan …
Cinta ini masih muda
Kesungguhanku mematahkan aral
Tak cukup mengusik keraguan di matamu
Detik ini membunuhku
Atas pengingkaran sebuah rasa
Serpihan kenangan yang membekas
Telah punah tercairkan jarak
Jakarta, 23 Maret 2016
Tak Selamanya yang Kujalani adalah Hidupku..
Karya : RIRIN ALMA’UNAH
Pena dan buku kecil itu menyapaku..
Menulis adalah bagian dari hidupku..
Melalui goresan itu, aku mampu mengungkapkan semuanya..
Sajak indah yang selalu kutulis, membuatku bangga..
Memori indah yang terlukiskan dalam goresan penaku,
Terasa nyata, mewakili semua kata yang tak pernah terungkap..
Sampai akhirnya, hujan mengguyur lembaran-lembaranku..
Memupuskan semua cerita yang perlahan telah kutinggalkan..
Semua kisahku membumbung tinggi kecakrawala bersama tulisanku..
Bersamaan dengan bisikan-bisikan angin yang mengusikku..
Aku terlalu hanyut dalam dunia tulisku,
Tak kusangka, mereka menginginkan lebih dari itu..
Aku bukan remaja bisu yang hanya bisa berkata lewat tulisan..
Aku bukan remaja lumpuh yang hanya bisa menggerakkan pena..
Aku bukan remaja tuli yang terima dengan semua bisikan itu..
Hanya saja, aku adalah remaja yang tak punya cukup keberanian mencari jati diri..
Kini, semua telah aku temukan bersama-Nya..
Penopang langkahku.. yang menjadi pondasi berdiriku.
Hingga aku mampu berdiri tegak, menatap kedepan, dan bahkan berlari..
Dan karena-Nya, aku mampu hidup tanpa bersembunyi dibalik tulisan..
Judul: Tak ternilai
Cinta, Entah apa maksud mu itu
Kesedihan yang menghujam dalam jantung ku
Benar-benar membuat ku teriris dan meringis
Membuat ku ingin bertempik dalam tangis
Janji mu tak ada yang sejati
Semua hanya omong kosong yang abadi
Aku sakit
Kau terlalu dalam mencekit
Aku terengah
Lelah mengejar dirimu yang jauh
Kau pikir ini gurauan semata?
Sayang, untuk apa aku berdusta?
Kini kau tinggalkan aku dalam remai
Kau pilih dia yang begitu aduhai
Aku ikhlas
Pengabdian ku tak kau balas
Aku tak apa
Walau perasaan ku ini porak poranda
Dirimu wahai pujangga
Kan ku puja walau aku terpatah
Penantian lancut ini bukanlah penghujung
Akhir dari pejuang cinta yang bagaikan pecundang
Jakarta, 03 Maret 2016
Andina
Impresi Putih Abu
(Oleh:Yoga Permana Wijaya)
Seikat waktu yang terurai dulu
Menyubur jadi benih kini
Kisah hidup yang bersemai di pematang hati
Bermekaran penuh warna,
Bersemi dalam diorama bola mata,
Penerang pelupuk malam diberbagai musim
Kau gadis tangga sekolah,
Hamparan hijau yang menapaki seisi ruang diri
Menaikan aku pada jejak yang meninggi;
mencapai cita bahagia,
lewat kesederhanaan yang menundukan bulir berisi,
penuh makna bersahaja
-Bersetia-
Jalin aku pada tiap mimpi; kenangan abadi:
Romansa jiwa yang memupuk hangat
Pengingat setiap saat
Sukabumi, 23 Maret 2016
Biografi:
Yoga Permana Wijaya, lahir tahun 1989. Bekerja sebagai guru honorer mata pelajaran TIK. Imbas kurikulum 2013 menghapus beberapa jam pelajaran tempat dia bersenang-senang ketika berbagi ilmu dengan anak muridnya, ini berimbas pula kepada pendapatanya. Hal itu memaksanya menggali ilmu lain di luar rumpun ilmunya untuk bersenang-senang dan mencari pendapatan tambahan. Hobi menulis membuatnya mengeksplorasi secara otodidak karya sastra. Beberapa karya yang baru saja mulai dia geluti telah berhasil menjadi buku antologi dan memenangkan perlombaan. Hubungi dia via blog sederhananya di www.yogapermanawijaya.wordpress.com
Aku Jatuh Cinta
Aku jatuh cinta,
Yang tak mungkin aku memilikinya
Bahkan membayangkannya pun
Aku tak berhak
Aku jatuh cinta,
Yang hanya mampu aku rindui
Lewat pelangi senja di sudut sana
Yang aku rindui
Bersamaan dengan rintiknya hujan
Suatu ketika, ku dengar cerita
Seorang Al, ingin tahu warna mata
Seseorang yang ia jatuh cinta padanya
Dan aku,
Aku hanya ingin tahu, bagaimana
Berjabat tangan dengannya
Dengannya yang aku jatuh cinta
Sejak beberapa tahun akhir ini
Dengannya, yang hanya aku
Bisa nikmati kenangannya
Tanpa aku bisa menyentuhnya
Apakah itu mimpi yang tinggi??
Mutia Diayu
KARYA : DINI MAULIDA UTAMI
JUDUL : PEMUJA PALING RAHASIA
Menggilaimu lewat rentetan kata bermakna;
Dari goresan ujung pena;
Di atas lembaran buku harian.
Senyummu menyibak kelam,
Menyalakan mentari di temaramnya malam.
Sikapmu meluluhkan,
Ketika kau ambilkan pensil warnaku
Yang nakal berjatuhan.
TOLONG!
Tatapanmu memabukan;
Saat kau minta aku maju ke depan
Menyelesaikan ragam angka membingungkan.
OH, TUHAN!
Simpatiku keluar dari zona aman
Degup ini makin berderapan.
DUH, Aku takut ketahuan!
EMAIL : thizizme_hurrulain@yahoo.com
Tema : Romantika Remaja
Judul : Cinta Sadarlah
Karya : Lina Susilawati
Sampai kapan kau menunggunya
Menjaga rasa yang tak berbalas
Mengemis kasih pun tak berarti
Hanya menghabiskan waktu berhargamu
Ketahuilah kau dan aku sama
Membawa luka yang dalam
Karena mencintai hati yang salah
Menjadikan ragu tuk mencintai
Namun adilkah?
Bila kita masih seperti ini
Cobalah membuka hati
Untuk cinta yang baru
Tersenyumlah kasih
Kini ku hadir dalam hidupmu
Mencoba mengobati luka hatimu
Membawamu keluar dari duka
Kau tau, keinginanku sederhana
mencintai dan dicintai olehmu
Hingga kita lupa bagaimana caranya berpisah
Kasih, sadarilah
NAFSU BELIA
Nafsu Belia tengah sibuk mendamba jiwa
Enggan lelah Sebab Bintang bersedia setia
Lihatlah! Bulan merekah tawarkan asmara
Bersama mereka, suka duka kan sempurna
Waktu kian berlalu ketika berjumpa jiwa
Bintang dan Bulan sontak pergi seketika
Kembali berpijar sembari tak lupa bicara
Bahwa nafsu telah menua. lahirkan cerita.
Pangkep, 23 Maret 2016.
Oleh : Muhammad Ilyas Haluddin
BIODATA NARASI
Muhammad Ilyas Haluddin lahir di kota Pangkep, Sulawesi Selatan. Sekarang usianya genap 28 tahun. No.hp : 085222141908. Alamat email : iazthecrow@gmail.com. Alamat Facebook : https://www.facebook.com/iaz.zmokerx. Alamat lengkapnya : Jln. Pelelangan no.116 kelurahan Tekolabbua kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Membaca Cerpen dan puisi termaksud hobinya yang paling disukainya selain sepak bola dan film. Semoga puisi ini beruntung menjadi juara, Amin! Terima kasih sebelumnya.
Jatuh Hati Pada Hati
Pernah ku coba untuk mengalihkan pandangannya hanya terhadapku
Berharap dia bersikap setia menatap pada satu hati dan tak berpaling
Sudah hal yang biasa bagi kalangan muda-mudi merasakan hal yang sama
Bukan hanya berani bermimpi memiliki, namun terkadang ada yang nyata...
Kagum pada satu sosok yang membuat dunianya berbeda dan terasa lebih indah
Terasa ada yang membuat hati berbunga dan jantung berpacu bak balapan sepeda
Ingin rasanya berlari dan terus berlari hingga sampai pada titik mendapatkan hatinya
Karena yang dirasakan kini menjadi doa yang disemogakan akan berhadapan mata...
Sedapat mungkin ada yang mengerti tentang apa yang ingin ku katakan padanya
Karena bercerita dan jujur pada diri sendiri seakan berbicara pada atap yang bisu
Bahwa ini bukan hanya sekedar rasa jatuh yang biasa...bukan tentang itu
Ini adalah rasa jatuh hati, ya jatuh hati pada hati yang membawa hatiku terbang
Bukan juga tentang curhatan yang ingin sekali mendapatkan balasan dari sang pujaan
Rasa jatuh hati ini hanya ingin mendapat balasan senyum saat dia memulai menyapa
Rasa jatuh hati ini bukan rasa yang hambar yang akan hilang bersama waktu
Ini adalah bagian dari romantika muda-mudi tentang mengagumi tanpa dikagumi...
Shinta Tuka
Antara Tawa dan Cita
Kita ungkap bersama
Dengan senandung canda menggema
Dan berupa juang bahana
Kelindan cinta telah kita jalin mesra
Persahabatan, sebagai gelar dan nama
Seperti riak air mendidih
Bergejolak penuh kasih
Erat jejak kita mengikat
Napak tilas, masa lalu yang lekat
Ukiran kita sebagai prasasti ditiap hati sanubari
Sebagai jelmaan romansa memori,
Penuh arti...
Sukabumi, 24 Maret 2016
Biografi:
Yoga Permana Wijaya, lahir tahun 1989. Bekerja sebagai guru honorer mata pelajaran TIK. Imbas kurikulum 2013 menghapus beberapa jam pelajaran tempat dia bersenang-senang ketika berbagi ilmu dengan anak muridnya, ini berimbas pula kepada pendapatanya. Hal itu memaksanya menggali ilmu lain di luar rumpun ilmunya untuk bersenang-senang dan mencari pendapatan tambahan. Hobi menulis membuatnya mengeksplorasi secara otodidak karya sastra. Beberapa karya yang baru saja mulai dia geluti telah berhasil menjadi buku antologi dan memenangkan perlombaan. Hubungi dia via blog sederhananya di www.yogapermanawijaya.wordpress.com
LDR
Selalu ku titipkan rindu dalam jarak
Selalu ku titipkan angan dalam doa
Betapa ku cercah haru diriku
Saat kau selipkan namaku dalam doamu, dalam air matamu
dan dalam syairmu
Menanti sebuah harapan dan angan-angan yang terbang jauh
Hingga menunggu angan sampai kembali dalam dekapan
Dekapan yang terhanyut dalam setiap doa
Walau jiwa tak pernah dekat
Namun lisan kan selalu menyebut namamu dalam jauh
Menyertaimu dalam mimpi
Dan menunggumu dalam setiap langkah
Langkah yang selalu bertahan melawan waktu
Melawan kekalutan
Hingga tiba saatnya kita akan bersama
Suatu saat kelak
Lamongan, 24 maret 2016
BIODATA DIRI
Perkenalkan nama saya Febriyanti Herdiana Putri Verlindasari bisa dipanggil Verlin. Saya berdomisili di kota Lamongan dan bersekolah di SMA Negeri 1 Sukodadi, Lamongan. Anda bisa menemui saya di social media Email: FerlinHerdiana@gmail.com , Facebook: Ferlin Herdiana , Twitter: @FerlinHerdiana , Instagram: FerlinHerdiana , serta dapat menghubungi saya di nomor telephone 085642554909.
chilwa96@gmail.com
Mencari Diri
Ini hanya soal bagaimana aku menatap
seperti elang yang ingin hidup dari keterpurukannya
Seperti daun yang berusaha bertahan dari musim yang menggugurkannya
Seperti sketsa-sketsa mati yang hendak hidup dalam penjaranya
Aku hanya sebongkah air
Hidup pada dahan kering yang telah rapuh dan patah
Mencoba menelusuri lubang-lubang yang harus kututup dengan tubuhku sendiri
Berusaha menggeliat dalam panorama yang aku sendiri tak mengerti
Aku kehilangan tubuhku tapi aku rasa aku masih ada
Meskipun aku tak tau aku yang mana yang ku tuju
Aku pun tak bisa membedakan antara mulut dan hatiku atau antara mata dan kakiku
Aku berdebu di ruangan yang tak ku tau, padahal aku sendiri debu
aku terjatuh dengan seribu titik yang menghajarku, padahal aku sendirilah keterjatuhan itu
Aku berusaha berjalan pada tapak yang ku kelabuhi, padahal aku sendiri jugalah perjalanan itu
Ah pelangi...
Inikah ilusimu sebelum aku menemuimu?
Inikah ronamu sebelum aku menjabatmu?
Dan haruskah aku terbang dalam getaran mimpiku?
Atau hanya menanti hujan sekaligus ia menelantarkanku?
Begitu?
Begitukah?
Setega itukah kau atau memang ini lakuku?
Aku tau ini bukan tentang aku yang tak bisa melihat
Tapi tidakkah karena aku yang mampu menatap?!!!
ADINDA
Karya : Henwi Adi Cahyo
Ketika Allah Swt. memberikan anugerah cinta kepadaku
Ku manfaatkan untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah Swt.
Bidadari yang kucari ternyata sudah lama menemaniku
Namun ku tak sadar bahwa dia impianku
Ternyata dialah ADINDA
Mengucapkan salam padamu adalah setitik do’a untukmu
Berada di sampingmu kadang membuatku bingung
Menatapmu bagaikan menatap cahaya yang indah dan penuh kehangatan
Tingkahmu yang aneh membuatku tak bisa tidur membayangkan perilakumu ketika ku di hatimu
Bercanda denganmu terasa penuh harmoni karena semua berasal dari naluri cinta
Aku siap sisingkan bajuku tuk melindungimu
Aku siap meneteskan keringat demi kebahagiaanmu
Sungguh kaulah mahakarya Allah Swt. terindah untukku
I need you, I want you.
I Love You.
Adinda............
Sosok Remaja
Siapakah dia?
Nampak termenung di sudut kota
Bagai terkesima akan indahnya cakrawala
Seketika Ia tersenyum
Ada kalanya pula Ia menangis
Apakah yang Ia cari?
Hidupnya senantiasa di ambang kebimbangan
Seolah bagian dirinya belum lengkap
Seolah ada yang janggal
Bagai debu yang tertiup sang bayu
Ia pergi entah kemana
Hendak menemukan diri yang sesungguhnya
Jessica
Meneguk Pagi
Hari ini masih di sini...
Bejana muda mereguk embun tak terperi
Akankah kalian hendak melangkah ke sana...?
Tempat dimana kalian akan merasa puas
Tempat dimana mimpi-mimpi itu kelak kan dipertanggung jawabkan
Sementara tenggorokan itu masih terasa dahaga
Dan bejana itu masih belum penuh...
Penuh akan rasa manis
Penuh akan rasa manggis
Atau mungkin terpenuhi oleh rasa anggur begitu memabukkan
Semua tak tahu akan berisi apakah bejana suci itu...?
Sementara pagi semakin meranum
Dikala sang surya tak jengah membagi cintanya
Meski terkadang di antara gerimis, namun tetap pelangi itu akan selalu hadir...
Hadir dalam cinta
Hadir dalam rona berbunga
Seperti mawar merah muda merekah di senyuman tulus si pupus muda...
Kalian sang nafas pagi...
Bentangkan tiraimu
Berhembuslah yang keras
Hembuskan benih- benih kejernihanmu
Teguklah pagi sekenyang mungkin
Karena cinta itu masih ada
Cinta itu masih membara
Lewatkan kesejukan itu dengan kehangatan hatimu
Karena cinta seperti meneguk pagi di antara cahaya
Dan kerindangan begitu meneduhkan...
Hyudi
Pejuang Sang Remaja
Penulis: Bestiani Mustikaningsih
Pejuang sang remaja itulah jejak hembusan nafasku….
Ku genggam erat mimpi itu, tapi perlahan mimpi itu mulai menjauh dan menjauh…..
Ibarat sebuah kelereng yang mulai jatuh dari genggaman tanganku
Derasnya air hujan, Warna-warni pelangi, itulah dinamika kehidupan remajaku!
Berdiri, merangkak, berlari itulah pejuang sang remajaku
Mimpi itu memang menjauh dan menjauh!
Tetapi berbelok menuju arah jalan lain, hadir dijejak langkah kakiku!
Pandangan mataku perlahan mulai terlihat cahaya bintang bersinar
Hingga membawaku disebuah dunia baru!
Yakni dunia yang mampu mendorong langkahku, menuju sebuah jurang yang sangat dalam
Hujan pun datang menyapaku………..
Serta suara petir yang mulai menyambar telingaku
Ibarat bagaikan nenek sihir yang mulai mencengkram wajah lembutku
Hingga dunia baru itu, mampu menghantarkan kakiku menuju sebuah arah tangga
Yakni arah tangga yang mampu mambuat kaki ini, maju dan terus maju!
Dan pada akhirnya, sinar mentari datang menyilaukan pandangan mataku
Malang, 26 Maret 2016
Biodata Penulis
Nama: Bestiani Mustikaningsih
Tempat dan Tanggal Lahir: Lumajang, 08 Mei 1993
Nama Email: bestianimustikaningsih93@gmail.com
Nama Fb: Bestiani Mustikaningsih
Perasaan Ini
Oleh: Sulton Rizman
Aku masih punya banyak tahun di atasku
Tidak hanya untuk memikirkan perasaan ini
Perasaan-perasaan yang sungguh sangat menggangguku
Dapatkah aku mencurahkan perasaan ini?
Seperti curahan hujanMu kepada bumi
Dapatkah aku mengungkapkan perasaan ini?
Seperti uangkapan embunMu kepada mentari
Dapatkah persaan ini memberiku kehangatan?
Seperti hangatnya pelukan Ibu kepada buah hati
Dapatkah perasaan ini membuatku bahagia?
Seperti bahagianya langitMu kepada matahari
Apakah adanya perasaan ini normal seusiaku?
Seperti normalnya hujanMu kepada pelangi
Apakah adanya perasaan ini membuatku menyayanginya?
SepertiMu yang selalu menyayangiku tanpa syarat, Tuhanku
Biodata Penulis
Nama : Sultoni Rijalur Rachman
Tempat, tanggal lahir : Bondowoso, 18 September 1994
Alamat : Cindogo RT: 11 RW: 05 Tapen Bondowoso,
Surabaya Jawa Timur
Sekolah : FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Muhammadiyah Jember
Nomor HP : 085749768748
e-mail : sulton.rizman@yahoo.com
Bunga Rasa Remaja
Heppy Ria Mareta
Mataku terpaku
Hati ku merasakan sesuatu
Bukan hanya rupawan tapi iman
Mulanya seperti kuncup
Tapi kini berbunga dan berwarna
Ku ikuti setiap langkah kumbang di hati
Semakin ku dekat semakin ku terpikat
Tak sedetik pun ku ingin berpaling darinya
Sepertinya Ia telah menjadi pusat dari rotasi di bumi
Semakin dalam rotasi itu semakin pelan
Kemana rasa ingin memiliki sang bunga?
Bunga yang merekah, kini kembali layu
Hembusan angin membuat rasa ini hilang tanpa jejak
Sungguh ku tak mengerti
Dan kini
Kumbang lain datang menghampiri
Bunga yang layu kini mekar kembali
Inikah rasa remaja tiap bunga?
Andai kau tahu
Andai kau tahu
Menahun sudah rahasia rasa ini terkubur
Terbenah rapi dalam kotak hati dengan mulut yang terkunci
Gempar kesetaraan gender nyatanya tak berlaku di Republik Cintaku
Sampai triliunan detik usia perasaanku, keadaan masihlah serupa
Tak bernyali dalam bersuara
Andai kau tahu
Sedari dahulu ku pupuk keberanianku
Berharap sajak dan syair terlantun merdu di hadapmu
Sembari menatap hikmat bias pelangi di matamu
Mengatakan yang paling jujur luapan dari lubuk hati
Namun senyum itu hanya sekedar singgah
Sekejap hilang dan sirna ditepuk silau mentari
Ku terbangun,
Mengecap sisa manisnya mimpi dalam buah lelap
Andai kau tahu
Terlalu renta jika hati dipaksa setia memikul beban ini
Terlalu banyak gunung-gunung tercipta oleh perih yang tertahan
Terlalu jenuh dengan sakit yang samar akan sebabnya
Dan bodoh yang terlalu jika dipenghujung napas terus menyambung urat pengecut
Andai kau tahu
Bersusah payah merancang semua
Menyusun bait pujangga demi diabadikan di lembaran biru
Menitip pesan dalam cengkraman jari-jari merpati
Hingga hati dan pikiranmu menyimak isinya
Dan detik ini,
Ditempat ini,
Berpenghalangkan meja,
Diterangi lilin putih berbalut senja suasana
Sebuah kursi gagah bernasib sama
Terdiam menunggu sang pemiliknya
Bersiap menjadi saksi atas pengakuan rasa yang ku miliki
KhoiriNnas
Janji Batu Kuno
Kau dan aku,
Bersatu dalam pilu,
Menjalin kasih di masa lalu
Tak ku hapus,
Semua memori indah bersamamu
Di waktu SMU
Ku ingat,
Di bawah pohon nan teduh
Kusimpuhkan seluruh jiwaku padamu
Mungkin saja kau lupakan aku
Ku tak peduli hal itu
Kau memulai kehidupan
Pada lembaran baru
Kau tak ajak aku,
Tuk isikan lembaran itu.
Mungkin karena kau tak temukan aku
Lalu ku ingat akan batu kuno di bukit
Ku ingat akan janji,
Yang kau ukir pada batu itu
Ku berdiri di hadapannya
Kurasa, ada sesuatu di balik badanku
Tak kusangka,
Sesosok pengharap rindu
Mencariku di Batu kuno ini
Kau harapkan hidupku,
Karena kau dan aku adalah
Dua sejoli yang mengharapkan janji
Pada batu kuno ini.
Oleh. Shafira Azahra
Tema : Romantika Masa Remaja
Kirim ke : pritowindiarto2@gmail.com
GADIS PEMALU
Aku gadis pemalu.
Tak pernah ingin sejuta pribadi terpublikasi.
Ku yang slalu sembunyi dibalik cinta dari sang pembolak-balik hati.
Menerpa badai rindu seorang diri.
Kadang terpana akan panggilan hati yang sebenarnya ingin ku menjauh.
Aku gadis pemalu.
Beribu pendaman rasa yang tak pernah terungkap.
Hingga langkahku belum menapaki sosok hati yang sesungguhnya.
Namun sang Maha memberiku berjuta cinta.
Cinta yang menenangkan hati ini.
Hingga aku merasa langkah ini tak pernah berhenti untuk menyambut cinta-Nya.
Email: Ulfaazizah68@gmail.com
Kebahagiaan
Oleh : Faiqah Khairah MM
Kebahagiaan...
Apa itu kebahagiaan?
Apakah aku memiliki kebahagiaan?
Entah, aku juga tak tahu
Keceriaan...
Apa itu keceriaan?
Apakah hidupku penuh dengan keceriaan?
Entah, aku tidak mengetahuinya
Oh, tunggu sebentar!
Aku mengetahui satu hal
Kesedihan...
Hidupku penuh dengan kesedihan!
Semua yang ada di seklilingmu adalah kesedihanku
Mengapa? Entah, tapi aku anggap itu sebagai takdir
Aku ditakdirkan mendengar kata-kata itu...
Kata-kata yang membuat hatiku
Serasa ditusuk ribuan panah!
Kata-kata yang membuat air mataku
Mengalir seperti air terjun yang takkan pernah berhenti!
Apakah waktu dapat terulang?
Tidak, kurasa itu tidak mungkin !
Lalu bagaimana?
Entah, aku juga tidak tahu
Andaikan waktu dapat terulang...
Aku ingin terlahir sebagai bunga sakura
Sehingga kata yang kudengar adalah pujian!
Pujian bagi orang-orang yang menyukaiku
Kemudian aku akan memberikan
Kebahagiaan dan keceriaan kepada orang-orang
Kalaupun orang-orang tidak menyukaiku
Sebagai bunga sakura...
Aku akan menjadi apa saja
Asalkan bukan seorang manusia yang hanya
Memiliki kesedihan dan hidup dalam kegelapan
Bukan seorang remaja yang kehilangan tujuan hidup
Aku hanya...
Ingin menjadi kebahagiaan untuk semua orang
MEMETIK BINTANG
Masa remaja....
Adalah masa yang tak mudah untuk dilalui
Bagai jembatan kayu yang sudah berumur
Harus pandai untuk melewatinya
Jangan sampai kau jatuh ke dalam lubang penuh dusta
Bukan, ini bukan teka-teki
Tapi ini kenyataan yang harus kau hadapi
Indahnya persahabatan
Gejolak cinta yang membara
Hanya di sini kau bisa dapatkan
Senandung perasaan kian memanggil
Tak dapat untuk aku hindari
Rumput pun tertawa melihatku
Yang belum bisa menafsirkan semuanya
Bahkan matahari menutup matanya
Agar ia tak melihatku
Yang sedang berjalan di atas awan
Menikmati indahnya masa ini
Email : sarahnabilasgn@ymail.com
SENANDUNG IRAMA RINDU
( INDIRA DWI WAHYUNI)
Dentingan piano bergema melantukan syair
Irama hati menari-nari
Sahabat sejati taburkan kasih
Yang berkilau dalam pijaran hati
Kerap hati di dalam fatwa
Singkapkan rindu iringi gerak
Gemulai ramah sangkakan rasa
Hasrat rindu bersemi dalam irama hati
Bilahkah rindu gerai membekas
Torehkan rasa rindu ini padamu kekasihku
Denting waktu berdendang fatwa
Hanya bayangan semu yang terlihat
Dalam memori suaramu terdengar
Rindu ini telah menjadi
Irama rindu menari dalam hamparan samudera
Mencari keberadaanmu
Sedikit memori ku buka kembali
Manakala memori ini membawaku padamu
Senyummu dalam sebuah renungan
Hai burung pembawa berita
Kutitip puisi rindu
Pada nyanyian angin sendu
Agar hati tak kian pilu
Berharap kau pun rindu…
Padaku jua cintaku
Palembang, 26 Maret 2016
BIODATA PE NULIS
Penulis kelahiran Lahat, 5 April 1998 ini bernama Indira Dwi Wahyuni, yang tercatat sebagai siswi di salah satu sekolah ternama di Palembang, yaitu SMA Negeri 1 Palembang. Yang sekarang tinggal di jalan Sukabangun II, Jln.Soak Permai, Jln.Kaur, KM.6 rt. 63, rw.09 kelurahan sukajaya, kecamatan sukarami Palembang.
Menyukai hobi menulis sejak duduk di sekolah dasar, lebih menyukai menulis puisi dan membuat artikel. Penulis juga pernah beberapa kali mengikuti lomba menulis dan pernah memenangkan beberapa lomba cipta puisi yang mendapat juara 1 tingkat sekota Palembang, juara 3 serta dalam lomba menulis karya ilmiah yang diikuti oleh anak Pramuka di Palembang. Juga pernah sebuah karya puisinya di bukukan. Penulis bercita-cita menjadi seorang penganalisa kesehatan dan menginginkan menjadi penulis. Penulis ini berusia 17 tahun yang sekarang duduk di kelas 3 SMA yang sedang sibuk untuk ujian sekolah dan ujian nasional.
Jika ingin menghubungi penulis bisa melalui akun facebook dengan nama akun Indira Wahyuni, twitter juga dengan nama @iraituindira atau gmail : IraituIndira@gmail.com dan IndiraDwiWahyuni@gmail.com.
No HP : 082380256591
Penulis sangat hobi membaca buku cerpen dan novel disetiap waktu senggang, serta memiliki 2 motto hidup yaitu : “Jadilah peri kecil yang tak akan lupa dengan sinarnya” dan “Jadilah seperti lilin yang menerangi walaupun dirinya harus terbakar”.Atas perhatiannya, penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.
Berikut foto asli penulis :
Senandung Irama Hati
( INDIRA DWI WAHYUNI )
Tubuhku bergoyang
Lagu tembang irama hati
Walaupun bimbang hati menunggu
Menunggu kekasih nun jauh di mata
Cinta…
Siapakah engkau?
Hadirmu penuh tanya
Membawa hal baru dalam hidupku
Sebuah rasa yang tak bisa dijelaskan
Oh cinta…
Manakala hati ini merasa sentuhan
Senyumku dalam sebuah renungan
Dapat ku dengar suara hati kecil
Beryanyi menyandung irama
Irama degup jantungku
Menari dalam hamparan impian
Cinta…
Ketika mataku mampu menatapmu
Ketika mulutku mampu mengucap kasih
Dan telingaku mendengar suara iramanya
Cinta…
Sadarlah…dia adalah dirimu
Kamulah yang kucinta
Kamu yang memberi warna baru
Kaulah jantung hatiku
Kaulah pengobar semangatku setiap saat
Kaulah keindahanku
Percayalah hatimu untuku
Ku yang selalu membahagiakan mu….
Palembang, 26 Maret 2016
BIODATA PE NULIS
Penulis kelahiran Lahat, 5 April 1998 ini bernama Indira Dwi Wahyuni, yang tercatat sebagai siswi di salah satu sekolah ternama di Palembang, yaitu SMA Negeri 1 Palembang. Yang sekarang tinggal di jalan Sukabangun II, Jln.Soak Permai, Jln.Kaur, KM.6 rt. 63, rw.09 kelurahan sukajaya, kecamatan sukarami Palembang.
Menyukai hobi menulis sejak duduk di sekolah dasar, lebih menyukai menulis puisi dan membuat artikel. Penulis juga pernah beberapa kali mengikuti lomba menulis dan pernah memenangkan beberapa lomba cipta puisi yang mendapat juara 1 tingkat sekota Palembang, juara 3 serta dalam lomba menulis karya ilmiah yang diikuti oleh anak Pramuka di Palembang. Juga pernah sebuah karya puisinya di bukukan. Penulis bercita-cita menjadi seorang penganalisa kesehatan dan menginginkan menjadi penulis. Penulis ini berusia 17 tahun yang sekarang duduk di kelas 3 SMA yang sedang sibuk untuk ujian sekolah dan ujian nasional.
Jika ingin menghubungi penulis bisa melalui akun facebook dengan nama akun Indira Wahyuni, twitter juga dengan nama @iraituindira atau gmail : IraituIndira@gmail.com dan IndiraDwiWahyuni@gmail.com.
No HP : 082380256591
Penulis sangat hobi membaca buku cerpen dan novel disetiap waktu senggang, serta memiliki 2 motto hidup yaitu : “Jadilah peri kecil yang tak akan lupa dengan sinarnya” dan “Jadilah seperti lilin yang menerangi walaupun dirinya harus terbakar”.Atas perhatiannya, penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.
Berikut foto asli penulis :
Rasa Tanpa Kata
Desir pasir itu terus berlalu, jauh rasanya
Hingga hujan menyapa waktu sebagai kejutan yang dinantikan
Namun rasa itu, yang telah berulang kali menyaksikan kisah pasir dan hujan
Tetap saja ada, tetap saja sama
Kupikir ia akan hilang seiring berjalannya masa
Faktanya ia bukan hilang, hanya sebentar terlupa
Nyanyian hujan pengiring romansa sunyi
Entah karena apa ini menjadi terjadi?
Persinggungan garis takdir yang bahkan tak bisa kumengerti
Tertutup rapi dibalik rahasia Ilahi Robi
Mengalir seiring waktu merangkai melodi
Aku bahagia, ditengah keputus asaan
Aku menikmati, tanpa peduli kebenaran yang sedang berjalan
Ku telah terkapar pada ketidakberdayaan
Karena singgungan ini terlalu sering tuk diangap kebetulan
Percuma kuberlari atau bahkan bersembunyi
seakan kuberlari pada lingkaran tanpa penyelesaian
bersembunyi pada arena tembus pandang
percuma kupaksakan rasa
jika sampai detik ini, aku pun bahagia meski hanya melihat sepatumu
aku bagai es yang mencair kala kau senyum padaku
jangankan bergandeng tangan atau minum teh bersama
sungguh, hanya duduk dihadapanmu pun ku tak mampu berkata
Wahai Tuan, yang kusuka
Tak pernahkah kau merasakan hal yang sama?
Meski hanya sekali saja
Nama penulis : Belva Nuriana Rosidea
Alamat Lengkap : Ds.Sumberdukun, Rt 01, Rw 04, Ngariboyo, Magetan, Jawa Timur
No Hp : 082338370595
Alamat Email : bnrosidea@gmail.com
DIA YANG KATANYA KAU CINTA
Dia ini siapa ?
Manusia tak berdosa
Hidup menumpang
Tak punya harta
Tapi kau cemburui buta
Kau tikam dia dengan bualan rasa
Selimuti dia dengan tipu raksasa
Kau pandai
Pria bermuka dua
Permainkan dia
Jual janji bermodal dusta
Cinta cinta oh cinta
Katanya cinta tapi perampok harta
Dia ?
Hanya dijadikan selir pelipur lara
Penikmat nafsu dunia
Yang selalu dipandang sebelah mata
BIODATA :
Nama : Nurul Ismiyati
TTL : Cirebon 20 Desember 1995
Alamat : Jalan Albasia 3 no 6 Rt 5 Rw 9 kauman Batang Jawa Tengah
Status : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hobbi : menulis dan bergurau
No telepon : 08812231775
Senja Denganya
Berdiri aku di atas sana bersamanya.
Di sebuah bangunan tua.
Kami duduk manis berdua.
Atas atap panas membara.
Kilau cahaya menyudutkan mata.
Sinar orange ini senja.
Berdiri aku hanya dengannya saja.
Kala cahaya, kala senja, kami memandu cinta.
Sri Fatimah
The shadow jump
Saat keguguran menghantam bumi..
Fatamorgana senyuman menyerang pribumi..
Bereksplorasi … merebutkan reputasi..
Mengaku mencari jati diri..
Melangkah tanpa arti
Menelusuri lukisan para penguasa kegelapan hakiki…
Meloncat .. melompat… menyelam..
Dalam lautan noda kebahagiaan..
Seperti tiada belenggu dalam kakinya..
Terus melangkah..
Tapi tak tahu arah..
Detik itu.. dimana detik penuh beribu kesenangan diiris dengan kepalsuan..
Terasa seperti tertiup angin sejuk bergulir..
Menari dalam kontes kotak tak bersudut..
Entah, tak seperti mata memandang..
Sebuah bayangan akan kesenangan…
Tak seperti lidah menjilat
Entah perisai atau naga
Yang ada dalam mulutnya sekarang..
Terasa perih tapi manis rasanya..
Remaja…
Mereka berkata…
Masa keemasan dalam roda usia…
Namun …
Bukan masa keemasan juga namun masa titik penentuan..
Bukan sekedar kebahagiaan, namun juga kehatian – hatian..
Penetuan awal untuk memahat kunci kedewasaan.
Disinta
“R”
Untuk kekasihku yang bernama R
Segala rindu berpuncak pada Satu
Rinduku pun tak jauh beda dengan itu
Akan bermuara padamu yang Satu
Kekasihku
Kita sudah terlalu tua manisku
Jika masih berkejaran dengan nafsu
Waktu telah menunggu kita diujung jalan itu
Untuk kembali Satu
Dari perjalanan kita menyusuri lorong-lorong got
Yang penuh dengan bau
Untuk kekasihku bernama R selanjutnya I
Tak usah kita lari lagi
Di ujung jalan ini
Kutunggu kau keluar dari jeruju suci
Aku. Kekasihmu N selanjutnya A,F dan I
Kudus 19 Maret 2016
Baidlowie
KETIKA AKU MERINDUKANMU
Ketika aku merindukanmu
Tak banyak yang bisa ku perbuat
Aku hanya bisa membaca novelmu
Mengobati rindu dengan kalimat-kalimat
Seolah semua itu kau tujukan untukku
Aku terbang menerawang sesaat
Hingga sadar itu hanya imajinasiku
Ketika aku merindukanmu
Aku bisa apa?
Hanya bisa memeluk bayangmu
Aku bisa apa?
Hanya sanggup menangisimu
Aku bisa apa?
Hanya bisa mendoakanmu
Ketika aku merindukanmu
Otak ini seolah memerintahkanku tuk flashback
Mengingatkan apa yang pernah aku alami denganmu
Merasakan kenyamanan yang begitu nampak
Namun ingatan itu menghilang berlalu
Seperti langkah kaki yang tinggal tapak
Sungguh, betapa aku merindukanmu
Ketika aku merindukanmu
Apakah kau merindukanku?
-Shelvira-
Asmara Dalam Barisan Paskibra OSIS
(Adik Eva Kusmiati)
Tiap sudut-sudut bermanja cerita
Bangku-bangku menyiratkan kisah
Tentang Pria teladan berparas menawan
Suara keras nan tegas simbol kedisplinan
Tiada gemurat senyum kala dalam barisan
Bak tsunami aku terhantam dalam kesiagaan
Aku gadis aneh terpana pria dingin tanpa tawa
Gemuruh syahdu melekat menjilati jiwa-jiwa hampa
Semburat senyum perlahan menyapa
Tiada dingin ataupun panas
Hanya hangat terasa dan tersemangat
Diantara ilalang cerita cinta
Lorong-lorong kelas serta tiang bendera
Mengabadikan celoteh asmara dibalik ketegasan
Langkah tegap sembunyikan kelembutan terdalam
Sebab kami masih dalam barisan
Asmara berjalan seiring haluan kanan
Dalam pola pola rumit terjebak barisan
Gejolak asmara enggan untuk balik kanan
Hanya elakan nafas dan secarik harap
Biar senyum yang mampu simbolkan segala cerita
Aku hanyalah pecundang terhormat
Yang mencintai dalam diam
Biodata Penulis
Nama : Adik eva kusmiati
Alamat : perum Sutorejo Utara VII no 21, kecamatan mulyosari, surabaya
No HP : 089677315108
FB : Eva Kusmiati
Email : adikeva1@gmail.com
Mengenal dirimu
Setiap detik, Ku belajar dari kesalahan
Setiap hari, Ku berusaha untuk lebih baik
Setiap tahun , Ku bertambah umur
Seiring berjalannya waktu Kumulai tumbuh
Sosok remaja adalah diriku sekarang
Ku mulai mengerti arti kehidupan
Arti persahahabatan
Arti kasih sayang tulus
Dimana dia menjatuhkan butiran cinta
Memberikan warna dalam hidupku
Dengannya hatiku lebih berbunga
Bersamanya aku menjadi lebih baik
Dia melindungiku Dari kesedihan
Dia selalu ada untukku
Ku tak ingin terpisah darinya
Hingga kita mengikat janji suci
Tuti Hatifah
ROMANTIKA SEKOLAH
Baju putih abu-abu memberikan cerita yang tak terlupakan
Kesedihan, cinta bahkan ketidakstabilan ada didalamnya
Saat pertama bertemu….
Mata ku selalu tertuju pada mu
Hanya dapat melihat dan mengagumi mu
Oh sungguh terpesonanya aku…
Senyum manis mu yang selalu engkau berikan
Selalu terbayang didalam benakku
Hingga pada akhirnya kau mengajakku untuk berkenalan
Sungguh hal yang tak pernah kubayangkan
Saat itulah kau selalu mendekati ku
Dan menjadikan ku teman terbaik mu…
Ines Rohana
Wahai sang waktu
Ku ingin beranjak remaja
Layaknya seorang gadis yang tengah tersipu malu disana
Ku ingin seperti dirinya wahai sang dedaunan kering yang berguguran
Merasa dengan senyuman
Menari dengan keindahan pelanginya
Sungguh nikmat rasanya
Mungkin senandung itu
Berulang kali menjamah hatiku
Saat waktu tak berpijak layaknya saat ini
Saat melodi pelangi masih setia dalam irama imajinasi
Saat rembulan masih menari - nari layaknya sang kumbang
Yaa, saat hati masih saja terbuai akan dunia permainan
Tetapi sang detik
Engkau nyatanya mengiringiku
Dan lihatlah...
Aku kini...
Yang telah duduk ditepian sungai itu
Bahkan, lihatlah aku tak sendiri dan hanya menepi
Namun aku bersama dia dalam instrument hubungan
Dan bersama mereka dalam lentikan persahabatan
Wahai merpati yang mengangguk -angguk
Engkau pun pasti setuju bila ku bahagia saat ini
Dan mungkin engkau berkenan, terbanglah kemari
Pun ikut berseru...
Begitu hebatnya saat ini
Sri Dewi Solekha
ILUSI
Aku terdiam menatap raut indah itu
Rasa hatipun kian berganti
Bahagia, seakan dunia tak berpenghuni
Tubuh seperti melayang tinggi ke cakrawala luas
Inikah mimpi? Batinku bertanya
Jika bukan, pasti menjadi hal yang mudah
Seperti setiap harapan yang terselip dalam do’a
Namun rasa takut kian menggerogoti
Ahh, andai saja magic berfungsi
Akan ku jadikan ilusiku menjadi sebuah kenyataan manis
Hidup seperti dalam dongeng masa kecil
Tertawa tanpa bebatuan yang menyampiri pundak rapuh
Tentu saja hanya perlu menunggu tanpa ke sia-siaan
Kau tahu? Penantian dalam kerapuhan ini begitu menyulitkan
Aku harus seperti Cinderella yang berubah menjadi gadis elok
Untuk bertemu denganmu
Meski hanya dalam detik yang terlampau singkat
Atau bisa saja aku seperti putri salju
Menunggu kedatangan sang pangeran
Untuk membangunkan tidur panjangku
Entahlah, hidup dalam jeratan penantian membuat banyak berimajinasi
Terlampau banyak harapan yang menguap bersama hembusan angin
Hingga akhirnya terbang tinggi bersama ilusi
Instingku kembali menari
Memutar harapan indah dalam setiap kedustaan manis
Yang sengaja kembali kuselipkan dalam keraguan jiwa
Biografi
Nama lengkap In In Intan Badriyah, biasa di panggil Intan karena kebanyakan orang sulit memanggil nama saya dengan panggilan In In. Lahir di Kota Kuningan, 08 April 1996. Alumni MA Subulul Huda Darma. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kampus daerah Tasikmalaya.
Inikah Yang Disebut Cinta
Oleh: Rafida
Mulanya ku kagumi
Sikapnya, tingkahnya membuat simpati
Inginku mengenal lebih dekat
Dan menjadikannya sahabat
Namun kini rasaku padanya bukan lagi simpati
Melainkan rasa yang tak ku mengerti
Rasa yang membuatku selalu berdebar-debar saat bersamanya
Rasa yang membuatku malu untuk menatapnya
Oh....
Inikah yang disebut cinta?
Cinta yang seringkali dibicarakan orang dewasa?
Ku harap di merasakan hal yang sama
rafida.abdullah87@gmail.com
JATUH CINTA
Oleh Fetri Ramadhani
Perjumpaan di batas senja
Menyingkut hasrat di dalam dada
Seakan riang membara
Rindu, menyembul beribu tanya
Mungkinkah?
Inikah rupanya,
Cinta manis di awal jumpa
Mengubah sepi bersenandung ria
Salahkah?
Dapatkah diri meraih rasa,
Nan menyengir untuk bertahta
Menghidupkan suka dalam lara
Siapakah dia?
Tersenyum manis memesona
Jiwa bergetar saat terjaga
Hingga diri tak jenuh mendamba
DI BAWAH RINTIK HUJAN
Oleh Fetri Ramadhani
Sekuntum mawar bertabur riuh
Di bawah langit merintik-rintik
Sayap-sayap mengepak menyusuri dahan
Melenguh alam tersapu angin
Disini, aku dan kamu bercengkrama
Bergerak riang kesana kemari
Disini, aku dan kamu bernostalgia
Mengular rasa untuk slalu bersama
Rintik-rintik langit berikan canda
Mengukir indah hamparan rasa
Indahnya, hangatnya di dalam jiwa
PENULIS
Nama: Fetri Ramadhani.
Tempat, tanggal lahir: Kotobaru, 5 February 1996
Alamat: Jorong Pagu-pagu, Nagari Pandai Sikek, Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.
Email: Fetri_Ramadhani@yahoo.co.id.
No Hp. 082383248005
No Rekening: 0015-01-008683-53-4 atas nama FETRI RAMADHANI
HUJAN RINAI
Oleh Gusmita Safitri
Saat melaju menitih jalan
Nafas tersengap- sengap
Terbayangkan kau akan datang
Di bawah matahari nan terang
Buih cinta bergumpalan
Paduan kasih dan sayang
Ucapan puitis mulai menyerang
Bayangan pun menjadi kenyataan
Hujan rinai saksi cintaku
Badan lembab bukti sayangku
Dekaplah erat tubuhku
Agar kau tahu ketulusanku
Hujan rinai
Menaruh harapan padaku
Karnanya kau slalu mengingatku
Dikala kau dan aku
Menaburkan rindu
TELAGA RINDU
Oleh Gusmita Safitri
Tiada jeda ku memikirkanmu
Di tengah bisikan angin nan menggebu
Firasat mulai tak menentu
Saat ku menapis kerinduanku
Telaga rindu
Tempat pertemuan kau dan aku
Meleburkan jiwa nan satu
Di bawah awan kelabu
Kedatanganmu memanjakan diri
Dengan tatapan sayumu
Getaran kalbu hanya untukmu
Ini aku kekasihmu
Derukanlah suaramu
Duduklah disampingku
Ketulusan takkan memisahkan
Meski hayat tak lagi dikandung badan
PENULIS
Nama: Gusmita Safitri
Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 25 Agutus 1999
Alamat : Jorong pagu-pagu, Nagari Pandai Sikek, Kec.X Koto,
Kab.Tanah Datar, Sumatra Barat
No Hp :085376289184
Romantika Putih Abu-abu
Kupandangi sampul usang yang tak lagi tertata
Terdapat goresan tinta yang penuh dengan cerita.
Kata demi kata ku baca dengan penuh cinta
Tersipu malu, tergores senyum dan tawa
Kala itu..aku bisa tertawa bebas
Ego yang masih menempati tempat teratas
Kebersamaan yang masih terbingkai jelas
Bersama mereka yang sama-sama baru mengenal dunia luas
Kala itu..awal mula kita mengenal cinta
Terkadang tak terfikir secara logika
Semua mengatasnamakan dia
Sampai-sampai barang yang di pakai pun harus sama
Kala itu..untuk pertamakalinya..
Kita merasakan rasa kecewa
Tumpahan air mata
Yang terkadang tak jelas permasalahannya
Masa remaja..masa yang indah bagaikan pelangi di antara derasnya hujan
Bagaikan kabut di indahnya taman
Bagaikan laut tenang tanpa gelombang
Dan bagaikan embun yang menyegarkan kala mentari datang
Masa remaja.. Masa yang akan selalu dikenang
Taakan pernah mampu lepas dari ingatan
Cerita panjang yang selalu terus berkelanjutan
Tanpa pernah lelah untuk selalu diceritakan
Biodata
Nama : Nurmalasari
Tempat tanggal lahir : majalengka, 06 agustus 1996
Status : pelajar/mahasiswa
Perguruan tinggi : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Alamat : dsn hegarmanah, ds banjaran, kec, maja. Kab majalengka jawa barat.
Hobi : menulis, membaca biografi tokoh menginsfirasi, mengumpulkan kata-kata mutiara, menggambar.
Motto : dzikir, fikir, mahir..
Mengkaji, mencoba, mengamalkan
TILAS REMAJA
AT. Umam
ikhtisar remaja yang penuh pacuan ego
kebebasan yang masih meremang buta,
perburuan jati diri yang salah bidik hingga
cinta yang berbalut rasa malu merona
di kubangan fase remaja
keingintahuan yang mendidih membuat
akal rasional melepuh dan petuah tetua
lurus luruh tak berpengaruh
memecut hari dengan segantang renjana
meludahi matahari dengan semburat delusi
menelanjangi dunia dengan arogansi militan
masa remaja yang penuh dengan kombatan
dan tak akan pernah terjadi kembali
ingin ku bangun kembali gundukan runtuhan
petilasan remaja namun tak ada sepercik
nyala bara dan kini harus lintasi fase
dewasa hingga tua renta dan
berdamai dengan tanah.
Serang, 25-3-2016
email taufik.tif@gmail.com
Lelah Berbalut Dilema
Aku bukan pemuja
Tapi aku meneguk harap atas dirimu
Menggantung asa dalam tiap lafal do’a
Menadah pinta ditiap sepertiga malamku
Mungkin mimpi kelak tandas tanpa terbalas
Kusisipkan pilu lantaran kau telah berpunya
Kala kalbumu mulai tertindas
Dimasa kau balik ajukan tanya
Maafkan aku,
Yang sudah berkelana jauh
Melawan jenuh sebab menantimu
Tanjung Api-Api, 28 Maret 2016
Biodata Penulis
Nama : Muhammad Abdurrahman Hidayatullah
Nama Pena : Muabhi
No. Rekening : 0236096409 a.n. Muhammad Abdurrahman
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/14 Desember 1993
Riwayat Pendidikan : MI Istiqomah Sekayu
SMP Negeri 1 Sekayu
SMA Negeri 2 Sekayu
Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Unsri
Alamat : Jln. Beringin, Komp. Perumnas, Blok A, Lk II, No. 25, Rt. 5, Rw. 3, Kel. Balai Agung, Kec. Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia.
No Telepon/HP : (0714) 321 456 / 085273409600
Email : mua_zzu@yahoo.com / drg.muabhi@gmail.com
FB/Twitter : Prince Muabhi / Muabhi
Gelora Putih Abu
Putih abu
Aksara pengingat masa itu
Saat kita berebut berbagi jawaban
Atas rentetan pertanyaan dalam tulisan
Putih abu
Aksara pengingat delapan tahun lalu
Tentang kita yang hanyut dalam gurau
Atas kebersamaan dalam pertemanan
Menggores manis menjadi sebuah ingatan
Ingatan putih abu
36 nama menjalin cerita bersama
Suka, duka, marah, tangis, hingga tawa
Tak akan pernah bisa untuk melupa
Putih Abu
Pernah menggelora antara kita
Membumbung tinggi laksana balon udara
Membawa cerita kita yang kini di ruang berbeda
Kawan,
Ruang dan waktu telah berubah
Langkah kaki tidak lagi satu arah
Namun putih abu biarlah menjadi gelora
Antara hati yang masih saling mendo’a
Batam, 28 Maret 2016 Pukul 22:58 WIB
Wahyu
-Ufuk Fajarku-
Jarum jam berjalan seperti biasanya
Tak terasa malam berganti fajar
Kokokan ayam memberikan isyarat pda adatnya
Jika mentari akan terbit dari ufuknya
Tak terasa begitu cepat mala mini
Dingin pun tak terasa
Bahkan panas pun juga tak terasa
Hangat dan nikmat
Malam ini ku lewati sendiri
Kubayangkan dirimu disana
Peajmkan mata
Dan hatimu berdetak cinta
Cinta yang setia
Cinta yang ku percaya
Pagi buta sapa dengan doa..
Setelah sujud dan salamku kepadaNYA
Dengan pintaku satu saja
Kita selalu bersama atas ridhodan restuNYA… AMIEN
-Coretan Siang-
Kau disana dan aku disini
Kehidupan menjadi sunyi
Yang biasa kala pagi kau sajikan senyum dan secangkir kopi
Kala siang kau siapkan nasi dan sambal teri
Kala malam kau sediakan kehangatan dalam cinta ini
Kau bak solehahnya seorang istri
Namun kini…??
Jarak diantara kita karena ciptakan rasa percaya
Menunggu ada diantara kita karena ciptakan rasa setia
Dan doa ciptakan obat rindu diantara kita.
-Penawar Rindu-
Sayup-sayup mata terakantup
Malam gemerlap, gelap gulita
Bulan dan bintang beradu cahaya
Semilir hembusan angin tenangkan jiwa
Rindu-rindu yang terasa
Rindu…. oh rindu…..
Kau hadir dan tak pernah sirna
Ku cari obatmu namun tak ada
Bulan!! salamkan diriku pada nya
Bulan kau tau apa yang ku rasa
Rindu yang berselimut yang tak mampu ku lepas
Bak perangko pada kertasnya
Jika rindu obatnya bertemu, pertemukanlah
Aku dan dia
Jika rindu obatnya doa, aku doa kan dirinya
Dia bahagia, aku selalu menintai dan merindunya
Kamu Anisa.
_Tanya ???_
Sebatang korek terdampar dari kotaknya
Sebungkus rokok penuh di wadahnya
Dan hiasan yang selalu ada diantara keduanya,,,iya coffe
Pagi menyapa dan siang memberikan perhatian
Malam… hilang tanpa kabar
Itu lah kamu..kamu sebagai santriwati pondokan
Kehidupan yang saling melengkapi
Kehidupan yang saling mengisi
Bak antara korek dan rokok , coffe datang sebagai isi
Tapi antara aku dan kamu?
Rindu lah yang mengisi
-Di Balik Jendela-
Panas, serasa siang ini
Aku duduk terdiam dan termenung
Aku tertegun dan bersandar di tiang kantor percetakan
Aku lihat tumpukan kertas berserakan
Aku lihat pula karyawan sibuk akan pekerjaannya
Aku nikmati dan benar-benar aku rasa
Aku nikmati senyummu
Bak ombak pantai kala sore
Kau yang mampu aku lihat
Dengan mata telanjangku
Kau yang di balik jendela
Kau hadir tanpa undangan dari ku
Bak hujan pada musimnya
Bak kemarau pada musimnya
Tapi …..
Kau hadir begitu saja
Bak rezeki tuhan kepada makhluqnya
Kamu , iya kamu
Anisa itu nama mu
Dan aku yang mencintaimu
Pagi menjadi siang
Siang menjadi senja
Dan senja berubah malam
Semua berjalan
Zakky Mubarok
Sesulit inikah?
Dia indah, seindah semburat oranye kala senja
Dia hangat, sehangat sambutan mentari pagi kala membuka mata
Dia bebas, sebebas elang mengarungi cakrawala
Dia manis, semanis sirup maple pagi hari
Dia harum, seharum aroma petrichor malam hari
Dan dia jauh, sejauh batas pelangi
Dia yang tak mampu kuraih
Dia yang tak dapat kugapai
Saat batas tipis menjadi kasat
Saat dinding yang ada kian kokoh dan menebal
Meruntuhkan mimpi
Menghapus harapan
Sesulit inikah?
Nisa Nisa
SAHABAT CINTA
Jayanya sejarah
sahabat cinta
Abadi di wajah
senyum bersahaja
Adanya dirimu
berdiam di hatiku
Dan akan terus begitu
sampai punah tubuh
Leleh airmata,
kerak tawa
adalah saksi kita
Bahwa kamu dan aku sepasang sahabat cinta
BIODATA
Penulis kelahiran Jakarta bernama Lastri Sirait. Penyuka kopi, menikmati kegiatan menulis puisi. Kritik dan saran bisa disampaikan lewat email : sirait.lastri@gmail.com atau inbox ke Akun Fb Bue Wie II.
PESONA BUNGA MUDA
Pucuk bunga yang memekar,
Menghijau diantara rerumpun bambu,
Ingin damai di padang ilalang,
Dengan buaian janji purnama suci,
Rehatkan akan keonaran.
Acuhkan pudarnya pesona tampan,
Dengan arogan kasih asmara,
Deburan rasa yang terbendung,
Kawat, ikatkan kata, dua lidah yang telah bersua.
Kaula muda,
Rebak semua wangi kerinduan,
Dengan kelopak bunga yang mulai tersenyum,
Bayangkan rona wajah yang tak akan memudar,
Dengan belai harum nan mempesona,
Merajuk terhadap waktu, palingkan suasana sendu,
Dengan keharuman yang mewangi bunga muda.
Romantika kaula muda,
Memang menggairahkan,
Hingga lupakan alam sekitar.
Karya: Dina Zulfana
Email: dienazulfana@gmail.com
MERAH MUDA
Kakak kelasku di bangku putih abu…
Kau sang pemilik hati
Santunmu selembut satin
Senyummu menggantikan bait-bait sajak kenamaan pujangga cinta
Tatapmu membuai setiap tatap kita beradu
Bayangmu bagai petikan dawai gitar nan merdu mengganggu di setiap lamun
Di malam itu, kita bersua di bawah sangkar purnama
Hangatnya api unggun tak mengalahkan debar panas rasa di dada
Suaramu menyapa serenyah gemercik daun kering musim gugur
Kau tikam jantungku dengan panah asmara saat kau ucap cinta
Mengubahku menjadi mayat hidup paling berbahagia
Pesta Pramuka berubah menjadi taman penuh bunga merah muda
(Bandung, 27 Maret 1987)
DATA PENULIS
Nama : Widowati Dyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Kudus, 26 Maret 1987
Agama : Islam
CP : 085-727-242-007 / PIN BB 528FC513 / WA 085-727-242-007
E-mail : vanda.proboning@yahoo.com
Fb : Da Proboning
Twitter : @perempuan_pasir
IG : daproboning
Blog : http://perempuan-pasir.blogspot.com/
No. Rekening : Bank BRI a.n Widowati Dyah 0038-01-042173-50-7
REMAJA HANYA BUTUH CINTA
Oleh : Abdullah Muis
Kala remaja saya hanya Berfikir cinta
Kala remaja saya hanya belajar cinta
Kala remaja saya hanya sibuk dengan cinta
Kala remaja memang semua serba cinta
Waktu remaja kuukirkan cinta dalam cerita
Waktu remaja kutiupkan harapan disetiap cinta
Waktu remaja saya hanya menjadi pecinta
Waktu remaja dicinta bukanlah hal luar biasa
Remaja kuibaratkan masa pertumbuhan jiwa
Itulah kenapa saat remaja saya hanya menumbuhkan cinta
Agar dewasa hidup saya tidak mudah hampa
Masa remaja kuukirkan cinta untuk hidup bermakna
Masa remaja bagiku adalah masa sepertiga kebahagiaan hidup di dunia
Di masa remaja dunia hanya bermakna cinta
*di buat untuk mengenang kasih sayang Orangtua dan para Guru yang selalu menyayangi Muridnya.
Hambar
Karya : Noor Khumaidah
Riuh semilir angin berhamburan
Menatap senja yang mulai muncul
Dalam jiwa bergetar penuh
Menusuk cinta di relung terdalam
Tak menentu berpikir
Dalam hening malam yang menjelma
Jiwa melayang entah kemana
Berilusi di depan pena yang melamun
Dengan cinta yang labil tak berkerumun
Membekukan pikiran yang berkabut menahun
Dilema merasuki jiwa
Tak peduli untuk apa
Hanya cinta untukmu seorang
Dalam khayal sementara
Belum tentulah membuat bahagia
Dengan hati yang ceria
Dengan jiwa yang membara
Belumlah cukup usia untuk dirasa
Hanya sekejap hilang dan sirna
Hambar ditelan masa
Biodata Penulis
Nama : Noor Khumaidah
Alamat : Gentungan Margorejo 03/11 Dawe Kudus
Telepon : 085201779903
E – mail : maidazahra14@gmail.com
Sekolah : MTs NU Miftahul Falah
Romantika Masa Remaja
Ada suatu masa yang bebas
Dengan para pelaku yang lugas
Masa itu sering disebut masa kelam
Namun tidak dalam kaidah suram
Tidak ada pepatah yang dapat memapah
Tidak ada nasihat yang dapat mengikat
Sebuah masa menarik tapi tidak untuk sebuah lirik
Kadangkala berasa pahit tapi tidak terasa sakit
Dialetika remaja yang pasang surut
Lantas tidak membuat romantikanya semerawut
Serta dinamika dalam kehidupan remaja
Adalah pelajaran berharga seorang anak manusia
Ia bukan semu bahkan tidak berbentuk, ragu
Namun itu warna remaja, tinggal bagaimana caranya meramu
Khas yang ada dalam perjalanan remaja
Adalah hikmah untuk tidak salah setelah dewasa
Ia sepotong masa yang bergulir tidak terasa
Sepotong waktu yang tidak jarang membekaskan malu
Seuntai pengalaman yang lebih indah disebut kenangan
Semua itu begitu sederhana, namun sarat akan makna
Krisdh
Bandung, 18 Maret 2016
Terlukis Serupa Petir
Wahai langit...
Yang siluet warna polosnya selalu kunanti
Yang sentuhan kedamaiannya selalu terbayang
Dan yang puncak biasnya tak pernah kulupakan
Dengar dan tataplah aku
Wahai hujan...
Bersemilah hanya untukku disini
Sambut aku dengan semua kemukus bahagiamu
Kan kupinta angin mengungkapnya
Kan kupaksa bintang mengiringi derai langkahku
Disini dan saat ini...
Sekelebat mimpiku datang bersamanya
Sekelebat sayap emasku beranjak menapaki senja
Barangkali aku hanya terdiam
Terdiam untuk menatap kemukusnya
Sedap dipandang kagum dirasa
Hanya dimasa ini semua terwujud
Kurasa hal yang berbeda
Kulihat sosok memesona dihadapanku
Kurasa laksana embun penyejuk hati
Romantika keemasan tercipta serupa putih abu-abu
Dan semua itu tercipta karenamu
Itu kau...
Dan itu kau, hanya engkau
Perwakilan dari satu kata cinta
Hal terindah penyambut masaku
Senyuman manja yang tak pernah kurasa
Yah, tercipta hanya di masa ini
Waktu pertamaku menyorot keindahan dunia
Kumpulan mimpi terlukis karena kerja keras
Keindahan yang benar-benar mendulang berlian
Merasakan semua laksana emasmu
Menyentuh sukma kedamaianmu
Bahkan menyapa dan menyambutmu
Bagai mereguk benih zam-zam kala kehausan
Terkadang...
Duka pun menyelimuti Kala kutahu semua hilang
Semua mendadak pergi dengan sendirinya
Cinta...
Satu hal berawal indah namun berujung khianat
Walaupun suka dan duka kurasa layaknya petir
Petir dengan siluet putih tajam
Tahukah...
Aku nyaman berada dalam masa remaja
Pintu pertamaku menjejaki keindahan dunia
Lamongan, 29 Maret 2016
Biodata
Namaku Emilia Rosa. Pelajar dari SMA N 1 Sukodadi-Lamongan. Nama facebook saya Emilia Rosa. No. HP 085706929627. Email saya emiliarosa.180@gmail.com.
Perpisahan termanis
Malam kelabu diruang bisu
Ku tak tau bahwa bulan pun dapat merindu
Duhai malam, mengapa engkau sebegini beku?
Kau tau, sudah berapa masa yang kulewati dengan tergugu
Ah keliru, kau bahkan tak peduli mengapa aku masih menunggu
Sesaat ku palingkan wajah ke sisi pintu
Aku tergugu oleh selengkung bibir yang menyatu
Namun sayang dirinya lekas berlalu
Hingga hanya kurva punggungnya yang memaku
Tak sadar malam menghangat namun malah aku yang membeku.
Aku tak peduli dia bahkan tak sadar akan hadirku
Inginku hanya satu
senyum itu!
Mendadak angin berhembus manis
Seiring dengan rinduku yang terkikis
Hanya karena settik senyum yang dia lukis.
Ah, haruskah ku katakan bahwa ini perpisahan termanis?
Tasikmalaya, 29 maret 2016
Eha soleha, lahir di cirebon pada tahun 1995, lebih suka membaca novel-novel fantasi setebal dosa dibanding buku saku berisi rumus. Alumni SMAN satu beber lebih ini Gemar membaca novel bertema berat bahkan sejak sekollah dasar, namun selalu ragu memulai menulis karena tidak percaya diri. Gemar mengkhayal dan music freak. Kesibukan penulis saat ini adalah berkuliah di UPI kampus tasikmalaya dengan berbagai organisasi kemahasiswaan yang diikuti.
cekingtaufik@yahoo.com
Pagi sangat indah
Sinar mentari menyapa dengan bahagia
Aku melangkah keluar rumah
Menuju sekolah bersama berjuta rasa
Kami insan muda penuh kasmaran
Memberi hidup penuh cinta
Terkadang dianggap berlebihan
Namun cinta, kita berdua yang rasa
Pada pendewasaan diri
Aku dan dia mencoba memahami
Berawal dari kumpulan materi
Kini bermuara dilubukhati hati
Kuharap ini bukan sekedar janji
Perasaan yang kita bangun hingga kini
Kuingin tetap abadi
Walau seragam kita mulai berganti
Karena semua ini penuh dengan kenangan
Bersama cerita dalam balutan kasih dan sayang
Bersama seragam ialah saksi kisah kita.
Kenangan Kala Hujan
By:Marlina Yanti
Merenung aku kala hujan menyingkir
Tak banyak yang kupikir
Hanya sedikit , tentang copi di cangkir
Pertemuan singkat membuatku berfikir
Inilah awal cerita terukir
Hujan pertama telah tiba
Kulihat bayangmu datang menyapa
Diam penuh arti, ditengah derai air mata
Tak sanggup lagi bibir berkata
Untuk rindu yang melanda
Kenangan kala hujan
Jangan lupakan
Sertakan doa di setiap rintihan
Yakinlah akan ada jalan
Untuk mu yang kutemui saat hujan
Kenangan Kala Hujan
By:Marlina Yanti
Merenung aku kala hujan menyingkir
Tak banyak yang kupikir
Hanya sedikit , tentang copi di cangkir
Pertemuan singkat membuatku berfikir
Inilah awal cerita terukir
Hujan pertama telah tiba
Kulihat bayangmu datang menyapa
Diam penuh arti, ditengah derai air mata
Tak sanggup lagi bibir berkata
Untuk rindu yang melanda
Kenangan kala hujan
Jangan lupakan
Sertakan doa di setiap rintihan
Yakinlah akan ada jalan
Untuk mu yang kutemui saat hujan
Romantika Masa Remaja
Remaja oh remaja, indahnya di hiasi dengan hubungan pacaran. Tak menyangka akupun masih remaja juga yang jati dirinya ya sama saja dengan remaja yang lainnya. Tetapi aku mau kepo-kepoin dulu hubungan pacaran temen sekelasku ini. Mereka ya sebut saja dua pasangan yang super cocok deh. Yang cewek biasa di panggil Meta dan yang cowok juga biasa di sapa Zaki. Mereka berdua di satuin ketika SMA, pas kebeneran satu kelas juga. Dari mukanya saja sudah mirip. Dari segi prestasi mereka berdua saling salip menyalip cuma beda koma saja deh. Ibadahpun juga mereka rajin banget. Komunikasi mereka berdua juga amat baik sekali menurutku. Pokoknya banyak kesamaan dari kedua pasangan ini. Mungkin mereka berjodoh kali yah, banyak temenku yang bilang seperti itu. Aku juga sadar itu, mereka memang cocok pake bingit.
Sekilas mengenang dan mengingat masa lalu. Dulu pas waktu Meta dan Zaki jadian aku juga jadian sama someone lah, no name!!. Pertama hubungan masih baik-baik saja, lama kelamaan muncul lah konflik inilah itulah. Tetapi Meta dan Zaki tetep bisa melewati itu semua dengan bijak dari salah satu pihak, mereka kompak selalu dalam hal apapun. Aku menyerah dan tak tahan lagi, dan akhirnya aku untuk memutuskan untuk stop dari hubunganku dengan someone itu. Sampai detik itu hubungan Meta dan Zaki masih tetap terjalin dengan baik. Mereka juga mensupport aku, walau kini aku sendiri dan merasa lebih nyaman. Aku tidak bisa menjaga hubunganku. Tetapi mereka bisa tetep awet banget, kerena kuncinya saling mengerti, memahami, dan percaya satu sama lain. Ini terjadi saat kelas satu SMA, dan berlanjut sampai mau Ujian Nasional.
“Move on dong . . .” kata Meta padaku yang sedang melamun.
Kaget terbengong “Eee . . . Iya apaan Ta” jawabku yang tak fokus.
“Masih inget sama mantan yah? Inget lho besok sudah UN, belajar – belajar - belajar . . .” kata Meta yang menyadarkanku.
“Ohiya yah, duh aku belum siap nih, gimana yah?” jawabku agak kebingungan.
“Istiqomah saja, terus berusaha dan berlatih. Buang jauh-jauh masa lalumu itu. Jangan di inget-inget lagi” kata Meta menasehatiku.
“Hehehe . . . iya – iya aku tahu tapi . . . .” jawabku terhenti saat ada wali kelas datang ke kelas kami.
“Tapi apa? Sudahlah ayo fokus. Tuh sudah ada wali kelasnya dateng” respon Meta.
“Selamat siang anak-anak . . .” kata wali kelas yaitu Pak Heri.
“Siang pak guru . . .” jawab anak-anak satu kelas dengan kompak.
“Seminggu lagi kalian sudah akan mengikuti Ujian Nasional, banyak – banyaklah kalian berdoa, berdzikir, solat malam, dan sering – sering latihan soal – soal yang ada di buku Detik – detik Ujian Nasional. Kemungkinan tipe soalnya tidak jauh beda dengan apa yang ada di kisi-kisi itu” pesan pak Heri.
“Iya pak guru . . .” anak – anak serentak.
“Tuh dengerin apa yang di bilang sama Pak Heri tadi” kata Meta padaku.
“Hehehe . . . iya – iya. Hemmtz. . .” jawabku.
Tersadar di dalam hatiku seminggu lagi Ujian Nasional. Astagfirullohaladim, aku harus fokus dulu nih. Nasehat – nasehat dari Pak Heri pun aku rutin laksanain. Dan alhamdulilah sudah lebih menguasai materi – materi UN besok.
Tiba waktunya UN,
“Hai Ta . . . gimana sudah siapkah?” tanyaku ke Meta.
“Alhamdulilah sudah” jawab Meta.
“Oke deh, ya sudah kita masuk ruangan yukk . . .” kataku sambil ke ruangan.
Tibalah waktu Ujian dalam hitungan menit akan berakhir. Saatnya mengeluarkan jurus ampuh yaitu dengan insting dan perkiraan. Hehehe . . . biasanya sih benar jawabannya. Setelah selesai UN, kami di pusingkan dengan acara melanjutkan kemana studi kita nanti. Waktu itu Zaki sudah di terima melalui jalur UMPTN atau Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Negeri. Sedangkan aku dan Meta daftar bareng di Poltekkes Semarang. Ya pada akhirnya Meta lolos masuk, dan aku tersingkirkan. Akhirnya aku di PTS yang aku niatin bener – bener. Itulah hidup sudah di gariskan oleh yang Kuasa dan kita sebagai hambanya hanya bisa berdoa dan berusaha. Begitu juga soal jodoh, sang Pencipta juga sudah memberikan jalan untuk berada dekat dengan jodohnya masing – masing.
Setelah kita sudah berada di masing – masing tempat yang jauh, namun komunikasi pun masih tetap ada. Begitu pun dengan hubungan Zaki dan Meta yang sudah mendapatkan restu dari orang tua mereka. dan masih berkomunikasi dengan baik. Ehmm. . . kapan yah aku bisa kaya gitu sampai awet banget.
“Sudah jangan di pikirkan, nanti jodoh akan datang sendiri kok” kata Meta melalui pesan Line.
“Iya sih, tapi kan aku juga kepengin kaya kamu gitu” jawabku.
“Iya aku tahu, tunggu sajalah jodohmu itu. Nanti juga datang sendiri. Sudahlah jangan ungkit – ungkit lagi pas SMA nanti kamu galau lagi lho” kata Meta.
Begitulah romantika masa remaja, pacaran putus nyambung terus galau jadi sakit hati. Ada juga yang serius nyampe awet bertahun – tahun. Itulah arti saling sayang menyayangi satu sama lain dan saling cinta. Indah yah memang. Tapi tidak indah bagi seorang jomblo.
Bosennya diriku, aku iseng buka IG aku follow satu – satu entah siapa – siapa aku tidak tahu. Saat itu langsung ada yang folback terus ngirim pesan ke aku. Nanyanya gini,
“Anak mana de?” gitu, setelah aku lihat postingannya walah ini seorang Polisi. Aku gugup, takut kalau nanti di tangkap terus di sel di ruang hatinya dan tidak bisa keluar karena sudah di gembog. Hehehe . . . mungkin ini salah satu jawaban yang dulu aku minta. Terima kasih Tuhan sudah memberi aku ini petunjuk. Prosesi pdkt terus nih, aku kepoin ini Mas Pol
hihihi . . . ternyata rumahnya juga dekat dengan kampusku. Wah berati kita berada di jalur yang berdekatan seperti zebra cross saja, hehehe . . . senengnya aku, tapi sayang aku belum pernah ketemu langsung. Tapi semoga kita di pertemukan secara tidak sengaja, biar surprize gitu.
☺ ☺ ☺
Biodata Penulis
Nama Melyana Fatmah Kartikasari, lahir di Banyumas, 22 Januari 1997, anak pertama dari dua bersaudara. Alamat rumah di desa Tinggarjaya rt5 rw10 Kec.Jatilawang Kab.Banyumas. Saat ini kuliah di kampus STMIK AMIKOM PURWOKERTO, angkatan 2015, serta mengambil jenjang Sarjana Sistem Informasi. Facebook “Melyana Fatmah Kartikasari”. IG “MELYANA_FK”. Email “ melyanafk@gmail.com “. Twitter “@melyana_fk”. Dan WhatsApp “085726297328”.
INI CINTA
(karya : Agus Krisnawati)
Ragam perhiasan di dunia
Ornamen indah anugerah Sang Kuasa
Menambah rasa, tumbuhkan cinta
Andaikan ku tak pernah menyapa
Narulilah yang akan berkata
Terpana akan perhiasan berhaga
Indah, hanya menutup diri tanpa suara
Ketika menatap aku berkata
Alangkah indah ciptaan-Mu Tuhan
Hingga ku mulai percaya
Bahwa ini adalah cinta
Pandangan Pertama
Alamat E-mail : aguskrisnawati98@gmail.com
BERPUISI UNTUKMU
Karya Dewi Ramdania
Kau datang dan tiba-tiba menerabas duniaku
Merombak habis kegelapan jurnal hidupku
Perlahan menuntunku kepada alur yang baru
Hingga kutinggalkan kisah lama yang membuatku malu
Kau datang dengan secercah karismamu
Mengirimkan gelombang harapan untukku
Memberiku berjuta bongkahan motivasi
Agar hidupku tak sia-sia jika mati
Kau datang dan segera menyita perhatianku
Kau berhasil menjungkir balikkan duniaku
Dapat kurasakan apa yang terjadi saat itu
Bahwa benih-benih kekaguman sedang tumbuh
Kau datang namun tak dapat ku jangkau
Terlalu jauh ‘tuk dikejar, terlampau istimewa ‘tuk kumiliki
Namun hal itu tak menyurutkan usahaku
Agar dapat mengimbangi langkahmu
Begitu berartinya kau dalam upaya pencarian jati diriku
Namun terlalu muluk berharap memilikimu
Tak banyak hal yang dapat kuperbuat
Selain berpuisi untukmu, panutanku
Sumedang, 30 Maret 2016
PENGAMATMU
Buayan malam menghadirkan bayanganmu
Menemani rembulan dalam kesunyian malam
Menari bersama bintang di angkasa sana
Kelap kelip, mengukir senyum indah tanpa henti
Memabukkanku dengan indahnya pesonamu
Terdengarkah dentuman jantungku di angkasa sana?
Lihatkah kau akan hadirku dalam gelapnya bumi?
Mengamati dan mengagumi dari jauh, itu tugasku
Kasihku kaulah sayap bintang yang hanya bisa kupandang di setiap malamku
Makassar,30 Maret 2016
Email : kikiskandarkeynes@gmail.com
PUI SI ROMANTIKA MASA REMAJA
Kabut Hujan
Angin menggenggam kesunyian
Cahaya merenggut kegelapan
Hati teriris sembilu
Kata tak menjadi makna
Kala itu....
Tak lagi ada tawa
Tak lagi ada tangis
Tak lagi ada canda
Kisah menjadi kenangan
Hari indah menjadi kelabu
Mentari tak menampakan sinar
Ada jiwa yang terluka
Tertutup kabut hujan
Kala itu...
Candaan seperti bayangan
Hilang ditelan kabut
Rasa itu masih datang
Menjalar hingga ke lubuk terdalam
SANG REMAJA
(Rikhma Oktavinda Savitri)
Labil telah menjadi kodratnya
Gegabah menjadi kebiasaannya
Dan pencarian jati diri menjadi alasannya
Ia merasa bukan kanak-kanak lagi
Tapi masih suka bermain api
Dan suka membanggakan diri sendiri
Masa remaja!
Masa dimana jiwa ingin bertindak suka ria
Masa dimana raga tak bisa menahan gejolak yang ada
Masa dimana hati selalu inginkan adanya cinta
Di usia ini mereka sering membuat masalah
Mengecewakan orang lain
Mengecewakan diri sendiri
Bahkan sering kali tanpa disadari
Emosi dan cinta
Sangatlah melekat pada remaja
Ia tersenyum, tertawa, marah, dan menangis
Namun segala apa yang ia perlihatkan
Adalah cerminan perasaannya
Sering kali ia tak bisa mengendalikannya
Jujur saja memang beginilah kami
Sering kali menginginkan adanya kebebasan
Karena merasa telah memiliki sayap untuk terbang
Padahal kami sama sekali belum matang
Ya, mereka adalah kami
Sang remaja!
Ketika kalian merasa kami amatlah rusuh
Sungguh, kami sering merasa tak peduli
Tentu saja kalian bisa merasakannya
Tak jarang kami amatlah buruk di hadapan kalian
Tapi meskipun kami adalah sang remaja
Yang inginkan kebebasan menggelora
Kami juga inginkan kasih yang diharapkan ada
Sayang yang bisa membuat bahagia
Serta cinta yang sering kali dianggap sia-sia
Dari kalian yang sesungguhnya amatlah bermakna
Menjadi dewasa adalah impian kami
Meski sering kali tak menjadi alasan yang pasti
Tapi tentu kami juga inginkan hidup yang berarti
Di dunia yang tak menghargai adanya ambisi
Kami adalah sang remaja!
Jangan salahkan kami yang bertindak suka ria
Jangan pula salahkan kami yang inginkan bahagia
Karena kami memang berhak mendapatkannya
Tapi, kami mohon..
Ketika kami amatlah melampaui batas
Ingatkan kami untuk segera menyadari
Bagaimanapun caranya..
Dan saat kalian mengingatkan, kami mohon
Bersabarlah menerima apapun reaksi yang kami tunjukkan
Karena kami sadar, terkadang kami amatlah tak waras
Ya, begitulah kami
Sang remaja!
Salam Rindu Sahabat
(Farik Astrafikka)
Teringat saat kita masih bersama
Saling bercanda,tertawa bersama
Teringat saat kita berbagi cerita
Mengukir mimpi dan asa
Sahabat…
Kau yang selalu ada saat suka dan duka ku
Kau seperti peneduh saat ku basah akan hujan air mata
Kau seperti sandaran yang menopangku dari badai keterpurukan
Kini..
Kau telah jauh disana
Jarak telah memisahkan kita
Tak dapat kulihat senyum manismu
Tak dapat ku dengar canda tawamu
Dan Tak dapat lagi ku jabat jemari tanganmu
Sahabat…
Sungguh aku sangat merindukannmu
Walau kita tak dapat bertemu doa ku slalu menyertaimu
Sahabat…
Semoga kelak kita kan bertemu di kesuksesan
Senyummu Semangatku
(by : Dwi Prasetyani)
Kamu.. Kehadiranmu
Mengubah Pandangan diriku
Menambah semangat bagiku
Kau.. Kau datang dengan riang
Kau pancarkan sejuta harapan
Ya senyummu itu
Tlah mengalihkan kesedihanku
Kamulah semangatku
Penyulut api dalam basahku
Tetaplah kau seperti itu
Tetap pancarkan segores indah senyum manis di bibirmu
Jangan pernah kau hapuskan
Karena ku tak akan bosan
Karena ku tak sanggup kehilangan
Goresan manis pemancar keceriaan
Satu lengkungan yang tak mungkin lewat kupandang
Dialah senyummu
Pemacu semangatku
Biodata
Dwi Adi Saputro, anak ke-2 dari 3 bersaudara, berasal dari keluarga yang serba kecukupan dan lahir di pati, 27 juni 1996. Lulusan ( SDN 1 Jepatlor tayu-pati, MTs PI Al-Huda tayu-pati, Madrasah Aliyah Miftahul Huda tayu-pati, dan sekarang masih menimba ilmu di Sekolah Tinggi Agama Islam “STAI” Pati ), sekarang bertempat tinggal di desa jatiroto kayen-pati dengan menimba ilmu dipondok pesantren Al-Masyhur kayen selama perkuliahan berlangsung, alamat asli di Ds Sambiroto Rt. 06 Rw. 02. Anak dari bapak sunar Pernah ikut kegiatan organisasi menjabat sebagai wakil ketua OSIS di MTs PI Al-Huda tayu dan wakil ketua HPM di Madrasah Aliyah Miftahul Huda tayu-pati, serta mempunyai pengalaman belajar mencari uang sendiri mulai dari kelas X Madrasah Aliyah Miftahul Huda tayu hingga kelas XII Aliyah. Mulai dari pengalaman menjual batagor dan somay dipinggir alun-alun, sales jajan lebaran disaat bulan ramadhan, dan pernah menjadi buruh setrika borongan. Sekarang bekerja dikantin sekolahan sebagai sampingan mencari kesibukan selama kuliah, dan sampai sekarang masih mencari pengalaman-pengalaman hidup yang lain.
No. HP / Telepon : 082243634143
Fb : Adi Saputra
Email : asmbrt@gmail.com
Ada Apa Dengan Remaja
Remaja...
Kenapa ku sebut remaja ??
Karena aku mengetahui sesuatu dibaliknya
Dan aku tumbuh didalamnya dengan satu jiwa.
Oh... Remaja
Kenapa ku katakan remaja ??
Karena kau masa-masa bercinta dan tahu arti sebuah cinta,
Dimana cinta itu berharga layaknya permata
Kaulah yang mengajarkanku bercinta
Kaulah yang mengajarkanku bersandiwara
Dan kaulah yang menjadikanku dewasa
Kau adalah kehidupan dan sumber kekuatan
Darimulah aku bercinta
Darimulah aku bahagia
Bersamamulah aku temukan cinta
Yang sejati dan setia
Oh... Remaja
Kau adalah suatu romantika
Yang mengajarkan kemesraan dalam bercinta
Yang menarik banyak wanita
Kayen, 12 Maret 2016
Malu-malu Kucing
Oleh: Deris Suhardi Yusup
Mata kelabu rambut dilinting hingga biru
Senyum merekah langkah pasti berbau haru
Bertabrakan dengan si dia membuat hati berangin-angin
Malam datang si dia menggantung dalam corak-corak dinding
Dibawa kedalam rambu-rambu bunga tidur
Ingatan penuh oleh sidia berharap bertabrakan lagi dalam mimpi
Tidur tak tentu jam dinding mulai mennggerutu menyampaikan restu
Badan melayang-layang dalam lautan seprai
Tetap saja si dia menempel dalam ingatanku
Dulu mataku layu
Rasaku masih dipacu kelereng
Gelap dalam merindu tak sedikitpun tak ada rasa yang dirasa
Masak-memasak dalam kepulan api
Seringnya matahari tenggelam
Ingatan ini sampai pada titik terang
Lidah terbelit belenggu Rasa dililit kata
Aku tak bisa menyatukan tangan dengan si dia
Kucing-kucingan disebang tembok
Mengamati si dia dalam dalam lamunan
Kesan yang tak pernah padam
Puisi – Rasa Ilusi
Kupikir romantika seindah karangan novelis
Semudah saat mereka katakan bualan-bualan cinta,
dan bagian dari rasa yang disebut ‘bahagia’
Omong kosong saat mungkin dapat sesederhana itu
Bahkan otak ku kelu saat mengingatmu
Ku ingin menyentuhmu, melekatkan jemari di pelipismu,
berbisik merdu suara kalbu yang selalu menyerukan namamu
Aku hanya ingin mendengar deru hati ku bernyanyi lantang,
mengutarakan segala kegelisahanku saat ada dan tiadanya kau
Walau perasaan ini masih terlalu muda tuk dapat dipahami
Sejora tak kan semanis senyuman mu
Bahkan mentari pun enggan bersinar tanpa mu
Lembutnya pandangmu membawa diri semakin hanyut, dan hanyut
Peluh-peluh itu menghantam ingatan ku,
selalu, dan hanya tentang kau !
Kau begitu berkilau dan nyata
Tak lekang oleh waktu semua kenangan ini terukir
Bahkan setiap detik bersama mu begitu sangat berarti bagiku
Dan terkadang kembang tidur membingkai wajahmu nan rupawan
Tak banyak harapku saat mentari mulai menyapa, kelam malam menyambut esok
Semua bait hanyalah menjadi bait saat kau menghilang
Dan kembali muncul menaruh seribu tanyaku asal keindahan-keindahan itu
Mungkinkah rasa ilusi sepenuhnya legit? Atau mengigit relung ku?
Bahkan kurasa ku mulai tak waras tanpa mu
Melamunkan ritme bayangan yang kerap hadir,
mencoba berkeliaran, dan menciptakan sebuah kenyataan
Kenyataannya… tak cukup satu dua kesimpulan saja
Aku butuh banyak waktu tuk dapat kata kan ini
Nadi-nadi ku mulai terjerat kembali saat kita dipertemukan
Sesak napas ini memanggil nama mu
Bahkan mata mu semakin erat mengikatku,
dari berbagai sudut kau menatapku, aku benci itu
Jantung ku tak pernah bak akan meledak macam ini
Pikiranku mengubur sedikit demi sedikit nyawaku
Menunjukkan seberapa berat aku terkurung dalam bayangmu
Dan saat kenyataan menaparku,
ku mengayunkan kembali rasa waras dalam mencinta
Aku tak peka akan waktu dan hati, tapi ku tau ada yang salah
Di saat kau mulai menyambut dan menyiramkan harapan padaku,
lepas sudah jeratan, cekikan, dan nestapa hati ini
Ku bangkit dari gelapnya harapan yang semakin mengirisku perlahan
Di saat itulah kutemukan ilusi yang menyibak fakta,
bahwa ilusi hanya kamuflase hati,
dan sepenuhnya hanya sebuah ketakutan jiwa.
Diana Robby
Apakah Pantas
Awalnya tak sampai hati
Degup jantung debar menggebu
Hantaman demi hantaman membentur tulang rusukku
Ketika kulihat dirimu bahkan merindumu
Keringat dingin membanjiri
Berdiri kaku merajut nurani
Oh Tuhan, aku telah jatuh hati!
Lihatlah! Tiap detik aku bermimpi
Senyuman lembut bak mentari
Jemari tangan indah menari
Sungguh kuingin miliki
Tapi apalah daya diri ini
Debu di kanan, keringat diri
Tak pantas makan tak pantas laki
Hai tuan putri
Adakah kesempatan kumiliki?
Adakah kau rasa hati?
Adakah mungkin kau jatuh hati?
Sesak dada ini!
Semakin tenggelam diri ini
Dalam pesona merasuk batin
Hingga tersita pula untaian latin
Jikalau bersanding denganmu, hai tuan putri
Adakah cinta kupungkiri?
Cinta dan Pilu
Aku telah diperingatkan terhadap dirimu
Dengan pikiran menawan dan jiwa lembut merayu
Yang sepenuhnya mampu menghancurkanku
Atas lamunanku atas kesadaranku atas bahagiaku
Lebih dari obat-obatan mampu
Risiko kusuka, bahaya kuabaikan, jatuh aku padamu!
Dalam lamunanku tergambar wajahmu
Dalam bayangku tergambar jiwamu
Dalam masa depanku tergambar dirimu
Dan dalam kenyataan kau meninggalkanku
Bukan kematian, bukan penolakan, hanya kau yang meragu
Membiarkanku merindu akan hadirnya dirimu
Cinta monyet mereka sebut
Namun cincin kawin akan kusambut
Bila itu denganmu, hai kekasihku
Ketika kusadari sudah, semua layu
Hanya waktu, risau, dan pilu
Taka da lagi kata antara kita
Sudah lama, lama sekali
Hariku pun tak lagi merajut asa
Setiap hari hanyalah arloji
Terasa seperti kemarin, mengulang, menggema
Masih menunggu hilangnya rindu ini padamu
Memang tak ada kata indah
Memang tak ada harta melimpah
Memang tak ada tubuh gagah
Yang ada hanyalah lengan, lengan untuk memelukmu
Yang ada hanyalah telinga, telinga untuk mendengarmu
Yang ada hanyalah hati, hati yang meronta akan senyummu
Aku mencintaimu, semua tentangmu
Kecuali fakta bahwa kau bukan milikku
Ridha Rubia
Maaf Tuan
Apa itu sebenarnya
Dia datang tanpa banyak ucapan
Hanya meninggalkan kesan yang membuat terkesan
Apa itu sebenarnya
Dia memberi ruang kenyamanan
Menorehkan setiap cerita kebahagiaan yang tak perlu dijadikan beban pikiran
Harusnya tak ada percikan rasa yang membuat bimbang
Hanya rekan yang memberimu kebahagiaan
Berlaku sopan menawan karena citra tuk berkawan
Tapi maaf tuan hati ini rapuh diberikan perhatian
Namun perlu kepastian agar tak menimbulkan pertentangan
Berkeras tuk menolak tapi hanya mampu menahan
Hestri Nurjanah
Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bandung
Hestri.nurjanah@yahoo.com
“Kearifan Jiwa”
Afmita Anggraini Pratiwi
Hangatnya fajar menerpa mimpi
Menyadarkan jiwa tuk segera beraksi
Bangun dari posisi wenak
Berjalan menjajaki bumi
Jiwa yang goyah tak mampu berdiri tegak
Bagai layang-layang ditampar angin yang tak beraturan
Ingin segera kudapati jiwa yang kokoh
Namun, tak jarang hawa nafsu menguasai ego
Hantaman keras getirnya kehidupan
Mengajarkanku menata diri dalam pendewasaan
Tak kenal batas tuk terus berjuang
Dengan pasti !
Kan kurangkul mimpi dalam cita
Hingga tertanamnya kearifan jiwa yang gagah
Medan, 31 Maret 2016
Propil Penulis
Penulis adalah seorang gadis yang lahir di Kota Medan, Desa Sukarame pada tanggal 14 Mei 1996, dengan nama lengkap Afmita Anggraini Pratiwi biasa dipanggil Mita. Bertempat tinggal di Labuhanbatu Utara, sebuah kabupaten kecil di Provinsi Sumatera Utara. Ia putri pertama dari tiga bersaudara. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Fisika Instrumentasi yang masih menjalani perkuliahan semester empat di Universitas Sumatera Utara.
Selain kuliah, ia juga aktif mengikuti berbagai organisasi kampus (internal dan eksternal). Gemar menulis semenjak duduk dibangku perkuliahan. Penulis bisa dihubungi melalui email : afmitapra14@gmail.com atau afmitapratiwi@yahoo.co.id
Bertamu, di Hidupku
Nur Azrina
Enam belas tahun lalu
Aku selalu menutup pintu hatiku
Walau canda tawa terbuka
Itu pasti hanya cerita biasa
Namun tiba-tiba
Kau hadir yang tak pernah kusangka
Peretas jiwa yang sepi
Pembuka pinti hati yang terkunci
Rasa percaya padamu
Kian hari kian terpaku
Pada hati semut kecil yang merindu
Akan arti sahabat sejati yang rela bertamu
Namun kusadari sekarang
Kau tak hanya akan bertamu
Tapi, untuk selamanya dihidupku
Kediri, 18 Januari 2015
18.54 wib
Biografi
Nur Azrina Septianing Rizkya Murdoko adalah nama lengkap penulis. Lahir di Kediri, 19 September 1998. Anak pertama dari tiga bersaudara. azrinaseptianing@yahoo.com (e-mail) dan azrinaseptianing (fb) adalah akun yang sering dia aktifkan. Saat ini penulis sedang aktif dalam bidang menulis puisi dan dalam ekstrakulikuler kejurnalistikan di sekolahnya. Ini nomer kontak untuk menghubunginya, 085735166810
Teruntuk Kau
Kau singsingkan lengan tangan
Kau angkat lengan kaki
Kau buka mata dengan lebarnya
Kau… dan kau…
Beribu harapan kau gantungkan
Bejuta asa kau lakukan
Badai, banjir dan longsor kau terjang
Hanya kau… dan kau..
Disaat anak-anak hanya merintik
Disaat yang tua pasrah dengan keadaan
Kaulah harapannya
Hanya kau… dan kau…
Remaja…
Wahai Remaja…
Pemuda harapan negara
Pemuda penerus bangsa
Beban-beban berat kau pikul
Rantai dan borgol mengikatmu
Masih mampukan kau beridiri dan hidup
Remaja…
Wahai Remaja…
Bangkitlah dan kuatkan dirimu
Tiada yang mampu menghalau
Tiada yang mampu menghadang
Selama kau masih dalam dekapan
Selama kau masih dalam julukan
Remaja…
Nuril.ach
Merah Muda
Nofia Rizki Nurtiana
Sungguh cantik masa ku ini teramat cantik hingga dirinya terbuai
Memandang rindu menahan kasih terhimpit asmara
Mendecih pada kesepian
Di hari libur yang hanya sehari
Aku mengendarai motor tua meretas serdak jalanan
‘Tuk menjumpai siluetnya di sana
Tiada yang seindah bercak merah muda jika ia telah merampak relung ini
Tiada yang selupa ini jika sudah duduk berdua, tak terelakkan pula cumbuan dan tawa
Yang disertai tanda cinta, sedang realita menamparnya
Mendelik tak suka pada berjuta rumus di papan mendesis ngilu pada setumpuk tugas
Tersenyum manis pada saat bel berdenting berbungah hati tatkala berjumpa
Ya, aku mengingatnya ...
Indramayu, 31 Maret 2016
Email: nofiarizkinurtiana@ymail.com
Awal Masa Remaja ku
Kala mentari terbit di arah timur
Hari yang baru pun baru saja dimulai
Hari dimana aku meninggalkan masa anak-anak
Dan memulai menapaki masa menuju dewasa
Masa remaja begitulah orang menyebutnya
Masa dimana setiap orang mencari jati dirinya
Dan meraih segala mimpi-mimpinya
Ku lanngkahkan kakiku menuju ke masa itu
Mencoba meraih segala impianku
Bertemu dengan orang-orang hebat yang memotivasiku
Menjadi pribadi yang lebih baik
Di masa ini ingin rasanya ku temukan cinta
Namun masih malu-malu rasanya
Tapi yang pasti kan ku temukan
Sahabat yang begitu menyayangiku
Inilah masa remaja ku
Masa yang akan ku jalani dalam hidupku
Sella
Ku bersama kau
(Junasa sofsa)
Menanti datangnya pelangi dalam gelapnya mendung awan
Menanti dan terus menanti diantara angin-angin yang hampa
Menunggu sesaat gerimis-gerimis hangat kan menghilang
Kenangan ini bersama indah sejuknya suasana bersama rinai
Ku bersama kau dalam awan itu
Ku bersama kau dalam rinaian senja
Ku bersama kau dalam hangatnya suasana
Ku bersama kau dalam kenangan bersama rinai
Akan datang pelangi dalam cerahnya awan biru
Akan tiba dan segera datang penantian bersama sejuknya angin
Akan hadir segera gerimis-gerimis kerinduan nan indah
Bersama kenangan akan indah suasana sejuk rinaianya
Memandangmu, mengenangmu, bersama kau ku indahkan selalu
Ku bersama kau, pelangi indah bersama anggun indahnya warna
Ku bersama kau, diantara jarak yang membentang didekatnya hati tuk selalu bersama
Semarang, 29-03-2016
Biodata penulis
Nama : Junaidi
TTL : Pati, 07 mei 1996
Alamat : Desa Jembulwunut Rt 02 Rw 02 kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Jawa Tengah
Pekerjaan : Mahasiswa
Sosmed : fb (junaidi salat) email (junaidisalat7@gmail.com)
Motivasi : Saya mahasiswa aktif di universitas negeri semarang (unnes) masuk pada tahun 2015 jurusan bahasa dan sastra Indonesia, memulai menulis semenjak tahun 2014 dan ingin berproses menjadi penulis yang inovatif dan produktif.
Awal Cinta Sang Jiwa Muda
Saat pertama kali berpandangan mata
Ada getar rasa yang berbeda
Ingin rasanya aku berkenalan dengan dirinya
Betegur sapa dengan dirinya
Andai aku bisa menghampirinya
Bersenda gurau dengannya
Tapi hati ini malu rasanya
Hanya bisa menatapnya dari kejauhan saja
Oh tuhan,,,
Inikah perasaan cinta
Perasaan yang didambakan setiap orang
Tapi bibir ini terasa terkunci rapat
Ketika ingin mengungkapkannya
Mungkin rasa ini hanya bisa ku pendam
Di dalam hatiku saja
Sella
Gelantung Bayang-bayang
Tersirat kata indah lagi menawan
Yang irama lagu-lagu bersautan
Sedu sedan berpasangan
Yang bayang-bayang bergelantungan
Menghunus pekat keheningan
Teringat masa gembala muda
Sembari menyeruak nada-nada cinta
Mencari pasangan senyawa
Tentang bayang-bayang kemesraan
Tentang rindu-rindu yang menggebu
Pudar seakan ditelan zaman
Bagai luntur ditelan Guntur
Membukit bak lembah gunung
Yang semua terasa siasat ulung
Sang pujangga mencari cinta
Tentang Penulis
Penulis bernama Ahmad Sholahuddin, berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 Sosiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Penulis aktif diberbagai komunitas penulis nusantara serta forum/group Sastra Indonesia ( SASINDO ) di kampusnya. Prestasi yang cukup menonjol pernah memperoleh juara ke- 2 sayembara/lomba cipta puisi tingkat nasional, dan berhasil menjadi pemenang 15 besar lomba menulis artikel Nasional sekaligus memperoleh Akta Buku serta penghargaan predikat Penulis Aktif, selebihnya puluhan karya telah dimuat sebagai kontributor diberbagai antologi puisi. “Hidup bukan untuk mencari keberuntungan tapi bagaimana menciptakan keberuntungan” merupakan motto hidup sang penulis. Join Facebook: Sholahuddin Ray Ahmad, E-mail: ahmadsholahuddin151@gmail.com, atau bisa hubungi : 085749213937.
Bisikan hati
Dikala sang surya mulai terbenam
Kau terlihat jelas disana dengan kereta gunungmu
Ahh... Begitu manis bila dipandang
Hati yg bergejolak tak bisa ditahan...
Hati bertanya siapa sebenarnya dibalik bayang hitam kelam....
Haruskah aku mengejarnya...
Sedangkan tak tahu menahu tentang sosoknya...
Ouh... Hati bersabarlah untuk tenang
Kau terus memandangiku
Virus merah jambu terus menggebu...
Aku tak tau tentang perasaan sekotak hati yang sebenarnyaa...
Hanya bisa diam dan terus berangan...
Bagai ditelan bayangan kini gelap tak berbayang...
Hati ku resah dan gelisah
Ntah apa yang harus kulakukan agar semuanya menjadi indah...
Ouh Tuhan...
Mungkin hanya engkau yang setia dalam setiap bayang hidup ku...
Tenangkanlah sekotak hati yang menggebu ini
Agar tak goyah diterpa badai...
Peluk erat sekotak hati ini agar tiada pahit yg kurasa...
Kuayunkan langkah terus berjalan...
Kuharap sosok bayang menanti untuk terbang ke kayangan
Dan berjumpa dengan dayang-dayang...
Semoga manisnya sekotak hati dapat terlihat di istana yang damai...
Dikirim dari smartphone Sony Xperia™ saya
Almudia
Hembusan Angin Penuh Makna
karya Sarah Nurfaraj Andrika Putri
Ketika angin berhembus dan menerpaku dengan lembut
Kutemukan hal baru yang belum pernah kudapatkan sebelumnya
Hal yang kuyakini sebagai awal dari ceritaku
Ya...
Hembusan angin itu memiliki makna yang dalam
Kehidupan awal yang monoton
Mulai bergerak dinamis diiringi semangat baru
Ini adalah awal aku mulai beranjak
Dari tempatku bersembunyi
Ini adalah awal aku belajar
Bagaimana memaknai kebebasan
Bagaimana menegakkan kepala
Bagaimana tertawa dan menangis lepas
Bagaimana mengepakkan sayap menuju lautan mimpi
Dan bagaimana menyayangi sesama dengan tulus
Kumulai segalanya dari nol
Kucoba melangkah dengan hati ini
Kucoba menghilangkan keraguan yang membayangiku samar-samar
Aku sadar...
Tak ada jalan yang benar-benar mulus
Itulah kenyataannya...
Di masa itu aku sering tersandung, terjatuh, dan tenggelam dalam kebimbangan
Terkadang aku kehilangan arah dan tak tahu harus ke mana
Terkadang diriku letih, hatiku perih, dan jiwaku rapuh
Itulah fase terberat sebelum aku berubah menjadi kupu-kupu dewasa nan elok
Meski semua terasa sulit
Tapi aku menikmatinya...
Kusadari bahwa berjuta kesedihan yang kualami...
Tak sebanding dengan kebahagiaan yang akan kudapatkan setelahnya
Cinta, kasih, empati, semangat, keberanian, dan kesetiaan yang kutemukan di masa itu
Adalah alasanku untuk selalu berdiri tegak
Aku bersyukur mengalami masa yang sangat berharga
Masa yang mengajarkanku untuk lebih baik dan tegar
Dalam menghadapi hidup yang lebih berat nan panjang di hari esok
Ya...
Angin yang berhembus lembut telah mengantarku pada masa berjuta warna
Masa indah yang akan menjadi memori abadi di sepanjang hidupku...
Ambarawa, 29 Maret 2016
ROMANTIKA PUTIH ABU-ABU
Karya: Lilis Sakinah
Ada cerita dibalik putih abu-abu...
Romantika kehidupan mengalir deras menyatu...
Tertulis dalam diary, kisah tentang aku dan dia..
Ada cerita dibalik putih abu-abu...
Setiap helaan nafasku..
Akan menjadi takdir yang menyatu...
Dikala aku dewasa dengan arti sebuah masa lalu...
Ada cerita dibalik putih abu-abu...
Masa remajaku, masa indahku...
Yang takkan terulang lagi, dan takkan kembali...
Hanya coretan bisu..
Yang melukis namaku...
Melihat cerita dalam awan-awan yang menyatu...
Akan aku kenang engkau, putih abu-abu...
Takengon, 31 maret 2016
Baru kemarin sajak terakhir kita retas
Karya : Dela Ramadhaningrum
Baru kemarin sajak terakhir kita retas sebagai sepasang anak smp
Dan jemariku masih terus mendekap
Tapak kaki menjejak di lorong-lorong sampai habis waktu
Dulu, jarak hanyalah sebatas meter
Karena dengan berjarak aku bisa bersajak
Waktu hanyalah sebatas detik
Sampai jejakku menapak di sini
Dengan luruh bayang-bayang
Dan biarkan kenangan menitik
Sebagai seorang anak perempuan berumur lima belas tahun,
Adakah kata percaya bahwa kami punya seesap cinta ?
Fatamorgana
(karya : Citra Resti Pamulia)
Seorang musafir menyusuri gersangnya gurun pasir
Olehnya dilihat hamparan oase di kejauhan
Fatamorgana, itulah nyatanya
Yang telah memberikan ia sebuah pengharapan
Dan mampu melukiskan sebentuk bulan sabit di bibirnya
Namun lukisan itu kini lenyap, hanya dalam sekejap mata
Apa pantas jika ia menyalahkan keadaan?
Tak sopankah bila ia ikut berperan?
Tapi Tuhan sudah berkehendak
Ia bukan Nabi, yang imannya kuat
Ia bukan Aulia, yang diberi keyakinan kokoh
Ia hanya umat biasa, yang hatinya mudah terjamah
Jalanan memang tak terlampau pekat
Namun batinnya teramat kelam
Bayang-bayang fatamorgana itu,
Silih berganti melintas di depan mata
Ia merindukannya…
Kini, cukuplah sudah ia berharap
Ia masih terkurung dalam perjuangan yang tak pasti
Namun setidaknya ia sudah berjuang
Atau mungkin sudah berharap banyak
Episode indah menanti di depan mata
Ini akan menjadi rencana terindah-Nya
Email : Citraviamia3@gmail.com
Kak
Kak,
Aku menyukaimu
Seberkas rasa abstrak
Lancangnya memenjarankanku
Aku menyukaimu
Kondisi dimana aku harus mengerti tanpa dimengerti
Karena orang lain kadang tak mengerti
Apa yang aku sukai dari semua ini
Aku bimbang
Antara pasrah atau tak menyerah
Perbedaaan ini begitu jelas
Garis batasnya pun tak dapat ku tebas
Bahkan..
Cuka pun berteriak
“Hatimu kan seasam diriku..
Bila kau berani suka padanya”
Bukan tangis pilu dan gejolak rindu
Dalam melodi syahdu sang kalbu
Tapi iman dan kepercayaan
Yang jaraknya tak terbantahkan
Kak,
Aku yang terasing dalam hening
Terkesima menyaksimu
Dan siap tuk mengenangmu
BIODATA PENULIS
Nama : ANISA SUSIANTI
TTL : Karanganyar, 26 Januari 2000
Alamat : BTN Somba 5 blok B no.2, Bulukumba, Sulawesi Selatan
Sekolah : SMA Negeri 1 Bulukumba
No,Hp : +6281934414934
e-mail : anisasparkyu260100@yahoo.co.id
Facebook : www.facebook.com/anisa.s.9889
Twitter : @anisa26100
Dear Teens
Semangat jiwa masa mudaku mengalahkan terangnya sinar sang surya
Entah dari manakah sumber semangat ini berasal
Dan aku hanya bisa terdiam untuk merenunginya
Apa?Siapa?Dimana?Sumber semangatku..
Sekian lama aku merenung..
Terpusatlah aku pada satu titik
Titik dimana aku hanya bisa terdiam
Untuk mengagumi kedahsyatan titik ini
Entah seberapa besar kedahsyatan titik ini
Hingga bisa menjadi sumber semangat dalam hidupku
Bisa menghiasi hari-hariku menjadi lebih berwarna
Ya,inilah CINTA..
Titik yang sangat dahsyat
Yang sangat berarti dalam hidupku
Yang mewarnai hidupku
Menjadi lebih indah..
Sahabat
Oleh: Zuraini
Kau balut
Luka dengan sayap kesabaranmu
Kala angin mengabarkan berita gigil
Kala senja berjalan gontai mendekati gulita
Masih adakah yang peduli?
Kau ajarkan aku
Dengan senyum mentari
Bersemayam di bibirmu
Kita tapaki mahligai waktu
Hingga hujan menyapa
Dan bau anyir jalan belum sempat beradu
Oh.. sahabatku
Kau
Kucurkan semangat
Cerlang bintang bernaung di matamu
Di kala luka menghiasi jiwa
Aku ingin lari dan ingkar
Jika ditanya mengapa;
Mengapa begitu?
Mengapa kamu?
Mengapa mau?
Kaulah jejak yang selalu mengiringi langkahku
Kaulah detak jantung yang iringi jantungku
Kau adalah airmata yang iringi tangis duka dan bahagiaku
Bangka, 31 Maret 2016
BIODATA DIRI :
Nama lengkap: Zuraini
Alamat: Jalan Raya Pangkal Pinang-Mentok Des. Puding Besar Kec. Puding Besar (Depan Masjid Jamik Nurul Huda) kode poss: 33179 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
No.HP : 081915548949
Email : bangkazurainizainal@yahoo.co.id
Facebook/ Twitter : zurainizaink@yahoo.co.id / ainizaihaz@yahoo.com
Kelakar Aurora
Oleh Ummu Kultsum
Jangan memisah pelangi sayangku
Karena itu keindahannya
Campuran setiap warna-warna
Yang berputar dan akhirnya menyatu
Putih
Dunia ini melebur
Tak kah kau rasakan setiap rasanya?
Ada merah yang panas
Kuning yang hangat
Biru yang menenggelamkan
Kami belum menjadi abu-abu seperti kalian
Tapi kami juga punya hitam
Kamu pernah menjadi kami
Kami akan menjadi kamu
Sadarlah wahai orang tua
Inilah kami yang juga kamu
Biarkanlah bersenandung di batas nirwana
Meski neraka di ujung jalan
Nyanyian riang tak boleh surut
Ingat waktu terus berjalan
Tik tok tik tok
Senandungnya seperti sangkakala
Tapi hari masih panjang sayangku
Dan warnanya merah kebiruan
Biarkanlah senandung masa muda membungkus dunia
Sebelum abu menelan kita semua
Surakarta, 31 Maret 2016
Isyarat Cinta
Tak ada kebetulan ku menemukanmu
Tak ada kesalahan kumenyukamu
Tak ada kesalahan ku mencintamu
Namun, cintaku bungkam
Lidahku kelu setiap kan mengatakannya
Seakan api sulit membakar kayunya
Tapi tetap kucoba
Dengan isyarat yang mengganti kata
Kuharap kau memahaminya
Meski kini panca indramu tak mengarti
Kan ku pinta Tuhan yang Maha Esa
Tuk membukakan jubah cinta-Nya
Juga tuk satukan kati dalam naungan-Nya
Atas izin dan Ridho-Nya
Jikalau
Tuhanku asaku padamu takan luka
Namun asaku pada hambamu
Semua terbayar akan dusta luka
Tuhan sanggupkah aku?
Menahan bendungan air mataku,
Membungkam lidah yang mengeluh,
Berupara tuli tuk mendengar,
Sanggupkah aku?
Sanggupkah aku tuhan?
Jikalau hatiku kebal busa spons
Pastilah ku mampu menahan derita
Namun hatiku tak seperti itu
Hatiku dapat merasa sengatan kata
Jikalau ku sekokoh pondasi
Mungkin ku bertahan pada badai
Namun ku tak sekokoh itu
Ku goyah, jatuh dikala kenyataan menghina
Haruskanku sekat linangan berbulir derita
Tuhan jikalau beriku pertolongan-Mu
Ku tak ingin mengelabu
Adakah
Adakah jiwatak goyah oleh cinta?
Saat hati mencari arti cinta.
Adakah lengan baja membelai selembut sutra?
Saat ia merindu puja terdamba.
Adakah hati yang menjerit sekeras terompet?
Saat ia merasa gundah teramat.
Adakah kaki yang tegar melangkah?
Hanya untuk mengejar bayang cinta.
Dan akankah jadi nyata?
Saat sinar cinta tersimpan
Suarapun tak bernada
Apalagi berkata
Bila mana
Bila mana hatiku tergores karna lisanmu
Bila mana lakuku tak kau percaya
Luka yang kurasa bertubi
Sakit pun lebih dari goresan belatih
Dan untuk apa ku coba tuk katakan
Lagi, lagi, dan lagi..
Namun tak satupun tertanggapi
Kau anggapnya dusta berbuih
Namun,
Jangan sesalkan bila mana ku pergi
Karna aku,
Enggan tuk kau salahkan lagi
Wellysaffana
Tema : Romantika Masa Remaja
Judul : Labilnya Cinta Biru
Oleh : Linda Hanani
Labilnya Cinta Biru
Indahnya, kala cinta menyapa di putih biru
Sejuta kata cinta, tiada hari tanpa rayu
Senyum manis, kata manja penuh pesona
Parasnya, enggan terlepas dari mata
.
Waktu berjalan begitu cepat
Cinta yang tumbuh jadi terjerat
Seteru, beda pendapat
Cemburu, selalu terlihat
.
Kala cinta meregang karena seteru
Berganti peran, maaf penuh penyesalan
Luluh hati terhempas gombalan lugu
Kembali menjalin kasih biru
.
Kala mentari jadi cera lagi
Kala mendung tak menutupi
Kala pelangi hiasi hari
Kala itu, cinta dikhianati
.
Kau begitu cepat berpaling
Melengos pada paras bunga rekah
Bermain menikam dari belakang
Berkali-kali putus nyambung, menyerah
.
Yogyakarta, 31 Maret 2016
KEDIPAN PERTAMA
Syahrul Ramadhan
Perlahan...
Jingga terhapuskan,
kelabu yang kini menjemput senyuman purnama,
berbisik...
Terhirup wangi sebaris nama didalam dada,
hempaskan segala pilu didalam rasa.
Tatapan cahaya purnama kian bersinar,
indah senyumnya kian memancar,
sinarnya terang,
terangi redupnya relung jiwa.
Tetesan embun...
Jatuh ke daun...
Seakan menyentuh,
hati ini tuk dapat berteduh.
Siulan sang burung tak henti mengiringi,
kudengar indah serangkai pesan merpati,
dan ini...
Bukan sekedar mimpi.
( Cianjur, 30 Maret 2016 )
Nama saya Syahrul Ramadhan berhobi menulis puisi dibangku SMP, sekarang saya masih duduk dibangku SMK kelas XI dan tinggal di Cianjur, akun facebook saya ialah Ramadhan Alfa Romeo, twitter saya @S_Rramadhan juga e-mail saya s.ramadhan0501@gmail.com, nomor ponsel saya 085659999172.
Berjalan Dalam Alunan Nya
Aku adalah karang dalam hempas air lautan
Mengalir bersama isisnya
Aku adalah laba-laba dalam jaringnya
Berjalan bersama lekukannya
Aku adalah daun dalam terpa angin gunung
Terbang bersama siang dan malam
Aku ini dalam bumi Nya
Hidup berteman aturan-aturan
Aku ini hidup di Galaksi Nya
Berbagi tempat dengan jutaan bintang
Aku berada di dunia bercahaya Nya
Harus kuikuti cahaya yang disegani Nya
Aku hidup dengan misteri apa dan mengapa milik Nya
Rahasia bak bongkah permadani yang tidak bisa tersibak
Kepakan hukum saling menggelora
Membuat diri tergugu
Berpikir ….
Insan yang layakkah aku berjalan dalam alunan Nya?
Namaku Annisa Nasywa Almeyra yang akrab dipanggil Meyra. Saat ini aku duduk di bangku SMP kelas 8 yaitu di SMP Ar Rohmah Putri Boarding School Malang. Aku dilahirkan di Malang pada tanggal 22 Juni 2002 dan tinggal di Perum Bumi Meranti Wangi G-13 Malang. Aku yang kini masih berusia 13 tahun memiliki kegemaran membaca, menulis, bermain basket, dan berenang. Hubungi 0341 410971.
ROMANSA KECIL GADIS MUDA
Shara Nurrahmi, S.Pd
Kedua mataku menatap langit,
Apa kau sedang menatapnya juga?
Kedua telingaku sedang mendengar lantunan merdu,
Apa kau sedang mendengarnya juga?
Kedua tanganku sedang menuliskan rasaku,
Apa kau sedang menuliskannya juga?
Aku selalu dan selalu takut,
Jika perasaanmu mungkin tak sama denganku
Aku selalu dan selalu risau,
Jika yang kulakukan takkan mendapat perhatianmu
Apakah ini cinta? Atau perasaan suka saja?
Aku sangat awam dalam hal ini
Jadi,
Apa kau akan mengajarkannya padaku?
Malang, 31 Maret 2016
Dengan segenap perasaan cinta masa remaja yang masih lekat kuingat ☺.
Biodata:
Nama saya Shara Nurrahmi, S.Pd. Puisi, cerpen dan biola menjadi teman saya dalam bekerja sebagai guru SLB. Saya berusia 24 tahun. Impian terbesar saya adalah membuat karya tentang anak berkebutuhan khusus. No HP saya 087859192144. Nama Facebook: Shara Nurrahmi.
Aku Cemburu
Karya : Khoirunnurika
Saat cinta terasa jauh di sana
Aku hanya bisa menatap senja
Berharap esok akan segera tiba
Menunggu keajaiban waktu yang terjadi
Hingga aku bisa bersandar di pundakmu
Sebagai kekasihmu seorang
Begitu besar khayalku
Namun, saat seseorang itu hadir
Aku takut kau kembali
Hatiku perih, sesak kurasa
Begitu besar menyelimuti, berkecamuk
Aku kacau
Mungkinkah aku cemburu?
Namun, kutengok lorong masa
Merekam setiap kejadian yang ada
Hatiku sibuk menerka-nerka
Merangkainya dalam sebuah kepercayaan
Memastikan bahwa aku salah
Biografi singkat
Nama saya Khoirunnurika, lahir di Kediri, 31 Oktober 1998. Alamat di jln. Pare-Kandangan desa Keling kec. Kepung kab. Kediri. Karya di atas merupakan karya asli saya. No. HP : 085608385028
Nama Fb : Khoirun Nurikha
Sembilan Jam, Hari Ini
Aku tidak melihatmu pagi ini,
sosokmu yang kurindu,
dua hari belakangan,
bahkan bayangmu pun mencair ditelan hujan
Aku tidak melihatmu siang ini,
hujan bulan Februari melahapku;
menggetarkan di setiap rintiknya,
membangunkan dedaunan,
mengokohkan akar-akar,
sekaligus,
menghunjam hatiku sampai ke relungnya
Aku tidak melihatmu sore ini,
saat hujan masih lapar,
sekaligus setia menjamah,
tetapi rintiknya tak begitu memar,
namun mampu mendekap semua kenangan bungah,
tentang kita
Aku tidak melihatmu hari ini,
ketidaksengajaan meracau,
takdir berucap lain,
sedang aku berusaha keras,
sekaligus bodoh,
untuk menekan rindu ini sampai ke dasar,
dan sangat tahu bahwa aku tidak akan bisa melakukannya
email: romadoniannisa@gmail.com
Jeruji Air Harapan
Air tiada pernah benar-benar mengalir
Kecuali naungan rela membongkah diri
Hingga meleleh menebarkan benih
Menyuguhkan gairah yang nampak terarah
Mungkinkah harus teruraikan
Sebelum gejolak ini sempat terhempaskan
Di antara dentingan hasratnya yang mengembang
Dan buih-buih rinai nada yang menusuk ria
Di relung palung hatiku
Seperti aku ingin memilikimu
Mengapa? Begitu susah terkendalikan
Terlibat jeruji buta tiada cahaya
Kenapa harus terangsang
Ketika jejak kasih hendak menghilang
Kau dengannya seakan tertelan
Yang sesungguhnya menanti sebuah balasan
Air selalu melibatkan arah dan ruang
Dalam galungan tumpah yang menghadang
Biarkan mencari dalam dekapan harapan
Romantika remaja yang melumpuhkan
B
iodata
P
refiaisyahazzahra@gmail.com
SEBATAS TEMU
sepekan hanya tiga waktu kita bertemu
pagi di pintu matahari bersama awan putih
menyapa secuil kata
lekukan senyum pada daun-daun yang gugur
di depan ruang bertabur tawa
kursi tanpa tahta
kaki berlalu denting lonceng kembali beradu
di peraduanmu
siang duduk beradu
menyantap lidah ludah saling berguguran
di secangkir dahaga-lapar
menuang hasrat ingin dekat di rerindang berkat
suaramu kembali menyumbat
mata saling mendekap
malam bersama purnama
dedaunan layu
awan hitam menyelimuti usangnya aku
sebatas temu
tanpa waktu
belenggu
Na, 27 Maret 2016
Biodata
Nastain Achmad, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI BOJONEGORO. Lahir di Tuban 19 April. Alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran. Penggiat di Komunitas SINERGI Bojonegoro. Beberapa karyanya pernah dimuat di Radar Bojonegoro, Radar Sampit, Radar Surabaya, Banjarmasin Post, Koran Madura, Medan Bisnis, Metro Riau, Tabloid Gaul, Wawasannews.com. Memiliki puluhan antologi bersama, diantaranya Tifa Nusantara 1 (2013) dan Tifa Nusantara 2 (2015), Lentera Sastra II (Antologi Puisi Penyair Asia Tenggara, 2014), Lumbung Puisi II (2014), Memandang Bekasi (2015). Fb: Nasta’in Achmad. Email: nastainachmad9@gmail.com. No. Kontak: 085852041427.
Romantika Cinta SMA
Gubahan : iswar setiawan
Romantika adalah sebuah hidangan semasa SMA
Serasa merugi bila tidak mencicipi
Romantika semasa SMA
Memberanikan diri menyatakan perasaan kepada seorang wanita.
Sebuah momen penuh kegairahan
Seolah waktu yang kita miliki dipadatkan hanya untuk kita berdua
Seolah dunia itu menyempit dan mudah untuk kita kendalikan
Seolah kita akan bersama selamanya.
Ada tangis,ada tawa
Adalah hal yang lumrah
Memenuhi dunia dengan kata aku dan dia
Waktu berjalan
kedewasaaan bertambah
pola berfikir berubah
dan hubungan harus terpisah jauh
BIODATA:
NAMA :Iswar Setiawan
ALAMAT :JL.aki balak Rt.01 No.53 kelurahan juata kerikil kota tarakan kalimantan utara
No Hp :082251933260
Facebook :Iswar Setiawan
Rindu akan Penantian
Bel berdering, tanda kelas usai
Ku langkahkan kaki keluar,
Melewati setiap koridor, di bawah payung kanopi
Angin berhembus lembut,
terbangkan sehelai daun di depan wajahku
Saat aku melihat daun itu,
tepat matamu bertaut mataku.
Kita saling berjalan, berlawanan arah,
Tapi menuju satu titik temu.
Titik penantian bagiku,
Untuk sekedar menyapa dirimu.
Terus melangkah, hingga tiba di titik itu
Realitaku tak sampai pada harapanku.
Meskipun ku coba, tak ada yang terucap
Mulutku terlanjur kaku, terpaku
Sesal, tapi juga bahagia
Sisakan rindu dari penantian yang terlewatkan.
Iqbal Haikal
INGATAN MASA YANG DULU
Berakhirnya malam di hari itu
Mengawali masa putih abu-abuku
Tapi aku masih suram
Bermandikan embun pagi bergelut dengan gundahku
Kesan remaja seolah menambah kesunyian
Yang telah lama tertimbun ceriaku
Waktu-waktu yang menjadi saksi
Bahwa sedari kecil aku terbiasa tidak sendiri
Dan aku harus tetap berjalan...
Hidupku masih panjang berbekal beban mimpi
Lalu deru gejolak beritma manja
Tiba-tiba memanggil menghentikan langkah kaki
Mengukir kalbu di wajahku
Hmm, sepertinya kadar oksigenku berkurang
Tiap waktu mengembalikan ingatan kecil
Saat kali pertama ibu memakaikan seragamku
Dan ketika ayah membelikan sepatu baru
Masa putih abu-abu membuatku takut
Nada kekanakan tak leluasa lagi terucap
Sama ketika kehilangan ceriaku
Juga ketika sering rindu masa-masa lalu
Meski sudah beranjak dewasa
Tapi cengeng masih akrab denganku
Entahlah, mungkin venus marah lagi
Sewaktu kecil nyalanya tidak berkelip
Sekarang aku jarang melihatnya
Kesibukan telah mematikan masa kecilku
Makin membuatku tersadar
Waktu telah memakan masa-masa indah
Yang dulu sering kulakukan bersama semestaku
Namun jika masa remajaku terlewat
Kan kupastikan senyum terukir manis
Berdiri bersama masa depan yang nyata
Juga cinta sejati...
Segeraku berlari menemui ayah ibu di rumah
Banggaku ucap “ ayah, ibu, anakmu ini telah dewasa”
Kediri, 31 Maret 2016
Saya Putu Ayu Dharmayanti, tinggal di kabupaten Kediri, di RT 04/RW 03 Ds.Bangsongan, Kec. Kayen-Kidul. Saat ini saya duduk di kelas X MIA 1 dan bersekolah di SMAN 2 Pare . Saya bisa dihubungi melalui facebook Putu Ayu Dharmayanti dan nomor handphone saya 085607207925. Email saya yang lain adalah Dputuayu252@gmail.com.
BANGKIT DARI MASA LALU
Shin Chia Mutiara
Hidupku kelam dimasa remaja
Terjebak dijalan yang sempit
Terjatuh dilubang yang dalam
Terdiam ditengah kegelapan
Hilang masa remajaku
Dengan sia-sia menjalaninya
Pengharapan yang kosong
Seakan terbawa ombak
Mencoba memahami keadaan
Akan tetapi tidak mengerti
Apa yang akan dilakukan
Tidak berdaya untuk melangkah
Haruskah aku lari dari kenyataan ini?
Pernahku mencoba untuk sembunyi
Akan tetapi rasa takut datang menghantuiku
Semua hinaan membuatku berhenti berjalan
Berfikir sejenak tentang semua ini
Memberanikan diri untuk melangkah
Mencoba mengangkat kepala
Bersiap untuk melakukan perubahan
Jakarta, 31 Maret 2016
BIODATA
Nama lengkap saya Shin Chia Mutiara Sitorus, saya menuliskan naskah puisi ini bertema Romantika Masa Remaja dan naskah puisi saya berjudul “Masa Lalu”, saya merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Hobi saya olahraga, membaca buku, menulis dan mendengar musik. Saya Lahir di Jakarta Tanggal 31 Januari 1995. Saya memiliki Media Sosial Facebook yaitu shin chia mutiara, sedangkan alamat email saya pearlshine31011995@gmail.com. saya tidak mempunyai handpone tetapi saya menghubungi oranglain menggunakan handpone milik orangtua saya, ini adalah nomor handpone bapak saya 081385574367.
Jalan Panjang
(Oleh Diah Ayu Siska Y)
Langit seakan membeku
Kala melihat dirimu tersungkur
Dalam sebuah ruang kosong
Yang tak seorang pun tau apa yag terjadi padamu
Kecuali hatiku…
Sesengguhan hanya bias menatapmu
Dengan jengkalan yang tiba-tiba menutup jalan nafasku di leher
Aku tak bias berkata-kata
Aku membisu di kegelapan
Hati hanya bias teriak kepada Sang Pemberi Cinta
Lindungi hamba-Mu dan tetapkan hatinya
Lalu, mata dan mulutku berbicara
Dengan dekapan tanganku di hatimu
Disini, ada seseorng yang kamu saying dan juga menyayangimu
Tuhan, tetapkan diriku untuk selalu mencintai-Mu.
Semarang, 18 Maret 2016
Alamat e-mail : ayudiah.yuliawati@gmail.com
PENGORBANAN CINTA DEMI DERMAGA IMPIAN
Penulis : Irma Mutiara Sari
Disaat usiaku mulai beranjak remaja
Laksana sekuntum bunga yang merekah
Menyimpan romantika suka maupun duka
Dalam balutan seragam putih abu-abu
Yang akan menjadi kenangan terindah
Ketika virus merah jambu menyebar jalanya
Kuntum bunga cinta pun mulai bersemi
Engkau sirami dengan kata pemanis bibir
Engkau banjiri dengan kata rayuan maut
Aroma kuntum bunga cinta pun mewangi
Namun saat hadir bunga lain yang menarik hatimu
Secepat kilat engkau berpaling kepadanya
Sikapmu pun berubah menjadi sedingin salju
Banjir kata rayuan mautmu surut sudah
Tiada lagi senyum yang selalu menghias bibirmu
Kuntum bunga cinta yang merekah patah terkulai
Diterjang oleh petir yang menyambar putiknya
Melihatmu bermesraan dengan bunga tetangga
Membakar kalbu dengan api cemburu buta
Dinding hati pun pecah retak seribu
Dalam lembah duka oleh ulah cinta segitiga
Kucoba bangkit dari jurang nestapa yang mendera
Kurajut kembali pecahan hati yang retak seribu
Kusulam dengan ikhlas melepas demi kebahagiaanmu
Kukubur semua kisah cinta yang semu bersamamu
Kudayung bahtera tanpamu menuju dermaga impian
Mengarungi samudera ilmu dan lautan pengetahuan
Berlayar tiada henti mengejar cita-cita dan impianku
Berlabuh di dermaga universitas ternama yang kuimpikan.
Sengkang, 31 Maret 2016
Biodata penulis
Irma Mutiara Sari lahir di Lajokka pada tanggal 18 Agustus 1997. Putri dari pasangan Syarifuddin dan Gusniwati. Kini ia bersekolah di SMA Negeri 2 Sengkang RSBI tepatnya kelas XII IPS 3. Alamat sekolah SMA Negeri 2 Sengkang RSBI Jalan Rusa No. 1 Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan dan alamat email irmasarhy@gmail.com. Perempuan berbintang Leo yang gemar menulis ini mempunyai akun Facebook Irma Mutiara Sari dan bisa dihubungi di nomor telepon/HP 0823 3186 1205.
Sanitasi Tunas Bangsa
Dikau yang sedang dikata remaja
Janganlah berbangga dan terlena
Karena dikaulah pejuang yang kan menitihkan derita
Dikala semua semu tiada kisah
Entah orde apapun dan revolusi yang manapun
Dikau yang sedang dikata remaja
Jangan saja bercumbu dengan modernitas
Yang buatmu pitas tak menetas
Tajuk usang tiada produktivitas
Enyahlah penguasa akar yang mengikir varietas
Dikau yang sedang dikata remaja
Janganlah meraba rasa yang abstrak membabi buta
Tiada usai meretas titih air mata dikala kau kata gundah
Tiada usai tertawa nyengir tiada cengkir dikala kau kata bahtera
Bulshit!! Dikau tau apa tentang bahtera
Cukup duduklah dan dengar petuah guru bangsa
Dan Demi Masa!
Sungguh manusia benar-benar dalam kerugian
Tentunya kecuali dikau yang dikata remaja
Mampu merekontruksi waktu
Untuk beramal dan berilmu
Demi sebuah gilas waktu
Ngayogyakarta, 31 Maret 2016
Zarkasyi
Sembilan Jam, Hari Ini
Aku tidak melihatmu pagi ini,
sosokmu yang kurindu,
dua hari belakangan,
bahkan bayangmu pun mencair ditelan hujan
Aku tidak melihatmu siang ini,
hujan bulan Februari melahapku;
menggetarkan di setiap rintiknya,
membangunkan dedaunan,
mengokohkan akar-akar,
sekaligus,
menghunjam hatiku sampai ke relungnya
Aku tidak melihatmu sore ini,
saat hujan masih lapar,
sekaligus setia menjamah,
tetapi rintiknya tak begitu memar,
namun mampu mendekap semua kenangan bungah,
tentang kita
Aku tidak melihatmu hari ini,
ketidaksengajaan meracau,
takdir berucap lain,
sedang aku berusaha keras,
sekaligus bodoh,
untuk menekan rindu ini sampai ke dasar,
dan sangat tahu bahwa aku tidak akan bisa melakukannya
Romadoni Anisa
Akankah kau dengar pintaku?
Kembalilah!
Disini dalam pelukku
Genggam erat tanganku
Dan jangan lepas kembali
Perih rasa yang kau beri
Kau pergi
Tanpa pesan yang diberi
Tinggalkan kisah asmara
Tinggalkan duka dan lara
Cintamu membuatku merana
Biarkanlah aku disini menantimu
Mengenang kisah2 yg lalu
Indah bersamamu
Damai membalut jiwaku
Ketika kau ucapkan "aku mencintaimu"
Raudhatul Nana
Citra Resti Pamulia Fatamorgana
(karya : Citra Resti Pamulia)
Seorang musafir menyusuri gersangnya gurun pasir
Olehnya dilihat hamparan oase di kejauhan
Fatamorgana, itulah nyatanya
Yang telah memberikan ia sebuah pengharapan
Dan mampu melukiskan sebentuk bulat sabit di bibirnya
Namun lukisan itu kini lenyap, hanya dalam sekejap mata
Apa pantas jika ia menyalahkan keadaan?
Tak sopankah bila ia ikut berperan?
Tapi Tuhan sudah berkehendak
Ia bukan Nabi, yang imannya kuat
Ia bukan Aulia, yang diberi keyakinan kokoh
Ia hanya umat biasa, yang hatinya mudah terjamah
Jalanan memang tak terlampau pekat
Namun batinnya teramat kelam
Bayang-bayang fatamorgana itu,
Silih berganti melintas di depan mata
Ia merindukannya…
Kini, cukuplah sudah ia berharap
Ia masih terkurung dalam perjuangan yang tak pasti
Namun setidaknya ia sudah berjuang
Atau mungkin sudah berharap banyak
Episode indah menanti di depan mata
Ini akan menjadi rencana terindah-Nya
Mona Monika Hampa
(karya: Mona Monika)
Teringat diriku dalam setiap lamunan
Kau berada disampingku
Menemani setiap sepi yang datang
Menerangi dalam gelapnya malam
Memberikan setitik sinar kehidupan
Hampa..
Sungguh hampa hati ini tanpamu
Langit seakan menangis
Menghapus setiap bintang dikesunyian malam
Akankah engkau kembali dihatiku
Menghiasi setiap belahan hari
Mengisi kekosongan hati yang telah rapuh
Mengembalikan senyum yang telah pergi
Aku terasa hampa tanpamu
Aprisintia Claudia Imani Inikah cinta?
Aku tersipu, pipiku memerah setiap namanya disebut.
Ada yang berdegup tak beraturan disana, saling berlomba sepertinya.
Selalu ingin memungkiri apa yang kurasa.
Takut akan kesalahan fitrah yang tak diundang.
Hati terus bertanya-tanya.
Mencoba terus mengelak, membentenginya.
Tidak boleh berlebih.
Simpan dengan rapi.
Untuk orang yang diridhoi Allah nanti.
Jika berjodoh, Allah akan satukan kami.
Annisa Nur Azizah KAMI SI PENJAJA KORAN
Kau tau, rekahan nafas kami ini semerbak layaknya tanah yang baru dihujani
Gaungnya segemetar kaca yang termakan gemuruh dalam badai sore hari
Cucuran keringatnya bak bulir-bulir padi yang ranum di pagi hari
Ah, biarlah yang kami tau hanya roda-roda sepeda, bau asap angkutan umum, motor ngadat dan tawa lelah yang sayup-sayup terdengar dari pasar sana.
Kami cukup menjajakan koran-koran ini, tanpa harus berseragam kaku di sana.
Kami hanya perlu belajar banyak Tetap berdiri dan berjuang demi adik-adik kami di rumah yang menunggu nasi dan bekal sekolah
Kami hanya yakin kami bisa lebih berarti dari mereka yang menjadi siswa tapi hanya numpang duduk dan pacaran di koridor sekolah
Kami bisa jadi orang, karena kami yakini skenario terbaik dari Tuhan
Tapi kawan, ini bukanlah berarti kami tak pernah kesumat pada yang telah membuat kami tersia-siakan.
Bukan juga berarti kami tak pernah menangis karena ingin seperti mereka yang membawa piala untuk disimpan di sekolah
Atau sekedar mencoba merasakan ratapan cinta monyet yang tak terbalaskan
Tapi kami harus apa?
Maka, kami rasa jalanan, pasar, terminal, perumahan dan setiap tempat yang kami susuri adalah bangunan megah milikNya untuk kami sekolah
Ya, sekolah kehidupan untuk pengabdian
Pun pada cinta,
kami rasa para tukang becak yang ramah, para pembeli yang tak menawar sampai sangat murah, ibu-ibu gendut yang baik hati, para kawan seumuran yang tertawa dalam coklatnya kulit muka mereka, juga adik-adik kami yang senyumnya selezat nasi bungkus disaat kelaparan dan siapa pun yang tulus adalah romantisme kehidupan kami.
Kami, ya, kami yang sebenarnya berhak mendapat lebih dari ini dan mendapat lebih dari para manusia yang harusnya bertanggung jawab.
Anisa Jelita Ini Cinta
(oleh: anisa j)
Romantika masa remaja berjuta rasa
Sebut saja cinta
Sebuah cerita dalam diam dan kata
Seonggok ketertarikan hati antar umat manusia
Semburat fatamorgana belaka
Ini Cinta
Sebuah rasa dari balik benda kecil nan rentan
Rasa yang menghadirkan senyuman
Atau juga memupuk benih kekecewaan
Mari, kuceritakan pada kalian
Ini cinta
Suatu sejarah
Ketika dia lepaskan senyum pertama
Kutahu, indahnya menusuk mata
Mengalahkan silau tajam sang surya
Ini cinta
Sebuah ingatan
Saat mata mulai terpejam nyaman
Kudapati bayang samar wajah menawan
Mengganggu tidur namun menoreh senyuman
Ini cinta
Sebaris curhatan
Ketika kukatakan pada kawan
Aku suka dia, kukagumi sang pangeran
Dialah sang impian
Ini cinta
Penyejuk mata dalam hitam
Ketika mataku mengekor dalam kelam
Menatapnya dalam diam
Sadarkan aku, rasa ini menusuk semakin dalam
Ini cinta
Sepercik goresan tinta
Jemari menari menoreh kisah hadirnya sebuah rasa
Ah, aku bisa gila
Atau ini memang rasa gila?
Ini cinta
Sebongkah kerinduan
Saat lama retina tak menangkap sosok harapan
Ah, hati mulai tak karuan
Dimana dia bersembunyi gerangan?
Ini cinta
Inilah cinta
Sekedar rasa yang tak bisa terbuka
Ini cinta
Tak terlalu istimewa
Hanya sekedar rasa yang hadir tiba-tiba
Juga kadang menggoda
Namun sulit dilupa
Chindy Yulia Permatasari Romansa cinta
Oleh:Chindy Yulia Permatasari
Jemari kecil berusaha membantumu
Agar kau tau arah mata angin bahagia
Senyum hangat merekah di ufuk senja
Tanpa jemu kita berbincang sebuah kebaikan
Ketikaku lebih cepat melupakan kesalahanmu
Ku temukanmu dalam pencarian jati diri
Ada rasa yang bergejolak bak api membara
Namun ku sembunyikan karena terlalu dini
Ku ciptakan rangkulan dalam untaian do’a
Meski hati kecil ini terus memanggil mu
Romansa cinta yang tercipta biarkan berlalu
Hingga garis takdir menyatukan kita
Bengkulu, 18 maret 2016
Artichaa B'tari Gusti Pengakuanku
By : Gusti B'tari Artichaa
Tuhan, tolong katakan padanya
Katakan padanya bahwa rasa cintanya kini telah berbalas
Katakan padanya bahwa penantian panjangnya akan berakhir bahagia
Juga katakan padanya bahwa aku menyesal telah mengabaikannya
Dia telah lama berjuang
Berlari sekuat tenaga hanya ingin menemuiku
Berseru lantang hanya ingin memanggil namaku
Menyuarakan kepada dunia bahwa ia ingin mendapatkanku
Tuhan, maafkan aku
Maafkan karena sengaja membutakan mataku agar tak melihatnya
Sengaja menulikan telingaku agar tak mendengar rintihannya
Sengaja menjauh agar tak terjangkau olehnya
Tuhan, apa aku telah kehilangannya?
Apa aku sudah terlambat?
Terlambat bangun untuk menyadarinya?
Atau terlambat membuka pintuku untuk menyambutnya?
Tuhan, katakan padanya
Bahwa saat ini mungkin rasa cintaku melebihi rasa cintanya
Juga katakan padanya
Bahwa inilah pengakuanku
Exzaiine Ayoe Memeluk Duri
Karya : Exzaine Ayu Mavinda
Mata ini tak mau terpejam
Berulang kali ku dengar kau bergumam
Mencoba menguak rahasia
Ya, sebuah rahasia yang kau mainkan
Sayangnya , hati ini telah tertunduk
Melemah terbuai oleh nikmatnya rasa
Memeluk duri-duri pilu
Kau tau sakitnya menahan?
Sedang disana kau asik bercengkrama
Bersama keindahan-keindahan mata
Seandainya kau tahu
Aku ingin sekali lepaskan seluruh penat
Mengakhiri kepalsuan yang kau hadirkan dalam cinta
Yogyakarta,17 Maret 2016
Nona Waafiroh Wisata Hati
Oleh : Nona Waafiroh
=====
Putik di kuncup terakhir
Merona, merah muda, menggubah syair
Senyum tebari buana, tarik pesona kan hadir
Dunia melambai, benang sari menyingkir
.
Si Putik dari Kayangan
Meracik dosa dikemas air mata
Meratap kalap dunia masa belia
Sesal, kesal, bebal, mengkal, apalah guna
Putik merintih, menanti rekah kembang mahkota
Kumbang jelang menepuk salam
Membuka jalan si Putik keteteran
.
Dunia lembah gurauan
Si Putik kembang gurauan
Memekik, meringkik, menempik, si Putik menghardik
Pesona kembang tiada aroma
.
Di balik mahkota si Putik mengintai
Kumbang melanglang menebar aroma
;parfum dari syurga
Menangis putik mencuri kasih
Harap mencakap mendekap lingkaran wanginya
.
Derai senyum, aroma parfum sang kumbang menjuntai
Melirik kasih, menyampai aroma syurga mewangi
"Temukan senyum
Rangkul ranum cerah merekah
Hanya dalam ibadah
Wisatamu, tamasyamu, adalah ibadah
Kau tercipta untuk ibadah."
.
Mengharu biru si Putik di lentera sujud
=====
Ponorogo, 31032016
Destanang Galih Ramadhan Bimbang
Karya: Destanang Galih
Putih, bersih bak kapas terapung dalam lazuardi
Girang, tangis pernah singgah pada satu sisi hati
Apakah menjadi muda - mudi penuh dengan rasa?
Rasa apapun berbaur jadi satu sampai membara
Laksana kapas terombang - ambing oleh sang bayu
Ikut kemana arah sang pembujuk menunjuk
Salah di mata, bimbang dalam hati
Apa daya muda - mudi yang sengsara
Terkena percik titik api asmara membara
Bungkam seribu bahasa
Akibat rasa hati mengalir terbawa
Maudy Selvinie Setitik debu di jalanan
Maudy Selvinie
Bismillahirrahmanirrahim...
Siapakah Aku?
Aku hanya setitik partikel debu yang tersapu angin di jalanan
Kadang terinjak bahkan terhempas
Tak jarang Aku merasa lemah dan payah
Karena Aku hanya setitik partikel debu yang tersapu angin di jalanan
Semesta yang indah nan luas ini adalah kuasaMu
Diriku yang setitik inipun adalah milikMu
Aku bernafas atas kehendakMu
Aku hidup dan matipun atas perintahMu
Tak jarang diri ini merasa hina
Diriku ini bersimbah dosa
Masa remajaku terlewati begitu saja
Mengabaikan seruanmu mendekati laranganmu
Aku terlena, diri ini tak berdaya
Termakan zaman dan keadaan aku hanyut dalam buai kesenangan dunia
Menengadah kehadapanMu
Aku meminta segala yang terbaik bagiku karenaMu
Memohon ampun atas diri yang khilaf di masa remajaku
Meski tak jarang diri ini lalai akan perintahMu
Terima dan Izinkan Aku kembali hidup di jalanMu
Kau satu-satunya pelabuhan terakhirku, Allahu Rabbul Izzati
Puspita Mey Anggrainy Aku, Mereka, dan Dimensi Kita.
Oleh : Puspita Mey Anggrainy
Prok...prok..prok..
Kaki mereka melangkah menuju dimensi yang berbeda.
Di belakang mereka,
Aku terpaku.
Tas dan sepatu baru mereka, merayu.
Aku diam tak bernyawa.
Seragam abu-abuku yang lusuh,
mencoba merajuk tubuh.
Sedangkan Tuan tak dapat bersua.
Padi pun belum menua.
Aku coba raba dimensi yang sama,
mereka tertawa.
Mungkin lucu,
Atau aku tak mampu.
Tak jarang, Tuan ingin bersetubuh dengan mesin,
seperti mereka.
Justru roda yang selalu menggandeng.
Lagi-lagi dimensiku dan mereka memang berbeda.
Meisinta Ayu Teresia Petualangan sebuah Rasa
Romantika masa remaja..
Kenangan indah di pagi hari..
Tersimpan rapi dalam album tua..
Yang tak kunjung usang..
Meski senja datang membayang..
Ingatlah selalu..
Dua insan tersipu malu..
Saat teringat kenangan yang lalu..
Perasaan yang dulu membara..
Kini redup..
Meninggalkan didihan yang menguap..
Lantas mengembun..
Kemudian terjatuh di lain tempat..
Entah akan menetap atau kembali menguap..
Mencari tempat meresap yang tepat..
Terus mengembara..
Hingga perpaduan indah..
Menakdirkan sebuah rasa..
Yang kita sebut CINTA...
Ika Marwah Perihal Remaja dan Menjadi Dewasa
Oleh: Ika Marwah
Duduklah puan tuan
Mari melingkar ular
Berbincang jua berkelakar
Tampil tampillah masa muda
Ranum ranum dinamai remaja
Berhias tawa senyum manja
Janganlah lena wahai puan
Masa belia jadi taruhan
Membacalah(!) agar netra penuh pendaran
Menulislah(!) biar namamu terabadikan
Berbasuhlah(!) cahaya cahaya paras bercerlangan
Lalu nantilah puan
Tuan menjemput tua dengan senyuman
Teruntukmu tuan bertegarlah masa ini
Sebab punggung punggung haruslah kuat
Menopang berbagai bacaan
:perihal pinta syarat
Engkau pun mesti menulis(!)
Mengoyak lupa memanjang ingin
Sebab menjadi pria bukan beringin
Namun memenuh ingin
Tuan dan puan
Ini masamu
Bertalilah kepada niat
Lurus terhadap tekad
Remaja memanglah bertabur angan ingin
Namun, menjadi dewasa ialah pilihan
Menghabis maknai kemudaan
Madiun, 31 Maret 2016
@marwah
Nathan Coolkillers Farro --- CINTAI DAN LINDUNGI DIA ---
{ karya = Nathan Coolkillers Farro }
Tuhan
Pagi ini kami ingin sekolah
Kami rindu pada madrasah kami yang indah
Kami rindu pada cerita Lubna dan Antarah
Tentu juga Sirah Rasulillah
Pagi ini kami ingin secuil roti
Kami ingin sepotong keju
Setetes susu
Dan sebutir Tin dan Zaitun
Pagi ini kami ingin belaian cinta
Ayah kami tercinta
Paman kami tercinta
Kakek kami tercinta
Pagi ini kami ingin matahari
Yang cerah menyinari gaza
Dan mengusir segala kecemasan jiwa
Oh Tuhan, apakah mereka akan merampas juga
Matahari kami, atau menutup Gaza
Tanpa matahari
Sehingga tak ada lagi pagi bagi kami
Tuhan
Biarlah mereka mengucilkan kami dari dunia
Asal setiap pagi
Kau masih tersenyum pada kami
Dunia tidak penting lagi bagi kami
Tuhan
Kami tidak pernah mengemis kemerdekaan pada siapapun
Karena kami telah memiliki kemerdekaan itu
Setiap kami menyebut nama-Mu
Dan setiap kami rukuk dan sujud kepada-Mu
Tuhan
Pagi ini kami tetap tersenyum kepada-Mu
Maka tersenyumlah kepada kami
Lan Cinta Dalam Diam
(Sriwulan Purnamasari)
Bunga dengan malu bermekaran
Merona tertimpa mentari pagi
Seperti diriku yang malu malu memandangmu
Mencuri diujung mata akan senyum di lesung pipit itu
Senyum merona
Yang menggetarkan hatiku untuk tak lompat keluar
Aku di pagi ini,
Berdiri di balik semak memandangmu dalam canda
Tertawa bahagia bersama dua boneka kecilmu.
Kuingin berlari menjadi salah satu bonekamu
Yang selalu kau dekap dalam candamu
Biar kurasakan hangat degup jantungmu
Biar kupastikan, samakah dengan milikku yang tengah membara dalam dekapmu
Aku hanya bisa bersembunyi
Sembunyi dari rasaku untukmu
Merasa dalam diam kepadamu
Rasa yang entah sampai kapan kusimpan
Rasa yang terus membuncah, mendidih dalam sanubariku.
Aku memujamu dalam diamku
Dalam diam yang khidmat sembari mengkhayal memelukmu dalam bulan
Menggatikan posisi boneka manismu, sekejap
Walau sedetik mata, kan simpan hangat badanmu dalam kantung hatiku..
Wa Ode Husnawati Usai sudah perasaan yang aku pendam
Usai sudah kekagumanku akan kharismatikmu
Langkah kakiku mulai menggumam
Meleburkan duka yang tak bisa memilikimu
Tak ada lagi tanya untuk peristirahatanku
Dalam pencarian makna cinta yang masih tenggelam
Meski berat untuk menghapus kenangan tentangmu
Kan selalu ku coba mencari pengganti akan kisahku yang amat kelam
Dalam Pencarianku (Wa Ode Husnawati)
Nna Lina Judul : Cinta Sadarlah
Karya : Lina
Sampai kapan kau menunggunya
Menjaga rasa yang tak berbalas
Mengemis kasih pun tak berarti
Hanya menghabiskan waktu berhargamu
Ketahuilah kau dan aku sama
Membawa luka yang dalam
Karena mencintai hati yang salah
Menjadikan ragu tuk mencintai
Namun adilkah?
Bila kita masih seperti ini
Cobalah membuka hati
Untuk cinta yang baru
Tersenyumlah kasih
Kini ku hadir dalam hidupmu
Mencoba mengobati luka hatimu
Membawamu keluar dari duka
Kau tau, keinginanku sederhana
mencintai dan dicintai olehmu
Hingga kita lupa bagaimana caranya berpisah
Kasih, sadarilah
Pena Muslimah Dara-dara Penyulam Cinta
Karya : Deva Dirgantina
Senandung senja mengalunkan bait-bait asmara
Rongga-rongga jiwaku pun terbelenggu dihantam ombak rindu
Gemuruh kalbu nun gaduh pun laksana disayat ayat-ayat cinta
Panah-panah kasih pun menghujam dalam lirih nun mesra
Badai-badai asmara pun membelai suratan putih abu yang tergores irama romantika
Tabir-tabir kasih pun berniaga di pucuk buhul-buhul nun terang
Tak lekang lara dalam ruang jera
Nuansa dara-dara penyulam cinta pun takkan pernah kelam di masa silam
Senandung nada-nada romantis berduyun-duyun di kaki langit
Sukma nun anggun pun begitu setia menuntunku dalam lembah asmara nun megah
Tak ada lagi percikan tahta berselimut dusta
Tak ada lagi deraian santun berparas pantun
Dalam nuansa dara-dara penyulam cinta
Kan ku semai perangai asmara ini dalam peti bahagia
Tuk Tuhan junjung aku dalam naungan harmoninya hidup
Tuk Tuhan jadikan aku seruni cinta-Nya sepanjang masa
Kalijati, 13 Maret 2016
Deva Dirgantina lahir di Subang, 16 Maret 1997. Berkarya adalah langkah saya tuk menebarkan sejuta ilmu, dan pengalaman yang bermanfaat. Berprestasi adalah strategi saya untuk menjadi inspirasi bagi setiap insan.
Suprianto Tema : Romantika Masa Remaja
Judul : Remaja
Karya : Suprianto
Remaja...
Rentan akan masalah kehidupan
Emosinya sering menjadi raja
Manusia seribu keinginan
Ayah dan Ibu digantungi beban
Jejak kehidupannya penuh pergaulan
Ayah dan ibu bukan lagi pedoman
Remaja...
Rombongan, sekutu baginya
Entah apa yang dilakukan
Manusia dengan penuh perselisihan
Antar remaja yang bukan sekutunya
Jejak mereka memunculkan masalah
Apa saja mereka lakukan
Tapi, Remaja...
Rintangan menuju kedewasaan
Emasnya suatu bangsa
Manusia yang diharapkan
Ayah Ibu menjadi pedoman
Jangan hancurkan masa remaja
Agar dewasamu penuh kesuksesan
Vinna Kekasih semu
(karya : Vina Khusnul K)
Pagi terlalu buta
Untuk menyapa embun yang terlelap
Mentari masih bersembunyi di
pundak bumi
Lalu mendung
Masih kuingat gerat-gerat rasa
Memupuk rindu semakin nyata
Kekasih... Tak bersinar hari tanpa
senyummu
Malam tak indah tanpa cintamu
Kekasih.. Masih tersimpan
Binar matamu nan sejukkan kalbu
Narasi cintamu mengukir gelisahku
Kini fantasiku menuju puncak
Dibingkai kabut
Mata tertutup
Hati meletup-letup
Hening kau nyanyikan dengan
merdu
Hayalku mengembara di bawah
hangatnya surya
Kekasih... Tempat mana yang kau
tuju
Terlihat abu-abu bagiku
Kau hanya sajak yang tak perlu
kubaca
Sedang aku hanya segores cahaya
dalam terang pagi
Tak berarti
Tutup hatimu
Kututup hatiku
Karena kau hanya kekasih semu
Mhiena Al Fairuz Tinni SERAGAM YANG INDAH
(karya : Mhiena Tinni)
Hari ini sangat indah
Mentari menyapaku dengan bahagia
Aku melangkah keluar rumah
Menuju sekolah bersama dia
Kami insan muda penuh kasmaran
Menghiasi hidup penuh cinta
Kadang kala dianggap berlebihan
Namun cinta, kita berdua yang rasa
Dimasa pendewasaan diri
Aku dan dia mencoba saling mengerti
Bermula dari kumpulan materi
Kini bermuara dilautan hati
Kuharap ini bukan sekedar janji
Perasaan yang kita bangun hingga kini
Kuingin tetap abadi
Walau seragam kita mulai usai
Karena semua ini penuh dengan kenangan
Bersama cerita dalam balutan kasih dan sayang
Bersama seragam indah ialah saksi kisah kita.
Yulianti Investasi Isi Kepala
Oleh: Yulianti
Aku t'lah sampai. Menggiring-giring langkah umur belasan. Memimpikan warna nirnawa jatuh menyepuh buana di jantung mendada.
Remajaku menazarkan harapan di subuh buta. Kelak menjadi siapa dan bagaimana dewasaku menjelma. Menerka-nerka isi mimpi. Bilamana ahli nuzum mewarta bahagia.
Ah, andai benar isi kepala kuinvestasikan pada khayal di balik bantal. Dan kurangkum puji-pujian hari jadi sejak balita sampai pada pra dewasa. Maka pilihku membingkisnya sampai maujud sebagai udara dan tangan Tuhan merengkuh sebelum sampai batas angkasa.
Oh ....
Maka ketika bosan logika, kubuka secangkir kenangan di bawah tempat tidur. Isinya berlembar-lembar air mata yang duka pun bahagia. Menertawakan proses metamorfosa yang tak dinanya maha dahsyat. Kreasi seni Tuhan mencipta pemeran lakon dunia. Maka tawaku terus membahana.
Biar remaja dirundung dilema sejauh penanggalan tetap merangkak. Meski secepat tandangan malam pada pagi pun selambat pagi menjamu petang. Biar pada masanya kan ada penyelesaian akan tanya yang dibumbungkan mulut-mulut gelisah.
Tuhan Maha baik. Mendewasakan pikir kelak masa remaja tergadai hari tua.
Riau, 31/03/16
Refi Putri Annisa Jeruji Air Harapan
(Refi Nafilatul Iflah)
Air tiada pernah benar-benar mengalir
Kecuali naungan rela membongkah diri
Hingga meleleh menebarkan benih
Menyuguhkan gairah yang nampak terarah
Mungkinkah harus teruraikan
Sebelum gejolak ini sempat terhempaskan
Di antara dentingan hasratnya yang mengembang
Dan buih-buih rinai nada yang menusuk ria
Di relung palung hatiku
Seperti aku ingin memilikimu
Mengapa? Begitu susah terkendalikan
Terlibat jeruji buta tiada cahaya
Kenapa harus terangsang
Ketika jejak kasih hendak menghilang
Kau dengannya seakan tertelan
Yang sesungguhnya menanti sebuah balasan
Air selalu melibatkan arah dan ruang
Dalam galungan tumpah yang menghadang
Biarkan mencari dalam dekapan harapan
Romantika remaja yang melumpuhkan
Nadya Arpiani Dua Sejoli
(Karya : nadya arpiani )
Pertemuan itu terlalu singkat jika dikatakan cinta
Namun, terlalu lama untuk dikatakan suka
Kau datang , temaniku menyusuri jalan itu
Ketika mobil menghampiri tubuhku , kau tarik pundak ku
"Hati-hati" terucap darimu
Menatap , tersenyum , sungguh manis
Pertemanan dua sejoli
Tiada pernah larut walau terombang-ambing
Kau tahu induk ayam itu ?
Telurnya selalu terjaga dari tangan kaum ternak
Dan kau ? Sama saja
Selalu mencari tahu apa yang ku mau
Coklat yang memikat ? Boneka yang berharga
Apa mauku , menjelma seakan tanda tanya besar bagimu
Hatiku menjawab , namun tak terucap
Mengertilah aku , keaadan saku mu tak seindah senyumanmu
Lisan tak pernah mengungkap mauku
Aku ingin kita tetap kita , teman yang menyenangkan
Dan jika takdir tuhan berkata
Bagaimana pun itu , kita akan bersama
Carolyna Prima Adella -Damai Dengan Masa Lalu-
Oleh : Carolyna Prima Adella
Menyusuri ruas terjal berliku.
Bersama waktu yang terus melaju.
Membaur disetiap langkah dengan waktu.
Berlari, yang kadang tak berarah.
Mengikuti hasrat diri yang membuncah.
Melebur dengan masa indah yang merebah.
Seiring rasa berkecambuk didasar hati.
Berontak kalbu kian panaskan diri.
Dirasa cukup untuk dikenang pada hati yang suci.
Dewi Indriani Untuk Abang
(Karya Dewi Indriani)
Untuk Abang yang telah lama berlalu
Kini semua tinggalah rasa semu
Kau dan aku terpisah oleh dimensi waktu
Kau dan aku hanya sebuah angan kosong tak berbekas
Tak tersentuh, tak terlihat
Seandainya jarak dunia dan surga hanya sebatas mimpi
Akan ku cari kau hingga bertemu
Memulai sesuatu yang baru
Hanya ada kau dan aku
Tapi takdir seolah menamparku
Ternyata kau telah pergi jauh
Tanpa kata selamat tinggal
Tanpa sebuah perkenalan
Abang,
Jika boleh ku putar waktu, aku ingin menemuimu
Memperkenalkan diri sebagai seseorang yang akan selalu mencintaimu
Abang,
Jika boleh ku pinta sesuatu
Aku hanya ingin kamu
Aku hanya ingin kau dihidupku
Tapi, itu hanya sebatas khayalku
Kau telah berlalu
Meninggalkanku sendirian bersama penyesalan
Dari gadis yang begitu merindukanmu
Puspita Mey Anggrainy Aku, Mereka, dan Dimensi Kita.
Oleh : Puspita Mey Anggrainy
Prok...prok..prok..
Kaki mereka melangkah menuju dimensi yang berbeda.
Di belakang mereka,
Aku terpaku.
Tas dan sepatu baru mereka, merayu.
Aku diam tak bernyawa.
Seragam abu-abuku yang lusuh,
mencoba merajuk tubuh.
Sedangkan Tuan tak dapat bersua.
Padi pun belum menua.
Aku coba raba dimensi yang sama,
mereka tertawa.
Mungkin lucu,
Atau aku tak mampu.
Tak jarang, Tuan ingin bersetubuh dengan mesin,
seperti mereka.
Justru roda yang selalu menggandeng.
Lagi-lagi dimensiku dan mereka memang berbeda.
Mhiena Al Fairuz Tinni SERAGAM YANG INDAH
(karya : Mhiena Tinni)
Hari ini sangat indah
Mentari menyapaku dengan bahagia
Aku melangkah keluar rumah
Menuju sekolah bersama dia
Kami insan muda penuh kasmaran
Menghiasi hidup penuh cinta
Kadang kala dianggap berlebihan
Namun cinta, kita berdua yang rasa
Dimasa pendewasaan diri
Aku dan dia mencoba saling mengerti
Bermula dari kumpulan materi
Kini bermuara dilautan hati
Kuharap ini bukan sekedar janji
Perasaan yang kita bangun hingga kini
Kuingin tetap abadi
Walau seragam kita mulai usai
Karena semua ini penuh dengan kenangan
Bersama cerita dalam balutan kasih dan sayang
Bersama seragam indah ialah saksi kisah kita.
Nadya Arpiani Dua Sejoli
(Karya : nadya arpiani )
Pertemuan itu terlalu singkat jika dikatakan cinta
Namun, terlalu lama untuk dikatakan suka
Kau datang , temaniku menyusuri jalan itu
Ketika mobil menghampiri tubuhku , kau tarik pundak ku
"Hati-hati" terucap darimu
Menatap , tersenyum , sungguh manis
Pertemanan dua sejoli
Tiada pernah larut walau terombang-ambing
Kau tahu induk ayam itu ?
Telurnya selalu terjaga dari tangan kaum ternak
Dan kau ? Sama saja
Selalu mencari tahu apa yang ku mau
Coklat yang memikat ? Boneka yang berharga
Apa mauku , menjelma seakan tanda tanya besar bagimu
Hatiku menjawab , namun tak terucap
Mengertilah aku , keaadan saku mu tak seindah senyumanmu
Lisan tak pernah mengungkap mauku
Aku ingin kita tetap kita , teman yang menyenangkan
Dan jika takdir tuhan berkata
Bagaimana pun itu , kita akan bersama
Dewi Indriani Untuk Abang
(Karya Dewi Indriani)
Untuk Abang yang telah lama berlalu
Kini semua tinggalah rasa semu
Kau dan aku terpisah oleh dimensi waktu
Kau dan aku hanya sebuah angan kosong tak berbekas
Tak tersentuh, tak terlihat
Seandainya jarak dunia dan surga hanya sebatas mimpi
Akan ku cari kau hingga bertemu
Memulai sesuatu yang baru
Hanya ada kau dan aku
Tapi takdir seolah menamparku
Ternyata kau telah pergi jauh
Tanpa kata selamat tinggal
Tanpa sebuah perkenalan
Abang,
Jika boleh ku putar waktu, aku ingin menemuimu
Memperkenalkan diri sebagai seseorang yang akan selalu mencintaimu
Abang,
Jika boleh ku pinta sesuatu
Aku hanya ingin kamu
Aku hanya ingin kau dihidupku
Tapi, itu hanya sebatas khayalku
Kau telah berlalu
Meninggalkanku sendirian bersama penyesalan
Dari gadis yang begitu merindukanmu
Sitta Nur Fauziyah SEMANIS GULA
(karya : Sitta Nur Fauziyah)
Masa yang begitu manis
Bahkan tak tergantikan
Sang pena mengukir indahnya masa putih abu
Kebanyakan orang bilang masa yang indah adalah kelas 2 SMA
Tak kupungkiri, nyatanya memang benar
Masa yang begitu indah
Hiruk pikuk kehidupan mulai terasa
Saling berbagi beban
Bertukar cerita
Merajut mimpi
Bahkan saling bermusahan
Persahabatan yang terukir karena kebersamaan
Cinta yang mulai tumbuh pada setiap insan
Luka yang mendewasakan hati
Emosi yang menjati diri
Bahkan begitu mudahnya tersulit api
Proses pecarian jati diri yang belum usai
Cerita yang terukir mewarnai setiap masa semanis gula
Shahibah Kusuma ROMANTIKA REMAJA
Oleh : Shahibah Kusuma
Riuh gemuruh mengetuk jiwa
Onak duri serasa tiada apa
Meski tutur empunya terlempar dari telinga, apalagi nala
Aduhai elok dunia ;dibalik kaca mata bersahaja
Nan biru segala rasa mengangkasa
Tapi, sering kali lupa
Imbauan para tetua
Kenali diri di cermin sesiapa?
: Aku remaja!
Rentang kesejatian hidup 'kan dimulai
Empaskan segala tindak yang menjelma lalai :tersadar diri
Masa romantika sejati setia menanti
Arungi samudera bersama bahtera terkasih
Jemari suci tergenggam ia yang hakiki
Angkat langkah kaki menggapai ridho Illahi
Pagi di harapan Sang Surya ~ Magetan, 31 Maret 2016
Iyi Kodariah Inilah aku
Di setiap langkah kupandangi bayang-bayang diri ini
Terlihat jelas
Namun tak pernah bisa tangan ini menggenggamnya
Di setiap sudut cermin
Kupandangi pula diri ini
Apakah dia aku??
Apakah jika aku menyapanya akankah aku dapat mendengar suaraku melalui cermin itu?
Ahh tentu tidak..
Kenapa pertanyaan seperti ini terlontar?
Kenapa bertanya hal seperti ini?
Padahal...dibalik satu dua tanya tentang ini
Banyak beribu tanya Di benak ini
Banyak pula beribu jawaban pada diri ini
Inilah aku
Ini hidupku
Aku memang mempunyai waktu yang banyak
Tapi...
Belum tentu aku akan terus berada disana
Hari ini aku Masih disini
Tapi besok,entah aku akan berada dimana
Namun inilah aku
Untuk hari ini
Detik ini
Dan aku Masih bisa menyapa waktu
Meliza Kusuma Rizki Tema: romantika masa remaja .
"sampai kapan?"
Karya : meliza kusuma rizki.
Kucoba poleskan tinta.
Mencoret kertas mengukir karya.
Mengutip cerita fakta.
Tentang aku, kau, juga mereka.
Entah berapa tahun sudah.
Suka duka kita lalui bersama.
Hingga perasaan tercipta.
Mungkin suka, sayang, atapun cinta.
Kita juga sudah beranjak dewasa.
Walau masih terbilang remaja.
Bicara tentang romantika.
Itu pasti sudah ada.
Dari sikap sudah dapat diterka.
Hanya tak langsung bertutur kata.
Banyak yang mulai curiga.
Pada akhirnya terungkap jua.
Hingga menjadi buah bibir dimana-mana.
Telah ku jelaskan yang sebenarnya
Namun mereka tak percaya.
Tanggapanku yah... biasa saja.
Karena memang tak ada ikatan lebih antara kita.
Aku pun takut semua hanya dusta .
Namun pada kenyataannya ?
Sikap kita mulai berubah.
Seakan ada yang berbeda.
Memang abstrak jika diperhatikan.
Kau hanya memberi perhatian.
Sulit tuk dijelaskan.
Cukup dengan perasaan.
Walau tak pernah dapat kepastian.
Susah untuk disimpulkan.
Dalam benak banyak pertanyaan.
Diantaranya "sampai kapan?"
Tolong jelaskan, secara perlahan!
Agar Aku tak salah menafsirkan.
gmail:melizakusuma@gmail.com
mention:#chindy chintia, welda hotiva, selvi utami.
jum'at, 25 maret 2016 .
Mun's Fadh HITAM PUTIH ASMARA
Oleh : Mun's Fadh
Sebuah kata cinta
Tak akan musnah oleh senja
Tak akan lenyap oleh nestapa
Tak akan tumpul oleh cakrawala
Balutan jalinan asmara
Membingkai dendang cinta
Membuai lagu kesunyian
Menyelipkan asa asa kebahagiaan
Cinta dalam untaian asmara
Membuat sebagian remaja gundah Juga membuat yang lain sumringah Menengadah dengan terperangah
Hitam putih dalam asmara cinta
Ada yang suci tak terjamah
Ada juga yang kotor ternoda Semuanya tergantung niat didada
Lamongan, 21 Maret 2016
M Fahmi Dwi N Segelas Kafein Berangsur Dingin
Oleh : M Fahmi Dwi Novanto
Gelap...
Tiba-tiba semua menjadi gelap.
Kelam...
Semua hilang entah kemana
Layaknya malam di tengah rimba
Hingar bingarnya kehidupan cinta
Membuat pujangga putus asa
Menggantunggkan hidupnya,
Pada satu gelas kafein
Menunggu hawa panas berganti dingin
Semua berawal dari bubuk kopi
Lantas disiram air hangat
Layaknya gerhana matahari,
Semua masih hitam.
Hingga susu putih itu,
Tertuang dalam gelas bak bulan kala malam.
Romantika cintamu seperti kopi, wahai pujangga
Terlalu pahit untuk di rasa bibir secantik dia
Bangkitlah!!!
Jangan kalah dengan pembawa mawar merah
Nathan Coolkillers Farro AKU CINTA PADAMU
{ karya = Nathan Coolkillers Farro }
A= ngin lembut berdesir sepoi-sepoi..
K= epak sayap merpati terdengar dalam sunyi..
U= ntukmu kuciptakan puisi ini kasih...
C= ahaya surya berkembang di sela-sela mega..
I= ngin ku raih duka & ku bawa pergi..
N= antipun kau akan tahu betapa rindunya aku..
T= atapan matamu menusuk ulu hatiku..
A= kankah kita bersatu, kasih...?
P= uisi ini adalah debaran jiwaku bagimu..
A= kan kupersembahkan bila aku datang kekotamu..
D= ari kota ini kubawa segala kenangan duka..
A= kan kugantung di setiap persinggahan..
M= anisnya cinta berjalan bersamamu..
U= sai mengelus pelangi yg jatuh kebumi...
Nadiia Hasanah Bangkitlah
Aku tau...
Aku bukan matahari yang selalu menyinari dunia ini
Akupun bukan pelangi yg muncul setelah datangnya hujan deras
Dan aku juga bukan biola yg pabila dimainkan melantunkan nada yg indah
Tapi aku tau..
Aku hanyalah sebutir pasir diantara bongkahan batu
Aku hanyalah sebuah titik diantara ribuan garis
Aku!
Aku adalah sampah diantara jutaan bintang
Menjadi remaja memang tak pernah salah
Karena ini pase kehidupan
Salahlah kita jika menyalahgunakanya
Kawan...
Lihat aku! dan dengarlah aku!
Remaja bukan hanya tentang bullying ataupun druging
Bukan pula tentang pacaran apalagi kekerasan
Tapi ini tentang keimanan, ketaqwaan dan kasih sayang
Tak ada waktu lagi untuk menjadi orang lain
Tak ada waktu lagi mencari alasan untuk menyalahi aturan
Dan tak ada waktu lagi untuk menunda kesuksesan
Haruskah menunggu waktu tua
jika mudapun bisa meraih sukses?
Ayo kawan! Bangkitlah!
Negri ini tergantung padamu.
Tari Nur Iza Tema: REMAJA
Judul: BENIH
Oleh: Tari Nur Iza
Tahukah kau kawan, kita adalah benih
Ditanam pada dada yang bidang
Lalu terbang
Sedangkan kaca yang kau pegang, ialah bingkai gerak
Bergeraklah, dengan cinta yang terang
Berpijak pada lembar-lembar purbakala
Petak-petak sawah kaya akan air
Bertumbuhlah dengan doa-doa
Padi pengisi lumbung perlu kaupetik
Putih nasi akan tercipta
Sebelum kaupikul rupa-rupa gelisah
Oh kawan, janganlah kau lupa tanah
Meski angin seakan ingin
Mencabut akar, mengajakmu terbang
Berpeganglah!
Pupuk dan pupuk
Kelak, tunasmu menjelma bunga
Penebar aroma
Setelahnya tercipta buah
Ranum, pemanggil kicau burung
Yang terbang di atas samudera
Jagalah nutrisimu
Dari segala penjuru
Hingga panen raya
Berkilo-kilo pencapaian
Tak terbilang
Cinta yang rindang
Yogyakarta, 31 Maret 2016
Winda Ayuningsih Tersisih (winda ayuningsih)
aku yang terobsesi pada gerak gerikmu, menjadikanmu objek utama pandangku,
tatapku yang tak pernah letih untuk beralih, masih setia menelaah gerak gerikmu.
Ah.. Tapi apalah dayaku,
tak beraarti lebih untukmu,
hanya orang tersisih dihidupmu,
tak lebih dari itu,
apalah daya hadirku..
Hanya mampu mengisi celah kekosongan hidupmu.
Rieta Rusydiana Hujan
(Karya: Rieta Rusydiyana)
Setiap rintik hujan yang membasahi bagian atas bumi
Selalu membawaku kembali tenggelam
Tenggelam dalam keindahan masa lalu
Aroma kesegaran yang ia tebarkan lewat serbuk-serbuk tanah
Selalu membawaku tenggelam dalam romantika cinta yang kau tanamkan jauh di dasar lubuk hatiku
Tapi,,,,
Seiring hilangnya awan yang menghiasi langit nan biru
Aroma itu juga hilang dengan hadirnya matahari yang menunjukkan sinar kemilaunya dengan rasa bangga
Begitu juga dengan cinta kita,,,,
Keindahannya,,,,
Kesempurnaannya,,,,
Dan kesejatiannya,,,,
Telah sirna
Meski demikian,,,,
Kebahagiaan, kesempurnaan, dan kesejatian itu
Telah kembali dengan hadirnya kebahagiaan dalam kehidupanmu
Seperti pelangi yang hadir saat matahari menghentikan hujan
Elfrida Claudia Novindi Remaja Bertingkah
Oleh : Elfrida Claudia Novindi
Dunia fana penuh gelora
Penanda asa masih menyala
Semangat muda sebagai pacuannya
Layaknya api yang membara
Mengejar masa depan dengan peluh
Hujan panas tak pernah berteduh
Demi ilmu yang utuh
Mengejar asmara yang tangguh
Terus berdiri meski putus hati
Karena jodoh di tangan penguasa bumi
Begitulah remaja bertingkah
Mencari jati diri dengan lantang
Agar dunianya semakin cemerlang
Ovita Lidyastuti Prahara Remaja
(Cip: Ni Wayan Ovitalidyastuti)
Siapa raga disebrang cermin yang tersirat gurat mendung
Siapa jiwa dengan badai yang menyelimuti ego
Berjalan dengan gontai
Berteriak dan menangis
Siapa sosok yang mencari jalan ketepi jurang
Siapa rupa tatkala berjalan dilorong buntu
Berdoa dan berharap
Dalam cita dan asa
Itu sang remaja meraba-raba
Menanti cahaya membias dalam dunianya
Dini Maulida Utami KARYA : DINI MAULIDA UTAMI
JUDUL : PEMUJA PALING RAHASIA
Menggilaimu lewat rentetan kata bermakna;
Dari goresan ujung pena;
Di atas lembaran buku harian.
Senyummu menyibak kelam,
Menyalakan mentari di temaramnya malam.
Sikapmu meluluhkan,
Ketika kau ambilkan pensil warnaku
Yang nakal berjatuhan.
TOLONG!
Tatapanmu memabukan;
Saat kau minta aku maju ke depan
Menyelesaikan ragam angka membingungkan.
OH, TUHAN!
Simpatiku keluar dari zona aman
Degup ini makin berderapan.
DUH, Aku takut ketahuan!
EMAIL :
Rifka Cintia Karya : Rifka Cintia
Sembilan Purnama kita
Semilir angin malam
Begitu menenangkan
Rasanya aku mulai
Terhanyut dalam kenanganmu
Kau begitu rupawan
Kau begitu menawan
Kau begitu bersahaja
Aku tak mengerti apa yang kurasa
Senang? Suka? cinta?
Atau nantinya kecewa
Ah aku tak memahami sedalam itu
Semua terjadi seakan waktu yang membawa
Semua perkenalan semu kita
Sembilan purnama yang lalu
Kamu memulai perkenanlan kita
Kamu membuat ku tersipu malu
Membuatku merindu
Pesan singkatmu begitu memikat hati
Aku tak mengerti
Aku tak memahami
Aku tak mengenal
Perkenalan singkat kita
dan akan banyak cerita yang akan kita buat
Aku tak ingin menjadi ratu
Yang selalu kau sanjung
Yang selalu kau junjung
Namun akhirnya kau hempaskan
Aku mengerti ini hanya perasaan kagum
Sebatas kagum diam-diam
dan aku terus terpendam
dalam hati yang paling dalam
Bubu Cahyadi Kisah Abu-abu Jadi Biru
Tawa ceria menoreh kisah kasih di masa remajaku
Ada biru yang sendu kelabu
Juga abu-abu yang memilu
Warna dan mewarnai, putihnya lembar hati remaja jejaka nan lugu
Sejenak di hias tangis tanpa paham isi tangisannya
Hanya menangis karena kalah ego inginnya
Menggebu, gejolak diri kala memandang kemerahan pada bunga
Mudah dan memudahkan meletakkan hati untuk suka, bahkan menyinta!
Hanya kisah dalam berkasih di masa abu-abu yang membiru
Jakarta, 31 Maret 2016
Lia Mauliah II Bahagiaku bersamamu
Karya : Ayu Mauliah
Aku banyak ingin,
Aku banyak mau,
Aku membosankan,
Aku menyebalkan.
Apa pun itu, namun bersamamu
Aku terkendalikan
Kau ajak aku ke dalam dunia baru
Dimana ada banyak bahagia tersedia
Kita berbagi,
Kita berdoa bersama-sama
Membangun cinta kasih Tuhan yang maha cinta
Terimakasih sudah membahagiakan aku
Dengan bahagia-bahagia yang sempurna
Bersamamu,
Segalaku menjadi baru
Semoga apa pun yang kita rencanakan
Sekiranya Tuhan merestukan
Email :
Yoga Permana Wijaya Impresi Putih Abu
(Oleh:Yoga Permana Wijaya)
Seikat waktu yang terurai dulu
Menyubur jadi benih kini
Kisah hidup yang bersemai di pematang hati
Bermekaran penuh warna,
Bersemi dalam diorama bola mata,
Penerang pelupuk malam diberbagai musim
Kau gadis tangga sekolah,
Hamparan hijau yang menapaki seisi ruang diri
Menaikan aku pada jejak yang meninggi;
mencapai cita bahagia,
lewat kesederhanaan yang menundukan bulir berisi,
penuh makna bersahaja
Bersetia
Jalin aku pada tiap mimpi; kenangan abadi:
Romansa jiwa yang memupuk hangat
Pengingat setiap saat
Sukabumi, 23 Maret 2016
Email:
Meyden Utrama Zurdi HAMPA
(REMAJA TAK PERLU CINTA)
Karya : Meyden Utrama z
Angin malam berdesir,
Menepis senyumku.
Menjadi semakin rindu.
Ketika diriku,
Menyusuri hidupmu.
Hatiku nyaman,
Jiwaku tentram
Dekat denganmu,
Namun,
Apa daya diriku.
Hanya pelajar, berseragam biru,
Penuntut ilmu.
Ini adalah sebuah kisah
Kisah seorang remaja
Dibumbui rasa cinta.
Apakah diriku salah?
Untuk mengagumi dirimu
Ataukah aku?
Dapat mencintaimu
Oh, sayang. Sungguh sayang
Aku, sikumbang pelajar
Cinta remaja,
Yang kini kubayangkan,
Hanya angan-angan,
Apakah remaja tak perlu cinta?
Namu, itu hampa. Bimbanglah sudah
Nely Ney Do'a yang terselip
(oleh: Suneli)
Rintik-rintik hujan masih dingin menyapa ku..
Dan ada do'a yang masih terselip
Masikah engkau bersama ku ?
Mendekap jiwa jua rindu ku
Menyelimuti hati ku dengan kasih mu
Mengisi kehampaan ku
Menjadikannya indah di atas keindahaan
Menuai kasih yang tak tergantikan
Semoga do'a ini kan abadi bersama mu..
Hingga dan sampai hati kita yang menutupNya..
Dan tiada jua yang tahu
Bak hutan tanpa rimbun pepohonan
Bagai malam tanpa bintang
Hati ini hampa tanpa mu..
Tarha Zagitha Quuendierha BERSAMA MATAMU
Karya : Tarra Nusanti
Kubiarkan kau menjadi bibir,untuk tersenyum
Kubiarkan kau menjadi kaki, untuk terus melangkah
Kubiarkan kau menjadi bahu untuk bersandar
Lalu akan kubiarkan kau untuk menjadi apapun
Yang ada dalam diri ini
Ragaku, rasaku, pikiranku
Semuanya..
Namun, pernahkah kau bertanya padaku
Aku ingin menjadi apa?
Pernahkah kau cemaskan aku?
Pernahkah kau membiarkanku menjadi matamu?
Inginku menjadi mata untuk menatap
Setengah tubuhku menggigil memikirkanmu
Bahkan hanya menatap saja aku tak mampu
Kau tak pernah berikan matamu untukku
Aku ingin menjadi seutuhnya cintamu
Menjadi organ terpenting dalam hidupmu
Tak perduli seberapa banyak peluh menetes
Hingga deras arus darahku menurun
Sungguh lirih
Aku kehilangan diriku
Bersama matamu yang kau bawa waktu itu
Email:
Anisa Rifki Novianti Puisi tema ‘Romantika remaja’
Karya: Anisa Rifki Novianti
.
.
Detik Berantai
.
.
Detik pertama, kakimu melangkah
Selanjutnya kau di sampingku.
Berjalan seiring bersama.
Kau kemudian menggengam tanganku.
Renggang,
mungkin agar beriringan.
Lalu kau memberi ku hadiah,
sebuah senyum manis.
Angin lantas berdesir, pelan dan menerpa wajahku.
Bibirku membentuk senyum termanis,
sebagai balasan atas senyummu.
.
Detik berikutnya,
kau tiba terhenti.
Rautmu tak lagi menampakan senyum.
Kekupuan, angin, dan berbagai warna alam menghilang.
Suasana mencekam,
hati serasa tertikam ribuan pedang.
.
Detik kemudian,
aku menyadari itu adalah nelangsa-nelangsa.
Yang ada karena kau.
Begitu bodohnya aku, hingga melupakan.
Kau yang menjadi langit dan aku yang menjadi bumi.
Email:
Hussein Ayz "seia sekata"
malam itu mereka bersuka ria, bercanda, hilangkan
penat dalam hidupnya
terngiang sayup petikan gitarnya
terdengar merdu suara Nyanyiannya
menetes tak terasa
air mata yg di bendung nya
menikmati alunan hidupnya
suara gemuruh sepeda terdengar jelas di telinga
terlihat kawan bergemetar
diatas sepeda yang ditunggangi
tak sanggup melihatnya
mereka menghampirinya
dengan penuh tanya
oh kawan mengapa dikau bersedih , keluhan apa yang kau alami sehingga badan mu dingin dan bergetar
gugup ia menjawabnya
terasa kaku menyampaikannya
mata yang sayup
tak kuasa mereka tuk menatap
memberi waktu tuk berduduk
seraya memegang pundak yg lemas
pelan ia menyampaikan
serasa pahit untuk disampaikan
menangis seakan menjerit ia menahan ,
ayah yang ia cintai
menghembuskan nafas terakhirnya
semua menangis
semua bersedih
sahabat mana yang kuasa
merasakan penderitaanya
seraya mereka berdoa
supaya dikuatkan hatinya
diteguhkan ketabahannya
mereka berangkulan seakan menyelimuti kawannya
beranjak itu , mereka mengajak bertemu dengan ayahnya , tuk membantu merawatnya ,
suara sepeda itu bergemuruh
menyongsong jalan luas seakan tak bertepi
cepat mereka melaju seakan jalan tak bersiku
sampai lah disana
terlihat jelas tubuh ayahnya
terbujur tak berdaya
lemas tak berdosa
hening suasana mereka rasakan , bercampur isakan tangis yang tumpah bercucuran
layaknya hujan tak terbendung
menahan kuat jatuhnya air mata seakan pecah tak berdaya
memegang kuat tangannya
memeluk erat ketidak kuasaannya
sahabat remaja yang ia tahu
yang ada saat saat kesedihannya takkan terhempas hilang begitu saja
kan slalu terngiang dalam bayang hidupnya
oh tuhan inilah hamba mu
yang mengharap akan ridhomu
Maida Zahra Hambar (Karya : Noor Khumaidah) Riuh semilir angin berhamburan Menatap senja yang mulai muncul Dalam jiwa bergetar penuh Menusuk cinta di relung terdalam Tak menentu berpikir Dalam hening malam yang menjelma Jiwa melayang entah kemana Berilusi di depan pena yang melamun Dengan cinta yang labil tak berkerumun Membekukan pikiran yang berkabut menahun Dilema merasuki jiwa Tak peduli untuk apa Hanya cinta untukmu seorang Dalam khayal sementara Belum tentulah membuat bahagia Dengan hati yang ceria Dengan jiwa yang membara Belumlah cukup usia untuk dirasa Hanya sekejap hilang dan sirna Hambar ditelan masa Email :
Agus Krisnawati SENANDUNG CERITA
(karya : Agus Kisnawati)
Romantika masa remaja
Saat dimana kita bersama
Menjalin persahabatan bahkan cinta
Mengalami suka duka
Adalah hal yang biasa
Sebagai pelipur lara
Dan terkadang menumbuhkan benih cinta
Dengan macam rasa berbeda
Sedih, senang, tawa
Bagai bumbu pelengkap kita
Romantika masa remaja, tidak ternoda selalu terjaga
Karena kita selalu bersama
Alamat E-mail :
Cahaya Qolbu EKSPLOITASI ROMANTIKA MASA
Oleh: Cahaya Qolbu
Simponi terhempas bersama waktu
Hilang pada bumantara belenggu
Tiada cerita keindahan
Tersimpan kehampaan!
Jiwa tertelan dalam keringat membasah
Anyir kedukaan melepas lemah
Tak ada yang membuka teratai hati
'Tlah merapuh diri kian kremasi
Tuhan...
'Tika semua luruh kebahagiaan dan cerita
'Ku hanyalah sebatang raga tanpa atma
Hilang ruh di alam semesta
Terbakar kemalangan raga; menelan masa!
Hilang ruang gerak gerik bahagia?
Tinggal kidung menari duka lara!
Kuningan, 31 Maret 2016
Agus Krisnawati INI CINTA
(karya : Agus Krisnawati)
Ragam perhiasan di dunia
Ornamen indah anugerah Sang Kuasa
Menambah rasa, tumbuhkan cinta
Andaikan ku tak pernah menyapa
Narulilah yang akan berkata
Terpana akan perhiasan berhaga
Indah, hanya menutup diri tanpa suara
Ketika menatap aku berkata
Alangkah indah ciptaan-Mu Tuhan
Hingga ku mulai percaya
Bahwa ini adalah cinta
Pandangan Pertama
Alamat E-mail :
Uka Crenata Merindumu
Ku merindukanmu
Meski terkadang gelisah dan cemburu kerap membayang
Meski jarak yang saat ini membentang
Dan waktu yang masih menjadi tanda tanya
Entah kapan
Ku sebut namamu dalam untaian doa
Yang selalu kusemogakan
Berharap kelak kan ada jawabnya
Aku berharap dan terus berharap
Hanya ada aku dan kamu dalam kisah ini
Hanya ada dua hati dalam satu cinta
Hanya aku yang menjadi dunia dalam hidupmu
Dan hanya akulah udara pengisi setiap ruang kosong dijiwamu.
Duhai kekasihku.
E-mail:
Pan Da Yeoja Senyummu Semangatku
(Dwi Prasetyani)
Kamu.. Kehadiranmu
Mengubah Pandangan diriku
Menambah semangat bagiku
Kau.. Kau datang dengan riang
Kau pancarkan sejuta harapan
Ya senyummu itu
Tlah mengalihkan kesedihanku
Kamulah semangatku
Penyulut api dalam basahku
Tetaplah kau seperti itu
Tetap pancarkan segores indah senyum manis di bibirmu
Jangan pernah kau hapuskan
Karena ku tak akan bosan
Karena ku tak sanggup kehilangan
Goresan manis pemancar keceriaan
Satu lengkungan yang tak mungkin lewat kupandang
Dialah senyummu
Pemacu semangatku
e-mail :
Haninim Lathifah Tertipu Oleh Cinta
(Hannim lathifah)
Terkutuk hatiku oleh sang Khidir
Memaknai cinta tanpa berfikir
Selalu kuanggap inilah takdir
Maka hatiku, buatnya getir
Ketika cinta buatku buta
Betapa indah semua kurasa
Semua tertata dan terbaca
Oh indahnya.,
Mengapa Kau jadikan matanya tak buta
Sehingga tak ada mata indah
Yang selalu terlintas dalam bayangku
Mengapa tertutur kata merdu
Yang membuat fikirku kian terganggu
Tuhan.,
Andai Kau tak cipta rasa cinta pada hatiku
Tak kan ada sajak semu
Dalam cerita cintaku
Sejagat maaf atas khilafku
Bukanku tak takut nerakaMu
Hanya aku makhluk yang tertipu
Hatiku tak kan henti memujaMu
Dalam setiap detak damai jantungku
Ely Novianti MENDAMBA CINTA
(Ely Novianti )
Wahai dua insan yang terpikat hati
Adakah sosok insan yang kau cinta
Apakah Tuhan-Mu tak cemburu
Melihat kau lebih mencintainya
Apakah salah aku mencintai Hamba-Nya
Sosok yang ku idam-idamkan
Hati serasa terpikat olehnya
Seolah-olah ku telah jatuh cinta
Pikiranku melayang terbang
melabuhi angan-angan cinta
Ku mendambakan cinta kepada-Mu
Menuju Cinta suci Sang Ilahi
E-mail
Amalia Anggi Trina Impian Oleh Amalia Anggi Trina
Aliran darah berguncang
Berteriak-teriak ingin keluar
Melihat indahnya sebuah senyuman
Pemuda dari negeri seberang
Yang memberi kenyamanan
Jika itu cinta
Bolehkan aku bertanya
Apakah kau mau membawa hati yang sedang terlena ?
Dalam pusaran asmara
Kehidupan romantika remaja dua anak manusia
Satu hal yang tak ku lupa
Jika kau hanyalah
Sebuah impian semata
Bangkalan, 03 Juni 2015
Fatimatuz Zahroh Jika Tidak Mengapa Iya?
(Karya: Fatimatuz Zahro)
Kau dan aku menyapa dengan bahasa mata
Berpandangan dan diam seribu bahasa
Kau dan aku menjauh tanpa kata
Mundur selangkah meraih sejumput kisah yang tertinggal nun jauh di sana
Beberapa tahun telah berlalu
Sejak ia dendangkan lagu wali (sabar sayang!..) di hadapan q
Kini ia kembali dendangkan lagu yang lebih terang seperti cahaya mentari
Lirik lagu pertama ia mintaku sabar menanti, tapi apa balasan yang aku dapati?
Ia meminang hati lain yang tampak lebih putih
Jauh ,,, setelah itu,
jatuh bangun aku melangkah di atas jalan berbatu
Aku putuskan melangkah menjauh darimu mengubur semua harapanku
Ya ... Allah apa ini ujian-Mu untukku yang belum kukuh merangkul cinta-Mu?
Jika tinta terjatuh dari ujung pena
Menjelma menjadi satu titik lingkaran hitam
Merekat erat ditengah lampiran putih cerah bagai berlian
Maka seindah apapun lampiran yang kau miliki
Tak akan mampu menandingi lirikan mata
Atas titik hitam yang engkau coba tutupi
Email:
Lia Oktafiani RINDU SENDIRIAN
(Oleh : Lia Oktafiani)
Terduduk aku sendiri, didepan monitor yang menjadi saksi rasaku padamu
Membayangkan semua hal tentangmu
Terus saja jemari ini menari mengetikkan keindahanmu
Menggambarkan bagaimana aku mencintaimu
Kau begitu indah untuk sekedar dilukiskan
Kau teramat berharga untuk dilupakan
Namun dirimu sulit untuk ku gapai bagai bintang yang bersinar terang
Aku benar mencintaimu
Mencintai tiap lekuk tubuhmu
Mencintai aroma badanmu
Dan segala hal yang ada padamu
Bagaimana sorot mata yang penuh kemisteriusan ketika menatapku
Bagaimana kusentuh pipi yang lembut itu
Aku teramat menghargai tiap detik waktuku bersamamu
Karena sulit bagiku dapatkan saat-saat kita bisa duduk berdua
tertawa akan hal yang kau anggap menyenangkan
bercerita tentang hal yang kita suka
bercanda melalui pesan singkat
semua itu selalu aku ingat
selalu aku kenang
terkenang di dalam memori hatiku
tersusun rapi di lembaran hati ini yang kusimpan khusus tentang dirimu
sayang...
andai kau dapat ku raih
dapat kumiliki
dapat kutanamkan cinta yang sudah aku simpan ini
cinta untuk dirimu
cinta yang aku rasakan sendiri
cinta yang kurasakan diam-diam
tanpa kau tau bagaimana besarnya aku mencintaimu
mencintaimu dari sudut bangku kelasku memanduang gerak-gerikmu dibalik pintu kelasku
memandang tiap langkah yang kau gerakkan
tersenyum tiap kau tertawa
bahagia tiap kau bercanda
bertanya-tanya tiap kau seketika terdiam
Aku tak pernah menyesali akan perasaan ini
Perasaan yang tumbuh dengan sendirinya
Dia datang tanpa kuminta hadirnya
Memenuhi ruang kosong dirongga hatiku
Mekar merona hati ini menyebut namamu
Merongrong merindukan kehausan wajahmu saat aku rindu
Rindu yang tak mungkin terobati
karena rindu ini hanya kupendam sendiri
Di dalam dasar lubuk hati ini
Email :
Annisa Nur Azizah KAMI PEMUDA KEMBAR
Kami adalah penari yang berjingkrak di panggung pinggiran kali
Kami adalah penyanyi yang berteriak diantara knalpot penat di siang hari
Kami adalah pemuda kembar yang masih belasan dan mencoba mengais rejeki dari kotak yang isinya akan orang beli
Maka, mau kali mau jalanan
debunya telah sangat sering kami tenggak,
bahkan baunya telah sering bersatu dengan keringat
Tak ada yang mau mencari
kecuali para adik ketika mulai merindu nasi
Tak ada yang mau menawarkan pertolongan
kecuali hanya sebatas berkata kasihan
Lalu kau pikir kami berasal dari gudang kejahatan?
Atau kau sangka kami merasa sendirian dan tak pernah mengecap romansa keremajaan?
Hai, kau salah besar.
Kami lebih duluan mengerti cinta
Kami lebih hafal manakah yang disebut keikhlasan
Sungguh, kami mendapatinya dari recehan yang telah kusam
dari lembar seribuan yang telah usang
dari mereka yang menatap dan bergerak memberi rangkulan
meski mereka tak sebanyak orang di jalanan
Mereka mengerti kami bukan kuli
bukan pengemis yang dibeli-beli
bukan juga orang yang dicari-cari polisi
Kami hanya penjual asongan, penari juga penyanyi di antara garangnya taring jalanan
Dan kami selalu ingat pada dua gadis berhijab yang melaju dalam mobil kenamaan
Mereka berbagi makanan,
alat untuk peribadatan dan buku-buku untuk bacaan
Oh Tuhan, andaikan kami tak selusuh sekarang
Hime Hyuga RASA PERTAMA karya hime/sandra . . Aku hanya dapat menyembunyikan wajah ini, Yang tersipuh malu karenamu, Tak berani menatap langsung kematamu, Apalah daya bagiku yang masih anak bawang ini, Menerimah semua pujianmu, Menerimah tatapan mata indahmu itu, Aku masilah remaja baru, Yang untuk pertama kalinya, Mendapatkan perhatian dan pujian dari lawan jenis, Dan apalah daya diriku ini, Yang untuk pertama kalinya, merasakan rasa seperti ini email:
Muhammad Rizqi A'luwi II Gejolak Cinta Para Remaja
Karya : M.Rizqi A'luwi
Heyy.. kau yang di sana
Bagai bintang yang bersinar
Manis senyummu menggoda
Membuat jiwa ini bergetar..
Heyy.. kau gadis berkerudung merah
Siapakah dirimu? Mengalihkan duniaku
Rupa wajahmu nan elok dan mempesona
Membuat daku ingin menyapa..
Pipimu merah merona
Bagaikan sedang jatuh cinta
Apakah kau merasakan apa yang kurasa?
Membuat rasa ini ternganga..
Sudah lama ku memendam rasa..
Namun kau berdiam diri saja
Kau membuat gejolak cinta di hatiku
Hanya padamu seorang
Email :
Yoga Permana Wijaya Antara Tawa dan Cita
(Oleh: Yoga P. Wijaya)
Kita ungkap bersama
Dengan senandung canda menggema
Dan berupa juang bahana
Kelindan cinta telah kita jalin mesra
Persahabatan, sebagai gelar dan nama
Seperti riak air mendidih
Bergejolak penuh kasih
Erat jejak kita mengikat
Napak tilas, masa lalu yang lekat
Ukiran kita sebagai prasasti ditiap hati sanubari
Sebagai jelmaan romansa memori,
Penuh arti...
Sukabumi, 24 Maret 2016
Yoga Permana Wijaya Aku Menunggu
(Oleh Yoga P. Wijaya)
Aku menunggu,
Layaknya sebaris pagar di tengah keramaian pasar
Layaknya secarik kertas di antara tumpukan tas
Layaknya seonggok batu di tengah badai menderu
Layaknya sebongkah karang di antara debur menerjang
Aku tetap menunggu
Menunggu sebuah pesan singkat yang kau kirimkan
Pertanda jalinan menyulam
Di tengah rindu, di antara rayu
Para lelaki yang mengagumimu
Sedangkan aku?
Hanya seorang remaja yang menatapmu dari jauh. Dan menundukan pandangan ketika kau menangkap curian mataku
Kau hanya berkedip, sembari tersenyum di tengah lalu lalang malu-malu
Tersipu, di antara sela jendela kelas dan pintu
Yang selalu,
membuka lebar-lebar hatiku
Yang berdebar-debar karenamu
Menggelar-gelar namamu
Menjalar-jalar anganku
Menawar-nawar kasihku
Aku, menunggu...
Sukabumi, 24 Maret 2016
Email:
Ungkas Abdaziz Masa remaja
(Pamungkas Birawa A)
Masa yang penuh warna-warni
Penuh gairah dan keceriaan
Saat kita bahagia berkumpul bersama teman
Menuntut ilmu dan merangkai harapan
Ingatkan akan masa itu
Masa yang akan selalu teringat
Dan selalu penuh dengan kenangan
Sudahkah masa itu
Menjadi masa yang baik
Yang kelak akan dengan bangga diceritakan
Ataukah masa itu
Menjadi masa yang kurang baik
Dan cukuplah menjadi pelajaran
Ingat selalu akan masa itu
Yang menjadi jembatan ke masa sekarang
Satu fase dalam kehidupan
Yang tentu saja penuh pelajaran
Ingat selalu akan masa itu
Masa yang paling penuh dengan kebahagiaan
Dimana harapan saling bertaut
Dalam ikatan dengan teman
Jangan lupakan masa itu
Sekali-kalipun
Tanpa masa itu
Tak kan ada masa mapan dan kesejahteraan
Masa remaja
Masa kebahagiaan dan pertemanan
(Banjar, 19 Maret)
Iyi Kodariah Tempat yang akan sangat Aku rindukan
Disana
Tepat Aku berdiri disana
Berharap akan jadi suatu awal dalam pendewasaan ini
Disana kutemukan sosok itu disana
Ia sangat terlihat jelas
Ia terlihat begitu tegar
Disana
Kulihat tawa kecil di bibirnya
Ku lihat cucuran keringat kerja kerasnya
Kulihat ada satu kerinduan dalam hatinya
Kerinduan pada seorang sosok yang sangat berarti dalam hidupnya
Disanalah
Sosok itu telah mengajariku Tentang arti kesuksesan
Disanalah
Satu tempat yang suatu hari nanti akan sangat Aku rindukan
Akan sangat Aku rindukan
Dan sangat-sangat Aku rindukan
Sekar Bumi Sejuta Cerita Masa Muda
-------------------------------
Pada hujan
Kerap kututurkan
Tentang pubertas dan kekonyolan
Tentang cinta pertama dan kepolosan
Tentang organisasi dan ambisi
Tentang secuil prestasi
Tentang keinginan kuat untuk mencoba semua
Tentang mimpi apa saja
Tentang ide gila
Sebuah perjalanan luar biasa menuju titik dewasa
Ketika nilai terbaik dan peringkat kelas menjadi prioritas utama
Ketika semangat menyala-nyala mengejar asa
Ketika semangat berkobar menjalankan rencana
Ketika semangat membara menaklukkan lawan
Ketika semangat membakar melesatkan ikhtiar
Ketika semangat memprovokasi meledakkan ambisi
Atau, ketika semangat menggebu mengejar nomor satu
lalu tetiba datang virus merah jambu yang mengganggu
Ada saja
Sejuta cerita
Mengisahkan masa remaja
Muhammad Amirudin “Kelopak Kenangan”
Oleh; Muhrodin “AM”*
Adalah engkau, duhai sang pemantik kenangan
Adakah yang lebih syahdu dari syair-syair cinta yang terpancar dari nyanyian kesetiaan?
Di netramu yang abu-abu,
Aku tenggelam, hingga lupa cara untuk berpulang
“
O, bunga yang digugurkan angin kembara
Masih adakah putik cinta untuk kusematkan di atas daun-daun surga?
Bila cahaya kutemukan di telaga mata air bianglala
Tak perlu (lagi) bahasa kata untuk menjelaskan, “Aku sedang jatuh cinta.”
PPAI, 07 Maret 2016*
Email:
Amin Sahri Pertemuan Kau dan Dia
/1/ Kau
kau dan dia bertemu kedua kalinya di kampus putih
wajahnya yang embun telah menyejukkan kalbumu
pandangan matanya membuat hatimu berbunga
kata-katanya bak senandung yang mengetuk pintu rindu
kau temukan bulan purnama di lingkar mukanya
kau genggam cahayanya, lalu kau tanam dalam dadamu
dia senyum, kau balas senyum
kau menyapa pelan, dia menyambut lembut
kau permisi, dia menyilakan
kau dan dia berkata seperlunya
bersikap santun, sewajarnya
dan sama-sama sungkan
kau temukan telaga di pipinya
kau duduk di tepinya dan memandang pelangi
yang terbentang di jilbabnya
meski ada kekaguman, kau hanya diam
menyimpan perasaan
dan menulis puisi di lembaran hati
/2/ Dia
dia dan kau bertemu kedua belas kalinya di kampus putih
dia mendapati matahari terbit dari matamu
dan menyinari mata-hatinya
dia mencium aroma bunga mawar
dari kata-katamu yang bersahaja
meski tingkahmu lugu, dia tahu kau membawa api
semangat yang menyala-nyala ada di dadamu
kau senyum, dia balas senyum
dia menyapa pelan, kau menyambut lembut
dia permisi, kau menyilakan
dia dan kau berkata seperlunya
bersikap santun, sewajarnya
dan sama-sama sungkan
dia melihat ada pantai di pipimu
dia duduk di tepinya dan memandang pesona senja
yang terbentang di topimu
meski ada ketakjuban, dia tak berucap
hanya membatin, menyimpan perasaan
dan syair-syair indah dia rapalkan dalam hati
Dewi maryam "senyum dan kerinduan" ingin ku ungkapkan rindu ini jauh tertinggal di penghujung waktu teringat seulas senyummu mghiasi indah hari hari ku menyusup relung hati membuatku rindu wajahmu selalu terbayang sorotan matamu membuatku terpaku bisu jiwaku menyentuh jiwamu rinduku bak deburan ombak dan hembusan angin di tengah lautan sungguh indah terasa syahdu bagaikan tetesan bulir bulir air mata kerinduan yg berlalu namun kini kau menghilang terbang bersama burung putih nan suci bak di telan waktu disini ku masih rasakan rindu kenangan indah bersamamu takan terlupakan kaulah yang pertama merajut asa dan kenangan itu fb./dewi.maryam.9615
Nurul I. Permasih Part II Cinta itu Bahagia
Ada cahaya terbit di kalbuku
Beningnya memancarkan bahagia
Ah... Indahnya
Bagai jus melon yang menemani dahaga
Menyegarkan dan menyenangkan
Tapi sekali waktu...
Cahaya redup dan terbuang
Perih ulu hati
Banjir air asin
Kenapa harus cinta dia?
Bahagia dan duka menjadi bersama
Padahal Al-Waduud berjanji!!!
CINTA itu BAHAGIA
Sekarang aku tahu,
Segar jus melon bukan karena dia
Tapi dari-Nya
Sekarang aku tahu,
cinta dia fana
Tapi cinta-Nya abadi selamanya
Di lubuk hati terdalam
Semua mengamini firman-Nya
CINTA itu BAHAGIA
9 Maret 2016 #UQ
081323279634
Diki Wahyudi Sang Belia
Oleh : Diki Wahyudi
Semilir angin berhembus terbangkan asa
Sabda - sabda syahdu memujinya
Sesosok belia miliki jejak jasa
Sorakkan cita yang dipunya
Kala lainnya asyik puja asmara
Ia melangkah renggut sang juara
Kelakar hina menyusup sukma Isak sendupun tiada menggema
Minim hura dan lengang foya
Usaikan sarjana hasrat jiwa
Dini raga menjelma pelita semesta
Angan diripun telah tercipta
Dialah sang belia Penerang dunia kala muda
Kini duka terasa suka Jutaan cinta menyatu hidupnya
~ Yang udah baca puisi ini, jangan lupa like yah!
Aris Rahman Yusuf Aris Rahman Yusuf
Surat
Tak henti menari
Jari-jari di atas kertas
Meliukkan abjad-abjad kerinduan
Melepaskan bayang pujaan
Semut-semut di meja ikut hikmat
Terdiam berbaris menyaksikan
Rindu dua sejoli yang malu-malu
Menyatakan rasa
Selembar surat usai tertulis
Esok akankah sampai
Sedang mereka malu
Pada segala yang lekat di dada
Surat diterbangkan
Terbuang
Melesat bersama doa-doa
Jika berjodoh
Dua nama bertemu
Di langit
Mojokerto, 31 Maret 2016
(
Mulia Ahmad Elkazama MENGEJAR CINTA
Oleh: Mulia Ahmad Elkazama
Jinak-jinak merpati
Saat kudekati dirimu
Seolah tak peduli
Padahal mataku matamu beradu
Lukis rasa
Riang suasana hati
Di meja kantin; berhadapan
Bagi cerita pun tawa
Semburat merah muda kian nyala
Terangnya
Keringat dingin mencair
Kumis ayahmu terlihat sangar
Sedangkan di balik tabir
Kau tersenyum liar
Padahal jantungku terbakar
Bunga merekah di atas kepala
Saat cintaku kau sambut manja
Serasa dunia milik berdua
Aku dan kamu
Dalam mahligai kinasih-Nya
Mojokerto, 31 Maret 2016
(
Purnama Terbelah Oleh: Nurva An-Naura Nanar menghujam Pahit manis kehidupan Dingin menyayat Malam melukik erat Pilu kering air mata Tak serupa jiwa memudar Tak seperti bintang pada malam Tak sama pada purnama langit Purnama terbelah Sisakan secercah cahaya esok Tunggu mentari merias diri Hanya sisa untuk bidak kecil Bisa kau bawa lari Purnama terbelah Di ujung mata dalam untai sajak Sisakan secercah cahaya esok Untuknya, Bidak dan kemalangan Bojonegoro, 31 Maret 2016
Nurva
Purnama Terbelah Oleh: Nur
Gerak gerik mata remaja
Zacky El zAm
benar saja sudut pandangmu tak pernah melengo
Kau pelototi usia muda kaum hawa
Meski kau kerutkan kelopakmu
Tetap saja bintik hitam retinamu terlihat
Penuh gairah kau saksikan lawan jenis
penuh fikiranmu nafsu manis
Bincang halus kau lemparkan
"Aku ingin menyentuhmu dengan hatiku"
Gerak gerik mata remaja
Tanpa gelisah memandang kondisi politik
Sejuk sayu menodong uang jajan
Hanya percintaan mungkin
Atau permainan anak anak
Kau lebihkan untuk hidupmu
Gerak gerik mata remaja
fokus sejenak di alam bahagia
Lupakan cita
Ambilah cinta
CAHAYA CINTA
Ada sesuatu yang tak bisa aku rasa
Tapi entah rasa apa itu
Semua tubuhku seolah menjadi bergetar
Dan hatiku ikut berdebar kencang
Perlahan aku tutup mata ini
Kurasakan kenyataan yang sebenarnya
Seketika hatiku membawa pada satu titik cahaya terang
Sedikit demi sedikit aku mulai menggapainya
Kunikmati dan kuresapi untuk mulai menggegamnya
Itulah cinta…
Sebuah cahaya yang dating bersama hati
Ingin kudekap cintamu untuk kumuliki
Kemarilah sayang
Aku disini menunggu cintamu
Cindy Natasya
Purnama Terbelah
Oleh: Nurva An-Naura
Nanar menghujam
Pahit manis kehidupan
Dingin menyayat
Malam melukik erat
Pilu kering air mata
Tak serupa jiwa memudar
Tak seperti bintang pada malam
Tak sama pada purnama langit
Purnama terbelah
Sisakan secercah cahaya esok
Tunggu mentari merias diri
Hanya sisa untuk bidak kecil
Bisa kau bawa lari
Purnama terbelah
Di ujung mata dalam untai sajak
Sisakan secercah cahaya esok
Untuknya,
Bidak dan kemalangan
Bojonegoro, 31 Maret 2016
Nurva Ieqfm
Nurva
Purnama Terbelah
Oleh: Nurva An-Naura
Nanar menghujam
Pahit manis kehidupan
Dingin menyayat
Malam melukik erat
Pilu kering air mata
Tak serupa jiwa memudar
Tak seperti bintang pada malam
Tak sama pada purnama langit
Purnama terbelah
Sisakan secercah cahaya esok
Tunggu mentari merias diri
Hanya sisa untuk bidak kecil
Bisa kau bawa lari
Purnama terbelah
Di ujung mata dalam untai sajak
Sisakan secercah cahaya esok
Untuknya,
Bidak dan kemalangan
Bojonegoro, 31 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Adakah anda sedang mencari pinjaman perniagaan? pinjaman peribadi, pinjaman rumah, pinjaman kereta, pinjaman pelajar, pinjaman penyatuan hutang, pinjaman tanpa cagaran, modal teroka, dan lain-lain .. Atau adakah anda telah ditolak pinjaman oleh bank atau institusi kewangan untuk apa-apa sebab. Kami adalah pemberi pinjaman swasta, pinjaman kepada perniagaan dan individu dalam kadar faedah yang rendah dan berpatutan kadar faedah 2%. jika Berminat? Hubungi kami hari ini di (fredrickpetersonloan@gmail.com) dan mendapat pinjaman anda hari ini
BalasHapusRegards,
Fredrick Peterson pasukan pelaburan
Apakah Anda seorang pengusaha atau wanita? Apakah Anda dalam stres keuangan? Anda perlu Uang untuk memulai bisnis Anda sendiri? Apakah Anda memiliki pendapatan rendah dan merasa sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank lokal dan lembaga keuangan lainnya? Jawabannya ada di sini, Christiana Anderson Badan Kredit adalah jawabannya. Kami menawarkan;
BalasHapusa) pinjaman pribadi, ekspansi bisnis.
b) Business Start-up dan pendidikan.
c) konsolidasi utang.
d) pinjaman Keras Uang.
Namun, metode kami menawarkan kemungkinan untuk menunjukkan jumlah pinjaman yang dibutuhkan dan juga durasi Anda mampu untuk menyelesaikan pembayaran pinjaman dengan tingkat bunga 2%. Ini memberi Anda kesempatan nyata untuk mengumpulkan uang yang Anda butuhkan. Kandidat yang tertarik harus menghubungi kami melalui: ramzanhelp31@gmail.com
PELUANG LOAN !!!
BalasHapusApakah Anda mencari pemberi pinjaman swasta? Apakah Anda membutuhkan pinjaman segera? Apakah kamu memiliki kredit buruk? Apakah bank anda gagal? Saya dapat membantu Anda mengamankan pinjaman. Tidak ada jaminan yang dibutuhkan.
Saya adalah investor swasta yang mengkhususkan diri dalam menyediakan semua jenis dana investasi, termasuk reksa dana, pinjaman pribadi, pinjaman usaha, pinjaman real estat, pinjaman kombinasi, pinjaman konsolidasi, pinjaman komersial dan banyak lagi.
Bebas scam dan legit
Tidak ada permainan, bisnis saja
Jumlah Pinjaman: Minimal $ 1.000 sampai jumlah pinjaman maksimum $ 5.000.000,00
Suku bunga pinjaman: 2%
Area pinjaman: seluruh dunia
Durasi maksimal: sampai 20 tahun
Tidak ada penalti prabayar
Pendanaan segera setelah dokumentasi dan persetujuan yang tepat.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami melalui pesan melalui email pribadi kami di theresaloancompany@gmail.com
PELUANG LOAN !!!
BalasHapusApakah Anda mencari pemberi pinjaman swasta? Apakah Anda membutuhkan pinjaman segera? Apakah kamu memiliki kredit buruk? Apakah bank anda gagal? Saya dapat membantu Anda mengamankan pinjaman. Tidak ada jaminan yang dibutuhkan.
Saya adalah investor swasta yang mengkhususkan diri dalam menyediakan semua jenis dana investasi, termasuk reksa dana, pinjaman pribadi, pinjaman usaha, pinjaman real estat, pinjaman kombinasi, pinjaman konsolidasi, pinjaman komersial dan banyak lagi.
Bebas scam dan legit
Tidak ada permainan, bisnis saja
Jumlah Pinjaman: Minimal $ 1.000 sampai jumlah pinjaman maksimum $ 5.000.000,00
Suku bunga pinjaman: 2%
Area pinjaman: seluruh dunia
Durasi maksimal: sampai 20 tahun
Tidak ada penalti prabayar
Pendanaan segera setelah dokumentasi dan persetujuan yang tepat.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami melalui pesan melalui email pribadi kami di theresaloancompany@gmail.com
Halo, nama saya Yusi Retnowati dari Indonesia, tolong saya sarankan semua orang di sini harus sangat berhati-hati, karena ada begitu banyak kreditur pinjaman palsu di internet, tapi mereka masih yang asli di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah scammed oleh 8 kreditur pinjaman yang berbeda, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang karena berhutang.
BalasHapusSaya hampir menyerah sampai saya meminta saran dari seorang teman yang mengenalkan saya pada pemberi pinjaman awal dan perusahaan yang sangat andal yaitu Karen Mark Financial Loan Company yang mendapat pinjaman saya sebesar 500 juta rupiah di Indonesia (lima ratus juta rupiah di Indonesia) kurang dari 24 jam Tanpa tekanan atau tekanan pada tingkat bunga rendah 2%. Saya sangat terkejut saat memeriksa rekening bank saya dan menemukan jumlah pinjaman yang saya minta telah ditransfer ke rekening bank saya tanpa ada penundaan atau kekecewaan, jadi saya berjanji akan membagikan kabar baik tersebut sehingga orang dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa tekanan dari Ibu Karen Mark
Saya ingin Anda mempercayai Ibu Karen Mark dengan sepenuh hati karena dia sangat membantu dalam hidup saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi perusahaan melalui email: (karenmarkfinancialloancompany@gmail.com)
Anda juga bisa menghubungi saya melalui email saya, jika Anda merasa sulit mengajukan pinjaman dari perusahaan. (Yusiretnowati010@gmail.com). Tuhan tolong dan hati-hati
SITUS KAMI: WWW . GARNETQQ .
BalasHapusCOM
BONUS SETIAP HARI :0.5% TO SETIAP
HARI JAM 12 PEMBAGIAN BONUS
NYA+referall 0.2% setiap udang teman
bermain tambah 0.2%+++
-CARA MASUK WEB
KE WWW . SMSQQ . COM LALU
MASUK DALAM PERMAIN
ATAU
LINK ALTERNATIVE ; garnetqq.com
silahkan di coba bosq :)
-CARA DAFTAR NEW MEMBER;
Nama :
No Telp :
Nama Bank :
Nama Rekening :
Nomor Rekening :
Email :
User Name :
Password :
-CONTOH DAFTAR
NAMA :SANTI WINATA
NO TLEPON : +85577773548
NAMA BANK : SANTI WINATA
NAMA REKENING: SANTI WINATA
NO REKENING : 123 456 777 912
EMAIL :SANTI
WINATA888@GMAIL.COM
USER NAME :SANTI WINATA45
PASSWORD :12314aaaa
-CARA DAFTAR CONTOH ;
NAMA; ASLINYA
NO TLP YG ASLI
NAMA BANK BLM DAFTAR
PERMAINAN KITA;
NAMA REKENING YG BENAR DI BUKU
BANK YG BELUM DAFTAR
PERMAINAN KAMI
NOMOR REKENING YG BELUM
DAFTAR PERMAINAN KAMI
EMAIL LENGKAP DAN YG BELUM
PERNAH DI DAFTARKAN PERMAINAN
KAMI
USER NAME YG BENAR DAFTAR
WARNA HIJAU
PASWORD HARUS BENAR
CHAND PASWORD PASWORD HARUS
SAMA
-CONTOH KESALAHAN MEMBER
SUSAH DAFTAR ;
1.SEASON EXPAYER=DAFTAR HARUS
CEPAT
2. KODE VALIDASI=KODE SALAH
NOMOR ULANG KEMBALI , KETIKNYA
RESET KEMBALI
MASUK KODENYA
3. REKENING SUDAH
TERDAFTAR=CARA DAFTAR REKING
YG BELUM DAFTAR PERMAIN
SITUS KAMI
-CARA DEPO/STOR DANA ;
MASUK WWW . SMSQQ . COM
PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS
KIRI NAMANYA
STOR DANA
LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU
KALAU BISA NO MINAL UNIK YAH
BOSKU
CONTOHNYA : 50123 ISI FORM NYA
50123 JUGA YAH BOSKU BIAR BANK
ERROR BIAR
CEPET DI PROSES YAH BOSKU PAKE
NOMINAL UNIK SEPERTI ITU YAH
BOSKU^^
KALAU BANK ADA GANGGUAN
MINTA BUKTI TRASFER BIAR CEPAT
DI PROSES DEPO
MASUK YA BOSKU^^
-CARA WD /TARIK DANA ;
MASUK WWW . SMSQQ . COM
PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS
KANAN NAMANYA
TARIK DANA
LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU
DI TARIK CONTOHNYA : DANA YANG
DI TARIK
JADWAL BANK OFF LINE;
MANDIRI ; SENIN -JUMAT ; 22.45-
04.00 WIB
SABTU ;23.00-06.00 WIB
MINGGU ;23.00-05.00 WIB
DANAMON; SENIN-MINGGU TIDAK
ADA OFFLINE
BRI ; SENIN- MINGGU 22.20-04.30
WIB
BNI ; SENIN- MINGGU TIDAK ADA
OFFLINE
BCA ; SENIN-JUMAT ; 21.00-01.00 WIB
SABTU ; 22.00-23.15 WIB
- CARA REFERAL ;
silahkan bosq login terlebih dahulu di
akun nya bosq yha ..
setelah itu bosq bisa klik menu
Referensi yang ada di dalam akun nya
bosq yah ..
Lalu jika sudah di Klik akan muncul
Kode Refferal Anda ( Silahkan bosq isi
sesuai dan
seunik mungkin untuk nama refferal
nya yha bosq )